(40)

62 8 2
                                    

Siwon memengangi tangan Mark sembari berusaha menyamakan langkah kakinya dengan ranjang dorong yang tengah membawa putra sulungnya ke ruangan, dimana dia akan di operasi bersama para perawat yang pastinya akan turut membantu dokter yang menangani Mark selama ini.

"Saya dan tim akan berusaha semaksimalnya" ujar Taeyong yang ada di depan pintu ruangan operasi Mark.

Siwon mengangguk dan meminta ijin untuk memberinya waktu lagi pada Mark.

Ia mendekatkan wajahnya pada telinga Mark dengan tangan kanannya sibuk mengusap-usap rambut hitam Mark
"Daddy di luar nak. Doa daddy selalu menyertaimu. Cepat sembuh sayang, daddy sangat menyayangimu" bisiknya lembut dan menyempatkan mencium keningnya pelan, setelahnya membiarkan para perawat dan dokternya membawa Mark masuk ke dalam ruangan operasi yang akan di jalankannya.

Ia menghela napasnya saat ranjang dorong yang di atasnya ada Mark, sudah tertelan oleh ruangan operasinya bahkan pintu ruangan sudah di tutup.

Siwon mendudukkan dirinya di bangku panjang yang ada di luar ruangan operasi, kembali merogoh handphonenya yang ada di kantong celananya dan kembali mendial nomor putra keduanya yang entah ada dimana sekarang.

Ia akan tetap berusaha menghubungi Jeno juga Jaehyun dan kedua sahabatnya.

Siwon sudah menghubungi Jeno mungkin lebih dari 10 kali begitu juga pada Renjun dan Haechan bahkan Jaehyun pun. Tapi tetap saja, tak ada yang dapat di hubunginya maupun membaca dan membalas pesannya.

"Jeno, cepat kembali nak. Kakakmu membutuhkanmu" gumamnya dengan terus berusaha menelpon handphone Jeno. Namun dirinya malah kembali mendapatkan suara operator handphonenya saja.

Handphone Jeno masih tak bisa di hubungi bahkan belasan pesan yang di kirimnya pun belum ada yang di bacanya.

Ia menghela napas lega saat ia mendongakkan kepalanya dan melihat lampu ruangan operasi, dimana salah satu putranya berada belum menyala, itu berarti operasi Mark belum di lakukan.

Setidaknya Jeno kini belum terlambat sekali datangnya.














"Dad"panggil suara seseorang yang membuat Siwon yang tengah gelisah di tempatnya langsung menoleh ke sumber suara yang pemiliknya sedari tadi dirinya cari-cari.

Ia bangun dari duduknya dan mendekati Jeno yang sebenarnya berlari cepat ke arahnya di ikuti Jaehyun, Renjun, dan Haechan di belakangnya dengan mereka yang membawa beberapa paper bag di tangan masing-masing.

"Darimana saja Jeno?" tanya Siwon sembari membalas pelukan Jeno.

Jeno mendongakkan kepalanya untuk bisa menatap wajah daddynya yang terlihat sekali sangat khawatir padanya.

Jeno jadi merasa bersalah telah membohongi daddynya bahkan tak membalas maupun mengangkat telepon dari daddynya yang sengaja handphonenya ia bisukan maupun menaruh handphonenya di brangkas dokumen yang ada di ruangan Taeyong karna dirinya ingin saja mengangkat juga membalas pesan dari sang daddy bahkan handphone Renjun, Haechan, dan Jaehyun pun di taruh disana agar rencana mereka bisa berjalan sesuai rencana yang telah mereka sepakati.

Senyuman eye smilenya Jeno berikan pada sang daddy agar tak terus khawatir padanya. "Maaf dad, aku habis mengantri buku. Panjang sekali dan maaf, tak mengangkat telepon Daddy. Handphoneku ketinggalan di rumah kak Jaehyun begitupun dengan sahabat-sahabatku" bohong Jeno dengan berusaha tak menatap mata daddynya agar daddynya tak menyadari jika dirinya tadi bertutur bohong juga sebenarnya Jeno tak bisa jika sedang berbohong menatap mata daddynya, nantinya dirinya akan terus merasa bersalah sekali.

Ia terpaksa berbohong agar ia dan kedua sahabatnya bisa menyelamatkan kakaknya juga salah satu sahabatnya yang lain.

Haechan dan Renjun yang sudah ada di belakang Jeno mengangguk 'membenarkan' agar daddynya Jeno dan Mark percaya dan tak curiga.

Dreams AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang