(28)

96 12 0
                                    

"Dady, kak Mark"Jeno membuka pintu mobil daddynya saat mata sipitnya melihat dari kejauhan, daddynya datang dengan mengendong seseorang yang sudah di pastikan jika itu kakaknya.

Senyuman andalannya terpajang di wajah tampannya. Namun tak lama saat dirinya sudah berada di hadapan daddynya, wajahnya kini di gantikan ekpresi wajah yang khawatir plus bertanya pada dadynya karena Mark, kakaknya sama dengan Jaemin, tak sadarkan diri.

Haechan yang baru saja berada di samping kanan Jeno membulatkan matanya, melihat kakaknya Jeno yang sama dengan salah satu sahabatnya begitupun dengan Renjun sedangkan Chenle sudah kembali menangis karna merasa sangat bersalah sekaligus tak tega melihat orang yang benar-benar menjaga juga melindunginya dari orang jahat semalam maupun pagi hingga siang ini sudah tak sadarkan diri.

Itu membuat Renjun memeluk Chenle dari samping dengan sesekali akan memberikan kata-kata penenang untuk sang adik agar tak sedih lagi.

"Astaga kak Mark"pekik Haechan sampai-sampai mulutnya sedikit terbuka melihat Mark, kakaknya Jeno wajahnya sangat pucat melebihi Jaemin tadi bahkan wajahnya sudah banyak di penuhi luka-luka kecil maupun yang mengeluarkan darah disana.

Entah apa yang telah terjadi tapi Haechan rasa Mark, Jaemin, Jisung dan Chenle mengalami masalah yang lebih serius di bandingkan mereka yang hanya di kejar-kejar oleh lelaki dewasa misterius yang menakutkan.

Pantas saja Chenle menangis tadi, itu membuat Haechan mengerti juga akhirnya.

"apa yang terjadi pada kak Mark dad?"tanya Jeno dengan dia yang semakin mendekati daddynya yang tengah mengendong kakaknya di depan agar bisa melihat jelas kakaknya.

Tangan kanannya sampai membekap mulutnya, syok dengan apa yang sekarang ia lihat.

Kakaknya terluka parah bahkan wajahnya sangat pucat sekali dengan luka dan darah yang sudah memenuhi sebagian wajahnya maupun beberapa bagian tubuhnya yang tertutup pakaiannya tapi Jeno bisa tahu itu karna beberapa bagian pakain kakaknya basah dan terkena noda yang sangat Jeno kenali apa itu.

Tangan kiri Siwon mengusap pelan surai hitam Jeno. Ia berusaha menahan tangisannya yang masih saja ingin keluar tapi ia harus menahannya agar Jeno tak melihatnya.

Jika Jeno sampai melihat dirinya menangis pasti Jeno akan semakin terguncang atau dia bisa kehilangan kesadarannya persis seperti dirinya yang menangis karna mendapatkan kabar buruk mengenai mendiang istrinya.

"Nanti dady jelaskan, dimana paman Donghae?"tanya Siwon karna mobil Donghae juga para anak buahnya sudah tak ada lagi di sskitarannya.

"Paman Donghae sudah ke rumah sakit paman "saut Renjun yang diangguki ‘iya’ oleh Jeno yang terus saja menatap kakaknya.

"Iya dad".

"Kalo begitu kita kesana juga yah. Kak Mark harus segera di tangani"keempat anak lelaki yang lebih muda dari Mark mengangguk paham membuat Siwon tersenyum tipis melihatnya.

Ia menatap satu-persatu anak buahnya yang tengah menunduk hormat di belakang Jeno dan ketiga sahabatnya."Selidiki tempat ini! cari tahu apa yang membuat putraku sampai seperti ini juga siapa yang telah mengejar Jeno semalam!"perintahnya pada para anak buahnya yang di balas anggukan serentak oleh anak buahnya.

"Jhonny, antarkan aku ke rumah sakit sekarang!"perintah Siwon lagi pada pemuda tinggi yang sedari tadi di tugaskannya untuk menjaga Jeno dan kedua sahabatnya selagi ia mencari Mark dan yang lainnya yang tiba-tiba menghilang.

"Baik pak"Jhonny berjalan cepat menuju kursi pengemudi mobil Siwon di ikuti Siwon yang juga turut masuk ke dalam kursi penumpang mobilnya.

Renjun dan Chenle turut ikut, mereka berdua duduk di depan, dekat kursi pengemudi sedangkan Haechan duduk di kursi penumpang bersama Jeno, daddynya, juga Mark yang di baringkan dengan paha Jeno yang di jadikan bantal untuk kepala Mark.

Jhonny mulai menjalankan mesin mobil bos besarnya untuk membawa tuan besarnya ke rumah sakit agar putra sulungnya yang terluka bisa segera di obati.

Jeno mengusap cepat air matanya yang lagi-lagi tanpa permisi keluar dari kedua mata sipitnya saat daddynya membuka pakaian kakaknya dan ia bisa melihat dengan jelas jika perut sebelah kanan kakaknya terluka bahkan bukan itu saja, tubuh mulus kakaknya hampir di penuhi luka-luka kecil maupun besar bahkan ada yang masih mengeluarkan darah disana.

Jeno tidak tahu, sesakit apa kakaknya sekarang jadilah ia memenangi tangan kakaknya yang terkulai lemas di samping tubuhnya dengan dia yang akan sesekali menciumi dan dia genggam dengan erat.

Haechan yang melihat tubuh Mark di penuhi luka apalagi ternyata ada luka besar di bagian sebelah kanan perutnya saja sampai menoleh ke arah jendela, tak berani melihat luka-luka kakaknya Jeno yang tengah di obati daddynya.

Kedua matanya pun tak bisa tak mengeluarkan air matanya, melihat sahabat yang sudah ia anggap kakaknya terluka sebegitu parahnya.

Renjun dan Chenle yang duduk di kursi depan saja sampai tak sanggup untuk melihat kebelakang lagi. Mereka terlalu ngeri melihat secara langsung orang yang terluka. Chenle bahkan memeluk Renjun semakin erat saja.

Chenle yakin, Mark terluka sampai seperti itu karna menolongnya juga menjaganya dan Chenle yakin, Mark sudah terluka sejak malam hari saat mereka berusaha kabur dari wanita bergaun merah darah yang tiba-tiba saja membuat kekacauan di tenda mereka hingga terpaksa mereka keluar dari tenda, seperti apa yang di perintahkan Mark.

Kakaknya Jeno berhasil menutupi luka-lukanya darinya, juga Jisung, dan Jaemin waktu itu. Sepertinya dia tak mau merepotkan yang lainnya.

"Kak Mark, apa yang terjadi dengan mu kak?"batin Jeno dengan terus memperhatikan daddynya yang sangat serius mengobati tubuh kakaknya yang terluka.

Tangannya yang tak menangkup tangan kakaknya mengelus-elus pipi mulus kakaknya yang kotor bahkan Jeno akan memberikan kakaknya ciuman sayangnya pada surainya yang basah oleh keringatnya.

"Dad, apa yang terjadi pada kakak dad? Kenapa perut kakak berdarah dad?"tanya Jeno yang semakin menangis saja saat daddynya kini mengobati luka besar perut kakaknya yang berdarah banyak disana.

Jeno tak tahu itu di sebabkan apa tapi Jeno takut, kakaknya jadi banyak kehilangan darahnya akibat luka besar pada perut sebelah kanannya itu.

"Sepertinya perut kakak mu di tusuk oleh pisau Jen"ujar Siwon sembari terus membersihkan luka tusuk Mark yang masih sedikit mengeluarkan darahnya.

Jeno semakin menangis saja mendengar penuturan dadynya jika kakaknya ternyata baru di tusuk"dad, tangkap dia dad hiks. Tangkap orang yang menusuk kakak dad"pinta Jeno yang membuat Chenle mengigit bibirnya. Ternyata apa yang ia takutkan dan cemaskan bisa terjadi nantinya.

Ia berharap jika Jeno tahu pelakunya sahabatnya sendiri, bisa memaafkannya karna bagaimanapun, itu bukan kesalahan Jisung sepenuhnya.

Jisung saat itu tubuhnya tengah di kendalikan jadi itu bukan kemauan maupun kehendak Jisung.

Chenle berharap, Jeno bisa mengerti jika nanti Jeno tahu kebenarannya.

"Jeno tenanglah"Haechan memeluk Jeno dari samping. Ia yang sebenarnya sangat ngeri dengan luka-luka di tubuh putih Mark saja terpaksa melihatnya karna ingin menenangkan Jeno yang kembali menangis dan syok dengan apa yang baru ia ketahui terjadi pada kakaknya.

Haechan pun sebenarnya sangat ingin tahu, siapa yang telah menusuk perut Mark tapi ia tak bisa bertanya dulu pada Chenle yang masih trauma pastinya.

Siwon memejamkan matanya saat putra keduanya semakin menangis saja, ini membuatnya juga turut ingin menangis apalagi melihat luka-luka yang memenuhi tubuh kecil putra sulungnya yang sebenarnya baru saja dia tahu saat ia memutuskan untuk membuka pakaian Mark dan ternyata dirinya kembali di kagetkan dengan apa yang telah terjadi pada Mark.

Entah apa yang sebenarnya terjadi tapi Siwon berjanji akan membuat perhitungan pada orang yang membuat anak-anaknya terluka dan dirinya pastikan akan secepatnya mencari tahu apa yang salah di gunung, tempat kedua anaknya juga para sahabatnya kemping.

"Maafkan daddy yang tak bisa melindungi kalian berdua dengan baik nak. Daddy gagal untuk menjadi Daddy yang baik sekaligus bunda untuk kalian berdua".

__________________________

Semonga kalian suka😁

Dreams AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang