02. Bingung

21 8 0
                                    

                                          Happy Reading

Elzhar memarkirkan motornya tepat di hadapan markas dimana tempat nya dan anak-anak lainnya berkumpul. Namun, sepertinya di dalam markas tidak ada siapa-siapa. Hening yang Elzhar rasakan.

Dan setelah Elzhar mulai masuk, ternyata benar. Tidak ada siapa-siapa di sana. Elzhar tidak peduli, anak itu berjalan ke arah kursi lalu mendudukkan bokongnya tepat di kursi.

Asal kalian tau, markas ini bukan sembarang markas. Markas yang penuh dengan keberkahan dan ketentaraman.

"Kenapa mereka gak kesini?"Gumam Elzhar pelan."Ahh iya, kan sabtu."Ujar Elzhar setelah membuka handponenya. Mereka memang sudah biasa, jika sabtu tidak kemarkas. Karena memang bukan jadwalnya, kecuali jika ada kepentingan dan hal-hal yang lain tepat di hari sabtu mereka akan pergi ke markas.

Elzhar menghela nafasnya panjang."Gue harus ngapain."Elzhar mengambil handpone yang berada di saku hoodie nya.

Elzhar mengutak-ngatik handponenya mencari aplikasi yang sepertinya penting bagi Elzhar, setelah itu Elzhar menempelkan handpone ke telinganya."Assallamuallaikum, Rell lo sama anak-anak gak?"Tanya Elzhar di sela-sela telfon. Ya, Elzhar kini tengah menelfon Farrel, temannya sekaligus sahabatnya. Tanpa lama-lama lagi, Farrel mengangkatnya dengan senang hati.

"Lo kesini."

"Gue tau, hari ini gaada jadwal, tapi plis gue butuh banget kalian."

"Ajak yang lainnya juga."

"Gue males typing nya, udahlah cepetan sini."

"Hm, ti ati lo, Waallaikumsallam."

Elzhar memencet tombol off di handpone nya kala ia selesai menelfon temannya itu. Tiba-tiba saja, Elzhar melamun tidak jelas dengan mulut yang tidak berhenti bergumam."Yang bener aja, gue bakalan jadi suami orang." Ia menghela nafasnya gusar.

"Astagfirullahaladzim."Ujar Elzhar setelah sadar dari lamunannya.

Tak lama dari itu, Elzhar menunggu teman-temannya yang akan datang ke markas. Walaupun bosan dan walaupun mereka ngaret alias lama, Elzhar tetap menunggu dan sabar. Setelah sekitar Satu jam setengah, akhirnya mereka datang. Walaupun hanya beberapa , tidak semua datang. Tak apa lah.

"Assallamuallaikum, Zhar." Seru mereka kompak.

"Waallaikumsallam, hampir lumutan gue nungguin kalian."Penuturan Elzhar mampu membuat semua temannya tersenyum watados.

"Cuma ber empat? Yang lain mana?"Tanya Elzhar, kenapa yang dateng cuma setengahnya?

Mereka mengedikkan bahunya acuh."Pada mati kali bang." Jawab Bintang, si bocil yang terkenal polos dan lugu. Sebetulnya, Bintang sudah remaja, Hanya saja ia terlalu polos.

Dengan cepat Elzhar menatap sinis ke arah Bintang."Ngomongnya, ucapan adalah do'a, gak boleh gitu."Sedangkan Bintang, anak itu hanya nyengir kuda.

Riyan menyenggol lengan Bintang."Tau lo!" Riyan berjalan menghampiri Elzhar, diikuti oleh yang lainnya."Tadi, gue udah ajak mereka tapi gaada yang aktif samsek."

"Bahkan, si Farrel tuh yang ngajaknya kaga ikut!" Sela Doni mendelik malas.

"Lah iya, kemana tu bocah?"Mereka menggelengkan kepalanya tidak tahu.

"Jadi ada apa bang? Nyuruh kita kesini teh?"Tanya Bintang penasaran.

Elzhar menghelas nafasnya tanpa menanggapi pertanyaan Bintang, ia juga tidak tahu alasannya ia menyuruh mereka kesini. Sedangkan, Doni, Dion, Bintang dan Riyan menatap Elzhar dengan tatapan heran.

ELZHARRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang