Bagian 2☆

459 59 21
                                    

{A/N ; Terkhusus pada chapter ini akan menggunakan sudut pandang Lan XiChen, namun chapter ke depan dan seterusnya akan memakai sudut pandang Jin GuangYao.}

Lan XiChen hanya dapat menatap kosong pada tubuh yang sudah tergolek tak berdaya di tanah. Kata-kata yang dikatakan oleh Jin GuangYao masih terngiang-ngiang di telinganya. Seolah-olah Jin Guang Yao masih hidup dan tengah berbisik padanya. Tapi itu adalah hal yang mustahil.

Karena Jin GuangYao sudah mati. 

Dan dia lah pembunuhnya.

Tangan Lan XiChen bergetar ketika dia mencoba untuk membawa jasad milik pria bermarga Jin itu ke pangkuannya. Tubuhnya masih terasa hangat, darah nya masih mengalir tetapi sudah tak ada nafas yang dihembuskan olehnya.

"A-Yao.." Suaranya bergetar memanggil nama pria tersebut. Dia tak mendapatkan respon dari pria yang kini berbaring di pangkuannya. Tak ada senyuman atau balasan 'Er Ge' darinya lagi. Tak akan lagi Lan XiChen mendengar suaranya atau melihat senyumannya. Tak akan ada lagi Jin GuangYao.

Apa yang.. telah dia lakukan?

Yang dapat dilakukannya kini hanya memeluk jasad pria itu dan menangis dengan pilu. Lan XiChen tak tahu apa yang harus dia lakukan atau apa yang harus dia katakan. Benih penyesalan muncul di lubuk hatinya dan terus berkembang. Bertumbuh dan berakar di hatinya dengan kuat.

...

Seluruh kejahatan Jin GuangYao telah dibongkar pada dunia dan membuatnya dikecam oleh banyak orang. Orang-orang yang dahulu memuji dan memuja dirinya kini berbalik mengutuk dirinya. Mereka menginginkan jasad Jin Guang Yao dibuang ke hutan dan dibiarkan dimakan oleh anjing liar. Namun, Lan XiChen menutup telinga terhadap perkataan orang-orang. Dia menyimpan jasad Jin GuangYao di kediamannya selama beberapa hari sebelum memakamkannya atas paksaan dari Lan WangJi dan Lan QiRen.

Sejak kejadian di kuil Guanyin, Lan XiChen seolah kehilangan rohnya. Matanya selalu memandang dengan kosong dan dia tak lagi menyunggingkan senyuman seperti dahulu. Lan XiChen kini hanya sebuah cangkang kosong yang tak berjiwa. Dia menolak untuk bertemu dengan siapapun bahkan dari sektenya, termasuk Lan WangJi. Dia telah menutup dirinya dari semua orang meski tau tindakannya hanya akan membuat orang-orang di sekitarnya tersakiti. 

Lan WangJi merasa sangat sedih saat melihat kakaknya yang dahulu ceria berubah menjadi pemurung. Ini mengingatkannya pada dirinya dahulu ketika masih kehilangan Wei WuXian. Tetapi dirinya tak tahu bagaimana dia menghibur kakaknya. Hal ini membuatnya merasa sangat bersalah. Tahun-tahun ketika dia kehilangan Wei WuXian, Lan XiChen lah yang selalu ada untuk menghiburnya dan memberinya semangat. Sekarang, saat sang kakak membutuhkannya, dia tak tahu harus berbuat apa.

Ketika bertanya pada Wei WuXian, pemuda itu memberikan ide untuk melakukan inquiry. Jadi, Lan WangJi pergi pada kakaknya dan memberitahu hal ini. Jika Jin GuangYao belum memasuki siklus reinkarnasi, maka setidaknya Lan XiChen bisa mencoba untuk menemukannya. Lan WangJi ragu seseorang seperti Jin GuangYao akan dengan mudah melepaskan diri dari dunia ini dan memasuki siklus reinkarnasi setelah kematiannya.

Lan XiChen, dengan sedikit pengharapan di dalam hatinya melakukan apa yang dikatakan oleh adiknya. Namun tak peduli berapa banyak dia melakukannya, dia tak pernah menemukan roh Jin Guang Yao. Mungkinkah Jin GuangYao begitu membencinya hingga menolak untuk menjawab panggilannya? Lan XiChen seharusnya tau akan hal itu, bagaimana mungkin Jin GuangYao ingin bertemu dengan pria yang sudah membunuh dirinya?

Merasa apa yang dilakukannya sia-sia, Lan XiChen memilih untuk menyerah. Dia menyerahkan urusan sekte pada Paman dan adiknya lalu masuk ke dalam pengasingan. Meskipun Lan QiRen tidak setuju akan hal itu, Lan XiChen sama sekali tak mau mendengarnya. Apa lagi yang bisa mereka harapkan darinya? Dia hanya seorang pria yang hancur dan tak akan pernah kembali seperti semula. 

Back to the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang