" Jadi bagaimana ceritanya kalian menjadi ponakan aku masih tidak mangerti dan sempat pingsan hingga rubuh tak sadarkan diri".
" Emm begitu ya Az,,, tak kusangka,,,,," Ka Lili makin terperanjat.
" Betul Li kupikir dia sudah tahu tentang hubungan kita liat sampai nyasar nih jarum pentol di hijabnya menusuk kejidat." Ka Rafi sedikit emosi.
" Begini Azkia,, baiklah aku ceritakan hubungan aku dengan Ka Rafi itu ponakan ceritanya begini.
" Ibuku dengan Ka Rafi sama ka Fadhil itu bersaudara lalu ayahnya Ka Zahra menikah dengan ibuku, kamu ingatkan kami dan ka Zahra itu asli saudara tiri bukan seayah atau seibu, dan Ka Zahra nikah sama ka Fadhil begitulah Azkia, artinya ka Rafi dan ka Fadhil itu paman aku cuman usianya saja lebih muda an mereka 2 tahun".
Haaaah aduuuh kenapa aku yang terlalu sho' udzun disini, padahal aku kenal baik ka Zahra bagaimana orangnya ga mungkinlah dia ngalakuin hal bodoh begitu padahal aku tahu bagaimana sifat ka Zahra selama ini.
" Ya aku juga sangat-sangat minta maaf tidak pernah cerita sebelumnya kekamu karena kalau dipondok kita ada yang tau aku ponakan Rafi bisa jadi banyak yang nanya- nanya soal Rafi sama aku soalnya dari dulu dipondok kita banyak sekali yang fans sama dia nantikan aku sendiri yang report ngurusin pekerjaan yang ga penting itu, akukan pingennya mereka pada konsentrasi masalah pelajaran saja." terang ka Lily
" Iya aku juga minta maaf ka sempat Sho' udzun" Aku merasa malu jadinya.
" Hemmm ya ga papa, cuman kayaknya kamu sangat mencintai Rafi ya he he" . Ka Zahra malah menggodaku.
" Iiih kakak ini". Jawabku gregetan andaikan ga sakit sudah timpuk pake bantal ini.
" Iya Li dia emang sudah cinta berat sama aku, kamu jangan cemburu ya". Ka Rafi mengebuli ka Zahra.
" Idiiiiih paman siapa yang cemburu haram tau bagi aku ". Balas Ka Zahra sambil mencubit pipi ka Rafi, gemes.
" He hi hi hi lucu banget kalian apalagi ka Zahra, gak kusangka bisa juga bercanda sama cowok ganteng, gimana ya kalau dia udah punya suami hi hi hi". Aku geli ketawa sedikit
" Dia emang begitu klo sama kita- kita apalagi sama ka Fadhil manjanya luar biasa kita mau carikan suami malah ga mau aneh, kan enak ghitu aku sama Ka Fadhil ga digangguin terus sama dia".
" Wah kamu jahat deh fi,,, awas nanti aku bilangin sama om Bray". Balas ka Zahra
" Om Bray siapa lagi tu?" Tanyaku
" Itu ka Fadhil ,biasalah ka Fadhil yang suka belain dia klo lagi bertengkar sama aku, tapi untuk urusan minta uang dia suka ngerayu aku." Ka Rafi suka sekali bikin Ka Lily gregetan.
" Om Rafi ini.... Sudah- sudah, jangan didengerin ya Az... " Ka Lily malu amat mukanya, baru kali ini aku melihat dia kalah biasanya kan suka menang klo debat sama aku.
" Kalian ini lucu amat he he kaya anak kecil timpal ku".
" Sudah bisa ketawa kamu sayang". Ka Rafi mengelus kepalaku dan seraya mau mencium dahiku.
" Ku mau keluar dulu ya, haus mau beli minum". Ka Lily keluar mungkin dia haus, atau bisa jadi dia tidak mau mengganggu kami.
Lily pov
" Hemmm enaknya ya mereka bercandaan begitu, aku sih gak mungkin begitu terus sama Om Rafi dan Om Bray mereka dah punya kesenangan sama orang- orang yang dia sayangi, rasanya pingen deh aku kaya mereka tapiii ah sudahlah cita- cita aku kan masih panjang gak mau nikah dulu, sebelum pulang dari Tarim". Gumamku sambil berjalan
Ada panggilan masuk ke ponsel aku.
" Ya Hallo Assalamualaikum"
" Emm ini no Ustadzah Lily ya". Waduh cowok pastinya dia sangat ngerti agama salamku aja gak dijawab, harus tegas juga nih klo ngomong ama cowok ini.