(34)

73 11 2
                                    

"Kak Renjun" Chenle menyengir pada kakaknya yang sudah ia duga akan mencarinya dan kini tengah menatapnya galak.

"Sedang membahas apa? Sepertinya sangat seru" tanya Haechan yang baru datang dengan Jeno di sampingnya.

Ketiganya sama-sama membawa sebungkus roti di tangan kanan mereka masing-masing. Sepertinya mereka habis dari kantin.

Jisung dan Chenle malah menundukkan kepalanya membuat ketiga kakaknya menatap mereka aneh bahkan Renjun yang menampilkan ekspresi wajah galaknya pada Chenle pun melunak saat melihat adiknya yang terlihat sangat sedih.

"Jisung, Chenle kenapa? Apa ada sesuatu?" tanya Jeno dan Renjun maupun Haechan pun sama-sama menampilkan ekspresi bertanya pada kedua orang yang paling muda dalam kelompok mereka.

Chenle menyenggol pelan lengan Jisung, memberinya kode untuk dia saja yang memulai duluan jadilah Jisung mengangkat kepalanya untuk menatap ketiga kakaknya yang terus menatapnya penasaran juga bertanya.

Jisung takut sih tapi mau tak mau, dirinya harus belajar bertanggung jawab dengan apa yang telah dirinya lakukan. "Kami ingin menjelaskan sesuatu kak dan kami harap...kak Jeno, kak Haechan, maupun kak Renjun mau mempercayai ini" ketiganya terdiam tapi anggukan pelan ketiganya membuat Jisung dan Chenle tahu jika mereka menyetujuinya.

"Kami percaya pada kalian, ada apa?" tanya Renjun lembut dengan dia yang menepuk bahu Jisung yang ada di samping kirinya, tahu jika Jisung gugup.

"Kalian mau tau kan apa yang sebenarnya terjadi pada kak Mark dan kak Jaemin?" tanya Chenle dan Jeno, Haechan, maupun Renjun mengangguk kembali tanda sangat menyetujuinya karna mereka sudah sangat lama menahan rasa keinginan tahu mereka dengan apa yang telah terjadi pada Mark dan Jaemin hingga membuat keduanya koma.

Mereka tak bisa menanyakan pada Jisung dan Chenle yang kebetulan merekalah yang secara langsung melihat apa yang terjadi juga mereka pun turut menjadi korban. Tapi mereka kan tak ingin keduanya kembali mengingat hal buruk tersebut dan mereka ingin, keduanyalah yang sendirinya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. "Kami akan menjelaskannya sekarang. Kami kini sudah siap" lanjut Chenle.

Haechan tersenyum begitupun Renjun dan Jeno "Ceritalah, kami akan mendengarkannya sampai akhir tanpa memotong pembicaraan kalian nantinya" ujar Haechan dan Jeno maupun Renjun mengangguk menyetujuinya.

Jisung memberi kode pada Chenle untuk dia saja yang menceritakannya karna Jisung kan sempat tak sadar, lebih tepatnya tubuhnya sempat di dirasuki oleh wanita jahat yang mengganggu mereka saat di gunung hingga membuatnya secara tidak sadar melukai kakaknya, Mark, dan Chenle.

Chenle yang mendapatkan kodean Jisung nengangguk samar, menyetujui jika dirinya yang akan menceritakannya saja.

Ia mengambil napas panjang, bersiap untuk bercerita panjang pada ketiga kakaknya.

Chenle harap hal yang di takutkannya tak akan sampai terjadi nantinya jika ketiga kakak mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Kak, sebenarnya kak Mark dan kak Jaemin...mereka di sekap oleh wanita bergaun merah darah kak" ketiganya menyerngitkan dahinya, masih tak mengerti dengan penuturan Chenle dan mereka pun tak tahu menahu dengan wanita bergaun merah yang baru saja di tuturkan Chenle selama kemping.

"Wanita? Kami tak melihatnya tuh selama kemping" balas Jeno sembari menoleh bergantian pada Renjun maupun Haechan yang dikiranya tahu tapi ternyata sama sepertinya, keduanya tengah menampilkan ekspresi wajah bertanya, itu berarti keduanya juga tak tahu-menahu dengan wanita yang ada di gunung.

"Dia menganggu kami saat kak Jeno, kak Haechan, maupun kak Renjun sudah tak ada di tenda hingga kak Mark meminta pada kami semua untuk segera meninggalkan tenda karna dia tahu akan apa yang terjadi jika kita memilih menetap di tenda karna wanita itu terus menganggu kami-

Dreams AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang