Note: Jujur aku gak paham gmn biar caraku menyajikan chap ini nyampe ke klian, intinya:
1. yg di dalem kurung kotak itu keterangan nama pemeran dan buat sterusnya adlh keterangan adegan si pemeran lg ngapain.
2. yg di dalem kurung kotak itu gk ada di narasi tp lgsung gesturnya pemeran, ibaratnya klian lg nonton drama nah yg di kurung kotak itu adegan si pemeran lg ngapain.
3. trus antara teks pov (name) dan drama dipisah pake titik tiga pnjang ke bawah.
4. oks, slamat mmbaca dik....
~~~
"Berdirinya saya di sini adalah untuk membuka sekaligus menceritakan tentang sebuah kisah berjudul Lurah," kata Asep selaku narator kita.
.
.
.
Alkisah di sebuah desa yang biasa-biasa aja, Desa Karsun namanya. Penduduknya makmur oke punya, tapi kalau dilihat-lihat lagi nggak juga sebenarnya. Di desa hidup pula seorang lurah yang kekayaannya tiga level di atas warga-warganya. Ya, intinya kaya lah. Walau sebenarnya bukan hal yang asing kalau pamong-pamong desa adalah segelintir orang yang lebih berpunya ketimbang warga biasa, tapi warga curiga. Disangka warga, jangan-jangan lurahnya memelihara tuyul gemoy, atau malah-malah, korupsoy. Belum ada yang tau, sampai suatu ketika kantor desa kedatangan pegawai baru bernama Baron. [Asep; narator gk bner]
Pak Lurah : "Ini, Mas Baron, pegawai baru yang saya ceritakan. Posisinya di bagian Ketentraman dan Ketertiban Umum menggantikan Mas Juan yang minggu lalu pindah ke luar kota." [Hanamaki; ngnalin baron di dpan ank buwhnya]
Dani : "Salam kenal, mas, saya Dani, bagian kemasyarakatan." [Konoha; mnjabat tngan baron]
Baron : "Oh, iya, salam kenal, mas." [Daichi; mnjabat tngan dani jg]
Agi : "Agi, bagian pembangunan, salam kenal." [Kai; ikut njabat baron]
Galih : "Galih, bagian kemasyarakatan juga, salam kenal." [Hiro; njabat jd presiden]
Ya, begitulah, malah halal bihalal. Kelar salim-saliman mereka berempat pun menjalankan tugas dan sama-sama sibuknya. Tapi ibarat berbagi nasib, padahal mending bagi duit yakan? Akhirnya mereka berempat pun menjadi bestie, berubah ulat menjadi kupu-kupu, asek.
Seminggu berlalu sejak kedatangan Baron, yang kata beberapa pegawai kelurahan agak mencurigakan. Abis mukanya kaya tampang-tampang aparat negara. Mungkin dulu cita-citanya emang jadi pulici, tapi gue juga gak tau bener apa kagak mending lu pada tanya emaknya aja dah.
Agi : "Baron, lo sebagai pegawai baru curiga nggak?" [smbil nyebat critanya]
Baron : "Gue belum ada dua minggu, Gi, kerja di mari." [smbil ngops critanya]
Agi : "Tapi lo berpendidikan, Ron, kata lo pernah juga ikut pelatihan jadi angkatan, pasti dikit-dikit kerasa lah."
Baron : "Mbak Dinda?" [nyengir gntengs]
Dani : "Awokawoak, sebut merek." [ktawa setan]
Baron : "Ya, apa lagi? Sejak pertama dateng itu yang paling mencurigakan. Padahal Galih gue rasa lebih mampu jadi sekretaris tapi yang naik malah anak sendiri." [smbil mnatap langit2 warkop]
Dani : "Ya emang, sih. Nepotisme ya gengs, haha. Uang buat acara donor darah juga nggak turun-turun, udah telat dua minggu dari tanggal pelaksanaan." [smbil mnatap cicak pcaran]
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Perfect [Kita Shinsuke]
FanfictionKisah (Name) yang kedatangan tetangga baru. Ganteng? Iya. Kalem? Iya. Baik? Iya. Sampe dapet julukan "Mas Perfect", apa Kita sesempurna itu? Tentu saja tidak. . . . . Lokal AU Prekuel PeDeKaTe Haikyuu!! © Haruichi Furudate Mas Perfect © iyaema 2021