(18)

73 10 16
                                    

"Sepertinya disana deh karnavalnya"tunjuk Renjun ke arah selatan gunung dan Haechan maupun Jeno mengangguk mengiyakan karna suara-suara juga musik yang mereka dengar, terdengar dari sana dan mereka pun bisa melihat, penerangan yang bersinar terang, sudah tak jauh lagi dari mereka.

"Benar, ayo kita kesana secepatnya. Kita harus kembali sebelum tengah malam. Aku takut kakakku terbangun, kita pasti akan di omelinnya".

Mata Haechan berbinar seketika saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya ini. Mulutnya sampai hampir ingin terbuka karena antusias juga takjub"Rame banget pasar malemnya. Untung bawa uang banyak aku"ujar Haechan yang sangat antusias karna ternyata dia bisa menemukan pasar malem atau karnaval di gunung tempatnya berkemping bahkan ternyata, dirinya pikir tak ada orang-orang selain dirinya dan ke-enam sahabatnya, salah.

Buktinya penglihatannya kini bisa melihat jelas orang-orang yang tengah sibuk satu sama lain."Aku baru tahu ada pasar malem di tempat seperti ini. Untung aja kita belum pulang yah"lanjutnya yang di angguki pelan oleh Renjun yang juga sama dengan Haechan, tengah menatap pemandangan orang-orang yang tengah sibuk satu sama lain, membeli apa yang ada di pasar malam dengan pandangan takjub karna dia juga tengah berpikiran sama dengan Haechan tapi tidak dengan Jeno.

Anak lelaki bermata sipit itu semakin menyipitkan matanya sambil mendengarkan pandangannya ke segala penjuru pasar malam juga orang-orang yang menurutnya tak seperti pada pasar malam juga karnaval yang pernah dia datangi dengan dady dan kakaknya di kota tempat tinggalnya.

Menurutnya, ada yang tidak beres dengan tempatnya juga orang-orang yang tengah sibuk sendiri.

"Eh, eh...beli makanan buat yang lainnya. Jisung Ama Chenle pasti seneng banget tuh"tutur Haechan dan Renjun tanpa banyak berbicara mengangguk, kembali mengiyakan.

Tentu saja dia akan membelikan banyak makanan, minuman, juga barang-barang yang di jual di pasar malam ini untuk adiknya yang dia tinggalkan di tenda.

Renjun sudah membayangkan jika adiknya pasti akan sangat senang nantinya mendapatkan oleh-oleh darinya juga Jeno dan Haechan begitupun Jaemin, Jisung, dan kakaknya Jeno dari pasar malam yang ia datangi.

"Ayo kita kesono"ajak Renjun yang sudah tak sabar memborong banyak makanan yang ada di pasar malam. Tapi langkahnya terhenti karna Jeno dengan cepat menahan lengannya, ini membuat Renjun menatap Jeno bingung sekaligus bertanya begitupun dengan Haechan yang juga turut menghentikan langkahnya karna Jeno turut menariknya untuk berada di tempatnya kembali padahal Haechan sudah sangat antusias dan tak sabar untuk melihat-lihat apa saja yang di jual di pasar malam ini juga membeli atau mencoba makanan dan minuman yang dirinya melihatnya saja sudah sangat tergoda untuk mencobanya tapi kenapa Jeno malah menghentikannya.

Haechan menoleh ke arah Jeno dengan ekspresi sedikit kesalnya"Kenapa Jen?"tanya Haechan yang kembali melangkahkan kakinya menuju ke pasar malam tapi dengan cepat Jeno menahannya lagi bahkan dia menatap Haechan dengan ekspresi wajah yang membuat Haechan dan Renjun semakin banyak bertanya dan bingung dengan Jeno yang terus saja menahan pergerakan mereka.

Jelas-jelas mereka tak boleh terlalu lama di luar tenda apalagi jika sedang larut malam begini.

"kalian aneh gak sih?"tanya Jeno balik.

Haechan dan Renjun menyerngitkan dahinya heran dengan pertanyaan Jeno yang membuat mereka semakin tak mengerti dengannya.

"Aneh kenapa?"tanya Renjun yang sebenarnya sedikit kesal dengan Jeno karna dia terus saja menahan dirinya juga Jeno terus saja bertele-tele padahal mereka harus segera kembali ke tenda sebelum kakaknya Jeno mengetahui jika mereka pergi begitu saja tanpa bilang-bilang juga Renjun takut jika Chenle, adiknya terbangun dan menemukan dirinya yang tak ada di sampingnya. Sudah di pastikan Chenle akan mengamuk dengannya.

Dreams AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang