Bagian 10

33 9 0
                                    

Meng Yao tak mengharapkan untuk menemukan Nie MingJue dan Lan XiChen berdiri di depan kemahnya. Kedua orang itu seharusnya sedang membahas strategi bersama dan bukannya berkumpul di depan kemah Meng Yao membuat keributan. Wajah Lan XiChen terlihat tidak sedap sementara Nie MingJue nampak kebingungan. Apa yang sebenarnya kedua orang ini lakukan?

Bahkan keributan yang keduanya timbulkan telah memancing orang-orang untuk menonton. Meng Yao hanya bisa bersikap profesional dengan mengundang keduanya masuk ke dalam tenda dengan alasan membahas strategi perang. Beruntung Nie MingJue memang berniat membahas strategi dengannya sehingga pria itu sudah membawa peta dan beberapa dokumen terkait. Sementara Lan XiChen masih nampak kesal dengan teman baiknya itu entah karena apa. Padahal seingat Meng Yao, Lan XiChen tidak pernah menunjukkan wajah seperti itu pada siapapun, terlebih pada Nie MingJue—sahabat baiknya. Selama MengYao dan Nie MingJue membahas strategi perang, Lan XiChen memilih untuk mengabaikan mereka. Pemuda Lan tersebut hanya bermain dengan Mo XuanYu tanpa sekalipun menunjukkan ketertarikan pada Meng Yao dan Nie MingJue.

Kekanakan.

Meng Yao tersenyum kecil tanpa sadar. Entah mengapa dia jauh lebih menyukai Lan XiChen yang terbuka seperti ini dibandingkan Lan XiChen yang harus menahan semua perasaannya demi orang lain. Lan sulung itu harus belajar untuk sedikit egois. Dia harus mulai memikirkan dirinya sendiri dan bukan hanya orang lain.

"Hm.. sepertinya kita memang harus melakukan rencanamu." Suara Nie MingJue membuat Meng Yao mengalihkan perhatiannya. Dia kembali menatap peta yang terbentang di atas meja lalu menganggukkan kepalanya, "Beberapa prajurit masih cukup amatir karena belum memiliki banyak pengalaman. Untuk mencegah lebih banyak korban, akan lebih baik jika kita mengatur prajurit berdasarkan pengalaman dan kemampuan mereka."

"Apa itu tidak memakan banyak waktu? Kita akan bergerak dalam beberapa hari."

"Aku yakin hal itu bisa dilakukan dengan segera." Meng Yao berkata dengan penuh percaya diri. Dia tahu dia bisa melakukannya. Itu adalah hal yang sudah biasa dia lakukan saat berada di Qishan dan Lanling. Bahkan dia berhasil melakukannya dengan baik walaupun beban pekerjaannya jauh lebih berat saat itu.

Nie MingJue nampak berpikir sejenak sebelum menyetujui perkataan Meng Yao, "Baiklah. Aku akan menyerahkan ini padamu. Aku mengandalkanmu untuk ini."

Hanya mendengar perkataan Nie MingJue berhasil membuat Meng Yao tersenyum bahagia. Dia senang kembali merasakan kepercayaan Nie MingJue dan bagaimana pria itu mengandalkannya. Mungkin dia memang hanya ingin agar Nie MingJue kembali mengakui kemampuannya di masa lalu. Masa depan? Ah, lupakan. Mereka memiliki perang untuk dihadapi saat ini.

"Kurasa itu saja untuk hari ini." Ujar Nie MingJue. Meng Yao melihat bagaimana pria yang lebih besar melirik Lan XiChen yang duduk diam bersama Mo XuanYu. Pemimpin Sekte Nie tertawa, menepuk pundak Meng Yao dan mengatakan akan undur diri. Bahkan dia menghentikan Meng Yao yang ingin mengantarnya keluar dari tenda.

"Ada orang lain yang harus kau perhatikan saat ini."

Nie MingJue bahkan belum melangkah keluar sepenuhnya dari tendanya ketika Meng Yao mendengar suara dengusan. Meng Yao menoleh, menatap terkejut pada Lan XiChen yang nampak acuh tak acuh dengan Mo XuanYu yang menggantung di lehernya. Apa yang sebenarnya terjadi disini? Mengapa rasanya Lan XiChen makin menjadi bukan Lan XiChen dari hari ke hari? Apakah ini faktor terus berusaha bersikap sempurna sedari kecil dan mati dengan penyesalan yang membuat Lan XiChen merasa harus membebaskan jati dirinya setelah dia kembali ke masa lalu?

Itu terdengar jauh lebih masuk akal.

"Bukankah itu sedikit kekanakan untukmu, Er Ge?" Meng Yao bertanya untuk menggoda pemuda yang lebih tua. Ada semburat merah yang muncul pada wajah tampan Lan XiChen tetapi pemuda itu berpura-pura tidak ada yang terjadi dan terus membiarkan Mo XuanYu bermain dengannya. Meng Yao tertawa dibuatnya. Bagaimana dia bisa menolak Lan XiChen yang jauh lebih ekspresif ini? Bukan berarti dia menolak Lan XiChen yang penuh senyuman dan kesopanan, tetapi Lan XiChen di hadapannya terlihat jauh lebih bebas dan sesuai dengan usia tubuhnya—walau usia jiwa nya jauh lebih tua. Dan dia terlihat lebih bahagia.

Back to the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang