05. Too obsessed Zarfan

15 4 0
                                        

                                          Happy Reading

"Astagfirullahaladzim, Zarra!"

Dengan cepat Elzhar berlari kearah asal keributan, setelah Elzhar sampai. Elzhar terkejut melihat pemandangan Zarra yang sedang menjambak rambut orang  yang tidak dikenali.

"Astagfirullah, Zarra stop, Zarra!" Elzhar hendak menyekal tangan Zarra, namun niatnya terhenti begitu saja. Kala mengingat Zarra bukan mahromnya.

"Zarra stop Zarr!"

"Diem!"

"Lonte lo!" Umpat Zarra menunjuk wajah perempuan itu.

"Gajelas lo goblok!" Sentak seorang remaja laki-laki mendorong kasar dada Zarra setelah berhasil melepaskan jambakan Zarra dari rambut pacarnya itu.

"Hey mas! Ini cewek!"

Elzhar tak tinggal diam melihat Zarra yang dikasari oleh orang lain tak dikenal. Dengan merentangkan tangan dihadapan Zarra guna berjaga-jaga agar Zarra tidak dikasari lagi.

"Sabar Zhar, sabar."

"Masalahnya ni cewek gila ini nih, gue lagi diem sama cewek gue, cewek gila itu tiba-tiba nampar cewek gue!" Ujar remaja itu menunjuk-nunjuk kearah Zarra.

"Zarfan! kamu kok gitu!?"

"Udah gue bilang, gue bukan Zarfan, sialan!" Remaja itu mendekap pacarnya yang tengah ketakutan.

"Gue bukan pacar lo!"

"Tapi k-kamu Zarfan.."

"Stop! Ini ada apa? Selesai in dengan kepala dingin, jangan gini.."sela Elzhar, Elzhar benar-benar bingung dengan mereka.

"Alah bacot!"

"Masalahnya gue gaada urusan sama cewek gila ini! Tadi dia tiba-tiba teriakin gue pake nama Zarfan! Terus dia nampar cewek gue sampe ngejambak! Lo liat kan tadi? Sampe dia nge maki cewek gue pake sebutan lonte!"

"Terus dia ngaku-ngaku gue pacarnya dia!"

"Liat cewek gue hah!"

"Iya, tapi tenang dulu.."

"Masalahnya dia cewek.." ujar Elzhar berusaha menenangkan.

Remaja itu maju, lalu mencekram kuat kemeja Elzhar."LO SIAPANYA SI? HAH? KALO BUKAN SIAPA-SIAPANYA MENDING PERGI LO! MALAH NAMBAHIN SUASANA MAKIN PANAS!"

Elzhar menghela nafasnya panjang. Ia benar-benar tidak ingin ribut yaallah, maafkan hambamu jika kelepasan.

"Ayo jawab! Takut lo? Sana perg-"

"GUE CALON SUAMINYA, KENAPA HAH!?" Dengan nafas tersenggal-senggal Elzhar menjawabnya dengan suara tegas.

Remaja itu melepaskan cengkraman dikemeja Elzhar dengan perlahan. Setelah itu, ia melirik kearah pacarnya lalu melirik kearah Zarra.

Remaja itu melirik Elzhar dengan tatapan menantang setengah takut, setelah itu ia memutuskan untuk melenggang pergi dari sana dengan tatapan tajam tak lepas dari Zarra.

"Zarfan!" Panggil Zarra berusaha ingin mengejar remaja itu. Dengan sigap, Elzhar menghadangi Zarra yang ingin pergi mengejar remaja itu.

"Apa si lo? Sana minggir, itu Zarfan! Pacar gue!"

Deg, entah apa yang merasuki Elzhar sekarang. Ia merasa sedikit sakit hati mendengar penuturan Zarra.

"D-dia bukan pacar lo." Elzhar memberanikan diri untuk menatap Zarra, setelah itu ia kembali menunduk.

"Tapi dia!"

"Udah Zarr, stop!"

Elzhar mulai berdiri, menatap setengah tajam pengunjung yang masih memperhatikan mereka.

"Kenapa pada ngeliatin? Bubar sana."

Suara dingin berat dari Elzhar mampu membuat para pengunjung yang masih setia menunggu kelanjutan argumen tadi segera kembali ketempatnya semula.

"Ayo, dia bukan orang yang lo cari." Elzhar menggerakan kepalanya mengajak Zarra kembali dengan tatapan menghadap kedepan.

"Pinggang g-gue sakit." Zarra merentangkan tangannya tanda memberi intruksi bahwa ia membutuhkan bantuan dari Elzhar.

"Sorry, gue gak bisa bantu lo." Ujar Elzhar yang masih menghadap depan.

"Sombong amat lo."grutu Zarra.

"Bukan mahrom." Penuturan Elzhar mampu membuat Zarra heran, ia tak mengerti ucapan Elzhar.

"Lagian, gue gak minta bantuan lo."

"Tunggu dulu." Ucapan Zarra mampu membuat Elzhar menghentikan langkahnya."Apa?" Tanya Elzhar.

"Kenapa tadi lo bilang kalo lo calon suami gue?"tanya Zarra polos.

Elzhar menghela nafasnya panjang." This is real."

"Ayo, nanti Bunda lo nyariin." Ajak Elzhar, Elzhar melangkahkan kakinya terlebih dahulu meninggalkan Zarra.

"T-tapi.." Zarra membalikan badannya." Zarfann.."

Saat Zarra membalikan badannya, ia mendapatkan tatapan seolah-olah tak suka dari pengunjung yang sedang berada disana. Suara bisik-bisikan pun terdengar dari mereka yang mungkin jijik melihat Zarra.

Tapi.. tadi yang Zarra lihat adalah Zarfan, Zarra mengira selama ini Zarfan menghilang dan memulai hubungan dengan orang baru. Ternyata, itu salah, itu bukan Zarfan. Hanya saja, remaja lelaki itu mirip dengan Zarfan.

"Apa gue terlalu terobsesi sama Zarfan? Sampe-sampe cowok orang lain gue anggep Zarfan?"

"Zarfan, kamu dimana?"

"Aku kangen.."

ELZHARRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang