Terlihat kedua anak kembar sedang tertidur memeluk satu sama lain menyalurkan kehangatan.
Entah mengapa Osamu ingin tidur dengan Atsumu, persetan dengan tertular Osamu ingin memeluk Atsumu hari ini.
Si pirang mengedipkan matanya kala cahaya pagi hari menembus sela sela cendela.
Matanya menatap Osamu yang masih berada di alam mimpi, perlahan dia bangun tanpa mengeluarkan suara sama sekali.
Hari ini dia harus sekolah walaupun sakit setidaknya dia tak melewatkan ujian hari ini.
"Samu?" Atsumu menggoyangkan tubuh Osamu perlahan lahan sampai dia terbangun.
"Ha?, Jam berapa sekarang?" Tanya Osamu mengusap matanya sambil menguap.
"Masih jam 06.02 tapi kita harus bersiap agar tidak terlambat" Osamu mengangguk.
"Tunggu bukankah kau sakit Tsumu?, Kenapa tidak istirahat dirumah saja?" Atsumu menggeleng.
"Aku akan mendapat nilai buruk nanti Samu" ucapnya seraya tersenyum lembut.
"Kau ini memang keras kepala, baiklah aku akan mandi terlebih dahulu" kata Osamu dibalas anggukan Atsumu, Osamu melangkah pergi ke kamar mandi sedangkan Atsumu menunggu sambil membaca buku.
Ceklek.
"Kau sudah bangun?, Segera pergi ke gudang." Siksaan pagi hari huh?, Atsumu mengangguk mengembalikan buku kemudian ikut sang bunda ke gudang.
[••]
"Apa yang kau perbuat?" Atsumu menggeleng, dia menunduk dan kemarin dia juga tak melakukan apa apa.
"Kau tau kemarin Osamu terpleset dan jatuh di kamar mandi karena dia mengkhawatirkan anak sepertimu?" !!, Tunggu jadi yang dipakai Osamu kemarin malam adalah perban?, Sial Atsumu tak mengetahuinya.
"Kau harus dihukum dan merasakan sakit yang dirasakan Osamu." Ayah Miya mengangkat tongkat besi yang selalu dipakainya, Atsumu tidak banyak berbicara ataupun protes karena dia mengetahui kalau ini semua karena dirinya.
TAK!
Hanya satu pukulan, namun berhasil membuat kepala Atsumu penuh dengan cairan merah kental.
"Obati itu semua, nanti malam kau harus belajar." Atsumu mengangguk patuh kepalanya pusing, padahal luka kemarin belum sembuh sama sekali, dan ini sudah ditambah lagi.
Astaga apakah dia nanti bisa menutupi perban yang melilit kepalanya?, Surainya tidak setebal itu.
Setelah orang tuanya keluar dari gudang barulah dia terjatuh, badannya lemas dan panas. Dia ingin sekali muntah.
Walaupun dengan keadaan tubuh yang seperti itu dia tetap membersihkan gudang dan sisa sisa darahnya tadi, selesai dia segera kembali ke kamar dengan handuk yang menutupi kepalanya agar Osamu tidak curiga.
"Akh.. perih... Uh!, Ayolah Atsumu kau kuat!!" Atsumu tersenyum bangga, yah... Dia memang kuat.
"Oh Tsum?, Cepatlah mandi" Osamu keluar dari kamar mandi, Atsumu tersenyum dia langsung berlari ke kamar mandi.
"Uhh... Perutku terasa mual.." rintih Atsumu dikamar mandi, perutnya terasa seperti diaduk habis habisan membuatnya ingin segera memuntahkan isi perutnya.
"Uh... Hmmphh!" Tangannya yang gemetar bertumpu pada wastafel, Atsumu memuntahkan semua isi perutnya, ya.. walau dia hanya memakan bubur kemarin.
Setelah mengeluarkan semua isi perutnya, tubuh Atsumu terasa lebih ringan namun juga lemas, dia segera mandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/314805816-288-k390717.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih baik-(Miya Twins)
Short StoryMengapa dunia begitu kejam padanya, seakan tidak puas dengan pencapaian yang dia gapai selama ini. Apakah tidak cukup?, Dia sudah berusaha menjadi yang terbaik dengan cara apapun. Namun semua hal itu terasa sia sia, tak ada perubahan dalam hidupnya...