Bagian 6

278 41 5
                                    

Desa yang mereka masuki merupakan desa yang tenang dan tak banyak kultivator yang berkunjung ke tempat ini. Masalah mayat hidup ataupun makhuk lainnya cukup jarang terdengar pada desa ini. Kalaupun ada mereka tak akan meminta bantuan dari kultivator dan menyelesaikannya sendiri. Itu karena penduduk desa percaya jika ada dewa yang melindungin desa mereka.

Meng Yao sendiri tak mempermasalahkannya. Lagi pula dia menyembah dan percaya pada buddha, mungkin saja dewa yang mereka yakini itu memang ada.

Penduduk desa termasuk orang-orang yang ramah. Ketika melihat Meng Yao yang datang bersama Mo XuanYu, seorang wanita tua dengan baik memberi petunjuk tentang penginapan terdekat. Meng Yao hanya memesan satu kamar untuknya dan Mo XuanYu. Setelah dia memandikan Mo XuanYu dan memastikan anak itu menerima perawatan yang tepat untuk luka-lukanya, Meng Yao membiarkannya tidur sementara dirinya kembali memeriksa peta yang selalu dibawa nya. Dengan perang yang akan datang, Meng Yao kembali mempertimbangkan rute terbaik untuk pergi ke daerah Guandong.

Guandong adalah daerah yang jauh. Paling tidak butuh 3 hari perjalanan dengan pedang dan seminggu lebih perjalanan dengan kereta. Tetapi Meng Yao tidak memiliki pedangnya dan lagi tubuh nya saat ini belum mempelajari kultivasi secara mendalam. Kultivasi yang dia lakukan di sekte Nie tidak membantu banyak dan inti emasnya sangat lemah. Bahkan Meng Yao yakin intinya sekarang bisa menghilang kapan saja karena dia tak pernah melatihnya. Jadi itu adalah hal yang sia-sia untuk mempertimbangkanya. Namun Meng Yao juga tidak memiliki cukup uang untuk menyewa kereta sampai ke Guandong. Jika seperti itu, dia harus mencari pekerjaan dan mengumpulkan uang.

Dan itu akan memakan waktu yang lama sementara Meng Yao sedang terburu-buru. Dia ingin menghindari perang dan mencari tempat perlindungan secepat mungkin. Dia benar-benar tak ingin terlibat lagi dalam urusan dunia kultivasi.

Sejujurnya akan lebih baik jika dia mempertimbangkan pergi ke arah utara. Pergi ke Hejiang pasti akan menjamin dia dijauhkan dari dunia kultivasi selama nya. Tetapi itu terlalu jauh dan dia harus melewati wilayah kelima sekte besar mau tak mau. Meng Yao tak ingin mempertaruhkan nyawanya dan Mo XuanYu dengan sia-sia. Dia juga memikirkan untuk pergi ke Tibet. Ibunya sering menceritakan tentang tempat itu. Walau disana suhu jauh lebih rendah dari yang bisa Meng Yao terima, dia yakin bisa beradaptasi dengan cepat. Sayangnya, dia tak yakin Mo XuanYu bisa menerima nya.

Meng Yao menghela nafas lelah. Ya, dia akan memikirkannya pelan-pelan untuk sekarang. Dia sudah cukup stres dengan semua perubahan yang terjadi setelah kelahirannya kembali. Yang dibutuhkannya sekarang adalah istirahat. Meng Yao melirik Mo XuanYu yang tertidur lelap di atas ranjang. Anak itu pasti kelelahan dengan semua peristiwa yang terjadi. Dengan senyuman lembut, Meng Yao mendekati Mo XuanYu dan di sisi ranjang. Tangannya dengan lembut membelai rambut adiknya.

Meng Yao sangat tahu tanggung jawabnya sekarang akan lebih besar karena dia akan berperan sebagai orang tua juga kakak bagi Mo XuanYu, tetapi Meng Yao sudah siap dengan hal itu ketika dia memikirkan untuk membawa Mo XuanYu pergi.

“Ibu memberiku hidup dan biarkan aku menjadikanmu sebagai alasanku bertahan.” Dengan itu Meng Yao memberikan kecupan selamat malam pada kening Mo XuanYu.

Saat berbaring di sisi Mo XuanYu, mau tak mau Meng Yao mulai memikirkan apakah Lan XiChen berhasil sampai ke keluarganya atau tidak. Apakah Lan XiChen sudah menghubungi Nie MingJue dan keduanya mulai merencanakan perang? Apa Lan XiChen.. akan baik-baik saja?

Meng Yao menatap giok yang diberikan oleh Lan XiChen dengan rumit. Dia sangat berharap pria itu baik-baik saja sekarang. Tetapi dia juga khawatir efek dari tindakannya yang berbeda dari kehidupan sebelumnya malah mempengaruhi langkah Lan XiChen dalam perang.

Dalam kehidupan sebelumnya, Meng Yao berhasil meyakinkan Lan XiChen tentang rencananya untuk menyusup ke dalam tentara Wen dan bekerja sebagai mata-mata bagi mereka. Dia masih ingat bagaimana Lan XiChen menentang keras rencana nya yang tergolong sangat berbahaya. Tetapi Meng Yao telah memiliki ambisi besar untuk mendapat pengakuan dari Ayahnya dan orang lain saat itu. Dia berpikir jika dia berhasil mengambil peranan penting dalam perang, Ayahnya akan mengakuinya dan orang-orang akan menghormatinya.

Back to the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang