Happy Reading
Azarra berjalan menuruni tangga dengan langkah tertatih. Ia pergi ke bawah untuk makan malam bersama ke dua orang tuanya, langkah demi langkah terlewati, kini Azzara sudah berada di meja makan tempat dimana mereka akan bermakan malam. Kedatangan Azzzara di sambut hangat oleh ke dua orang tuanya.
"Sayang, Bunda udah masakin makanan kesukaan kamu." Zarra hanya mengangguk pelan tanpa menyahuti ucapan Ibunya.
"Zarra mau apa? Udang mau?"
Dengan cepat Zarra menolehkan kepalanya kearah Rina. Apa? Udang? Tidak! Tidak! Jiwa Fujoshi Zarra kini semakin meronta-ronta.
"E-e-."
"Ini, biasanya kamu suka udang." Rina menggeserkan piring berisikan nasi dan ditambahkan lauk-lauk lainnya terutama udang.
"Ayo dimakan,"Titah Rina seraya terseyum.
"Coba, pasti Zarra suka."
Sedangkan Zarra, anak itu hanya menatap piring yang berada di hadapannya. Dengan tangan kosong, Zarra mengambil salah satu udang yang sudah dilumuri dengan saus. Setelah memegang salah satu udang itu, Zarra kembali menatap udang, seketika otak nya traveling ia sudah tidak bisa berpikir positif seketika Zarra mengedikkan bahunya geli.
"Rip otak gue."
"Ayo makan, kenapa cuma diliatin doang?" Dengan cepat Zarra memakan udang yang berada di tangannya dengan cepat dengan lahap tanpa tersisa sedikitpun.
"Enak?" Dengan cepat Zarra mengangguk.
"Bund-"
"Makan dulu abisin."Sela Raka yang dibalas anggukan oleh Zarra.
Dengan cepat Zarra menghabiskan makanannya dengan lahap. Tersisa piring yang sudah bening tidak ada satu pun nasi, lauk yang tertinggal.
Zarra memperhatikan orang tuanya yang masih melahap makanannya dengan santai. Tidak seperti Zarra yang terburu-buru, pandangan Zarra tak lepas dari orang tuanya. Seperti ada sesuatu yang ingin Zarra sampaikan. Namun, Zarra sedikit tidak berani, padahal didalam lubuk hati yang paling dalam Zarra ingin menyampaikan sesuatu.
"Ngomong gak ya? Tapi gue ragu buat ngomongnya."
Merasa Zarra memperhatikannya, Rina menatap putri bungsunya itu dengan tatapan heran.
"Kenapa sayang? Udah selesai makannya?"
"Plis, Zarra lo harus berani!"
Zarra gelagapan anak itu mulai mengangguk pelan."B-bund."
"Hum?"
"Z-zarra mau-Ehm." Zarra melirik kearah Raka dan Rina secara bergantian. Membuat kedua orang tuanya menatap Zarra dengan tatapan heran. Walaupun Rina tau, anaknya akan membahas hal yang sudah Rina ketahui.
"U-untuk perjod-dohan itu.."
Zarra menelan ludahnya kasar."Z-zarra s-setuju.."
_Elzharra_
"Zarra, ayo!" Teriak Rina menggema diseluruh ruangan.Merasa tidak ada sahutan dari Zarra, Rina kembali memanggil anaknya itu.
"Zarra! Ayo sayang, nanti telat."
Rina sudah berdandan rapih dengan pakaian gamis dan kerudung berwarna senada. Saat malam Zarra sudah mensetujui perjodohannya, orang tuanya lantas ingin membawa pergi Zarra ke butik milik Uma Risa.
Namun, sayangnya Zarra tidak kunjung-kunjung keluar dari tadi. Dengan langkah setengah rusuh, Rina berjalan kearah tangga untuk menuju kamar anaknya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELZHARRA
Ficção AdolescenteHARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! "Ra, alasan lo gak pacaran apa?" "Males, mantan gue udah banyak," ••• "Kalo, lo Zhar? Alasan lo gak pacaran apa? ...