Part 28

1.6K 66 21
                                    

Buat My hubby1603, dwipovm, qatrun nada, Rania Edby, anynda, chaya

Azkia pov

Selesai makan ku bereskan semuanya dan segera kucuci, ka Rafi kembali kekamarnya gak tau juga dia mau ngapain mungkin mau mengulang pelajaran.

Oh iya aku baru ingat bahwa haidku sudah berhenti nda keluar- keluar lagi sejak malam tadi, harus mandi suci nih, namun rasanya nanti- nanti besok-besok aku bakal menjalaninya dengan rasa gugup ah gak usah kuceritain sekarang bagaimana perasaanku yang jelas kalian pasti taulah apa isi hatiku sekarang, dan yang lebih jelas lagi aku sudah merasakan benih- benih cinta mulai tumbuh dihati ini sama ka Rafi.

Saat menyusun piring di rak, seketika itu juga ka Rafi mau keluar, mengajar siap baju koko putih dan sarung warna abu- abu dengan mendekap kitab ditangan.

" My habibatii kaka pergi dulu ya". Seulas senyum dia tampilkan, aku mendekat ingin bersalaman kedia dengan penuh ta' dzim dia menerima tanganku.

" Azkia aku mau ngajar dulu, maaf ya dah bikin kamu naik darah semalam, tapi ternyata asyik juga kamu bisa jadi bahan bualan , sekaligus jadi gulingku he he". Dia mulai lagi, aku yang asalnya senyum jadi gregetan.

" Aku panggil kaka aja ya biar enak, terus ini mau ngajar ceritanya?".

"Iya lah kan jadwalnya ngajarku tafsir hari ni kan?" Dia memperbaiki pecinya.

" Wah kayaknya kaka harus punya pelindung biar wajah kaka itu aman dari mata keranjangnya santri wati disana." Saranku.

" Iya aku faham kadar cemburu kamu itu, melebihi seeatus delapan puluh derajat". Dia memperbaiki kaca matanya.

" Iyaaalh kan ka Rafi dah berhasil buat aku cinta dan sekarang poko' nya kaka harus ngajaga cintanya aku, klo tidak mau melayang oke.". Aku mendelik.

" Tenang saja buat kamu yang tersayang pa yang tidak, jadinya sekarang aku harus gimana nih"? Aku mulai mikir.

" Tunggu bentar aku, kekantor dulu". Kutinggalkan dia sebagai solusinya pokoknya aula yang luas itu harus kukasih dinding dan ini tak mungkin kukerjakan pastinya haru minta bantuan santri wati saja.

"Alya !!! " Seruku langsung dengan anak kelas 3 yang kini lewat.

" Dia tampak senyum- senyum". Pasti gara- gara tau aku sama ka eh abang Rafi, ah biarin.

" Alya minta tolong ya, tolong bilangin ya sama santri yang dah ngumpul di aula sana pasang dinding ya". Perintahku.

" Baik ustadzah". Dia segera memberitahu yang lain.

Saat ini sebaiknya mandi segera, uuh biar segar, tapi sepertinya ada yang ketinggalan deh ditempat abang, apa ya? Oh ya ya hp ku. Saat mo keluar dari pagar pembatas, ada sesuatu yang buat aku sangat terkejut sekaligus panas luar biasa padahal ini masih pagi. Kalian mau tau Ka Lily lagi ngomong berduaan didepanku, dan sangat serius sekali, dgn ka Lily.

Langsung kusamperin aja.

" Ka ni ada pa"? Tanyaku ketus tingkat gunung Himalaya.

" Eh Azkia". Hemm ka Lily yang nyahut emang aku nanyain situ apa.

"Azkia kamu mau kemana sih".? Tanyanya

" Iya mau ketempat kaka lah ngambil hp aku ketinggalan". Jwabku.

" Ooo ya sudah aku masuk dulu ya" Ka Lily langsung menjauh.

" Kaka ada urusan apaan sih sama ka Lily, ?" tanyaku jangan ditanya lagi hati ku dah pastinya mendidih.

" Emmm ini masalah keluarga ko, gak ada hubungannya juga sama kamu, sebab ini Lily minta rahasiakan ,dah telat nih aku pergi dulu." Katanya meninggalkan senyum dan sentuhan serta kecupan lembut didahiku membuat beberapa santriwati jadi terperangah melihat kami.
Saat ini aku sudah berada didalam kamar ka Rafi

Perasaaanku masih tidak bisa dinormalkan ada tanda tanya besar dihati ini, apa sih sebenarnya hubungan ka Lily dengan ka Rafi apa saudara, saudara datang darimana, ka Lily cuma punya saudara tiri satu aja yakni ka Zahra. Apa jangan ka Rafi punya istri selain aku, oh no no gak boleh ada yang laiin selain aku, tapi biasanyakan ka Lily anti sama cowok, tapi ada hubungan apa sih mereka.

Saat ini hp milik ka Rafi bunyi dan yang paling buat aku terkejut sekali tanpa sengaja tangan ku meraih hp samsung duos yang walpapernya foto ka Rafi lagi bergandengan dengan ka Lily. Tanpa sengaja hand phone terlempar entah kemana

Badanku bergetar hebat, mataku panas serasa menangis jadi ini, ini sebenarnya, kenapa? Kenapa? Ka rafi bisa bermain dibelakang aku apalagi dengan teman aku sendiri.

Tak bisa dilukiskan lagi hancurnya hatiku dan aku cuma bisa menangis tersedu- sedu disudut lemari dan saat ini kurasakan semua gelap, segelap hatiku tak sadar lagi.

Syarif pov

" Kemana sih Rafi telpon gak diangkat- diangkat " Syarif gelisah.
" Mana jam kedua dah dekat?, aku belum faham lagi masalah bab khuf ini". Gumamnya sendiri. Padahal tadi- tadi aku mau tanya makanya naik keatas , tapi malah yang kusaksikan kemesraan dua orang suami istri yang diam- diam telah menikah dengan orang yang kucintai pula.

Makanya aku langsung menenangkan diri kerumah Abi minta nasehat sama beliau. Baiklah aku rela kok mungkin dia bukan jodohku, tapi kesedihan ku berkurang sedikit ummi sudah bisa berbicara, beliau juga minta maaf sebelumnya tidak sempat mengabari aku.

Tapi !!! Masalahnya dekat bel,,, tiga baris kalimat didalam kitab ini belum ku pahami betul- betul, aku memang harus ketempat dia sekarang. Saat aku berjalan menuju lantai atas, sunyi mana Rafinya, pintu kamar terbuka kebiasaan Rafi kalo ada dia selalu terbuka pintu kamarnya.

" Rafi..... Rafi....... " Panggilku tak ada sahutan.

" Rafi,,,, Fi,,,,,". !!! Seruku agak nyaring, masih diluar kamar, aku kan gak mau lansung nyelonong masuk

" Lho kok gak diangkat sih". Saat ku miscall nomernya aktif dan kedengeran jelas nada deringnya itu nyangkut ketelingaku.

Gak mungkin dong Rafi gak bawa hp bila dia lagi jalan, jangan- jangan dia mau bercanda, aku juga kenal Rafi memang lebih suka bercanda dengan aku ketimbang kakaknya.

" Fi,,,, fi,,,, jangan bercanda dong ,,,". Seruku sambil tersenyum.

" Mau ngerjain aku, hemm oke aku akan cari kamu sekarang juga". Mulai di balik pintu, kamar eh gak ada. Disamping lemari, dan ketika aku sapu seluruh pandanganku, dan ternyata aku menemukan Azkia yang tergeletak jidatnyanya berdarah.

" Astagfirullah Azkiaaaa" . Aku terlonjak dan refleks, ini refleks tanpa sadar ku sentuh urat nadinya masih bergerak.

" Ya Rabb kenapa ini terjadi,,,, kemana sih Rafi katanya jadi suami gak bertanggung jawab amat sih jadi suami.

" Azkiaaa kenapa kau". Kini Rafi muncul di dekat pintu dan meminggirkan tubuhku.

" Kamu apain sih Azkia sampe pingsan begini". Omelku.

" Kamu kenapa juga berani masuk kamar Aku". Tanyanya sambil menggedong Azkia ke kasur.

" Afwan Fi, tadi aku tak sengaja masuk kamar kamu, kupikir kamu mau main petak umpet sama aju." Jawabku sambil panik.

Tak banyak omong kini ia langsung membawa Azkia kemobil tak tau mau kemana.

Tbc
Ha ha ha mau update lagi nih,, sekarang lagi nyantai sebentar mumpung ada ide buuat ngelanjuutiin

Maaf ini pendek, nant aku panjangin koko

Vomment nya ya para readers

love pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang