Part 24

2.2K 69 11
                                    

Masih sama Rafi ya he he

Rafi pov

" Waduuh ada yang nelpon nih, hemm dari Azkia". Kata Syarif.
Hati ku tenang ya harus sabar, dingin- dingin aja gak boleh panas, aku harus menenangkan gemuruh hati ini.

" Ya Hallo,,, ". Draattt habis baterai hpnya syarif.

" Kenapa kok putus". Kataku , padahal uhhh senengnya ga bisa dong kamu seenaknya ngomong sama hariim aku.

" Habis baterai,,Fi". Katanya

" Pake hp aku aja nih". Aku langsung meminjamkan.

" Tapi kayanya kamu aja yang ngomong, aku mau kebelet ke toilet dulu". Dia langsung pergi yes, selamat deh my habibatiii cuma aku lah yang berhak dengar celotehnya suaranya manjanya.

" Heemm belum diangkat apa dia sengaja, gak bukan Rafi namanya klo bukan bisa naklukin istri sendiri,,, ya Allah plise tolong aku lagi kangen sama dia." Gumam ku sendiri.

" Fii, dah diangkat ?" tanya Syarif.

" Belum Rif sabar ya! Teriakku.

Azkia pov

Melihat nama panggilan kali ini Ka Rafi.

" Mau apa dia,, akukan perlunya sama ka Syarif kasihan dia, biarin ah gak usah diangkat paling- paling mau ngerayu aku" Baiknya kutinggalkan dengan muthalaah Fathul Qarib.

Setelah lama berdering- dering, gak ku toleh sama sekali, dan ini yang ketiga kali.

" Ihhh ini sih ga ngerti klo orang lagi terggangu, tapi tunggu ini kan nomer ka Syarif." Langsung kuterima deh

" Assalamualaikum ka Syarif,, gimana keadaannya udah baikan".

" Masih berani ucap salam sama ya, apa gak pernah baca Fathul Mu' in juz Empat: dilarang ngucap salam yang bukan muhrim yang masih punya syahwat" lho kok suaranya lain sih

" Lho ini beneran ka Syarif kan kok suaranya berubah gini, bukan jelmaan kan".

" Masih berani ngatain aku jelmaan, enak aja kamu aja yang ga peka".

" Ini siapa sih,? Kok suaranya beda".

" Heh kamu itu klo lagi nelpon jangan lembut- lembut ya suara nanti bikin orang tergoda tahu".

" Ini siapa sih" Kali ini aku tegas hampir mirip orang mau marah.

" Ini suamimu sayang". Aje gilee kali ini dia yang bicara lembut, bukannya aku seneng malah bikin aku mati kutu.

" Haaah ka Rafi kok bisa, kakak yang nelpon emang kakak ada dimana sih? Ini kenapa nomernya ka Syarif, kehabisan pulsa ya"

" Lho, kamu jadi kasar lagi ngomongnya ini kan suamimu harus lembut dong sama suami". Waduh ka Rafi ini emang- emang ga bisa dikalahkan ada aja akalnya

" Ok maaf kak, kenapa kakak pakai no ini, kemana sih hp kakak yang mahal itu". Usaha deh lembut, usaha kayak ngomong terpaksa.

" Ini masih kakak pakai, kamu heran ya kenapa kakak pakai no ini padahal baterai hpnya syarif habis."

" Iya kenapa? Aku bingung.

" Mudah aja , tinggal pasang kartunya syarif ke Hp aku". Haah iya nyerah deh.

" Sekarang kamu mau apa nelpon- nelpon Syarif".

" Ya kasihan aja diakan jatuh, dari kursi klo gak di urut bisa keseleo". Jujurkan aku, perjanjian harus jujur, terdiam dia kayaknya dah kutebak pasti cemburu.

love pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang