Membuka mata , hal pertama yang dilihat adalah langit langit tempat tidur dan ruang yang terang . Dia berusaha bangkit dan duduk bersandar di kepala tempat tidur. Memghela nafas , merasakan tenggorokan yang kering dan rasa lapar . Dengan lemas dia menatap sekeliling. Mencari sesuatu yang bisa dia makan.
Di nakas hanya ada teko berisi air dan botol obat. Tidak ada hal lain selain itu. Dia pun bergerak meraih teko air dan meminumnya langsung. Seteguk demi seteguk hingga dahaganya terpenuhi. Perutnya kini terisi hanya air. Meraih botol obat dia membukanya dan meminumnya.
Perasaan lemas itu lenyap diganti dengan semangat hidup. Meski begitu dia ingin makan makanan padat. Berusaha bangkit dari tempat tidur dan berjalan kearah pintu balkon. Baru beberapa langkah suara seseorang menegurnya.
" Kau *sampah merepotkan lebih baik kau tetap ditempat tidur pesakitanmu sangat merepotkan membersihkan tempat ini, aku sangat sibuk dengan pekerjaan lainnya" ketus lancang gadis pelayan Noyt.
Mery terkejut dengan kata-kata Noyt. Dia tahu Noyt selalu berkata lancang dan tidak sopan. Namun dia tidak mengira gadis itu dengan lantang mengatakannya.
Edward melihatnya dia ingin menampar mulut itu namun keadaannya masih sangat lemah. Karena itu dia hanya menatap tajam . Kakinya yang berdiri bahkan gemetar hanya sebentar berdiri diam. Dia jatuh kelantai dengan lemah. Mery yang melihat dengan cepat membantunya berdiri dan duduk disisi tempat tidur.
" Tidak perlu mem- Tuan muda Edward saatnya menganti selimut dan memandikan Tuan muda." Ucap sinis diawal berganti dengan kata-kata melengking ramah penuh perhatian yang dibuat-buat. Karena dia melihat Tuan muda Egnel masuk bersama dokter dan kepala pelayan tua. Mery yang melihat hanya bisa marah dalam diam . Dia tidak bisa melawan karena asisten kepala berada dibelakangnya. Karena itu dia bertindak sesuka hatinya.
Mery menatap Tuan muda Edward dengan tidak berdaya.
"Kau bangun.. baguslah segera periksa dia. " Ketusnya memerintah.
Noyt dengan wajah mencari muka dengan cekatan melepaskan pakaian tidurnya Mery dengan diam mengisi bak mandi dengan air hangat suam kuku. Dia mempersiapkan semuanya dengan cepat. Lalu dengan cepat pula menganti selimut dan kulit tempat tidur serta kulit bantal .
Noyt dan kepala pelayan tua membantu Edward menuju bak mandi , dengan pengawasan kepala pelayan tua , Noyt dengan cekatan membersihkan tubuh kurus itu. Kulit yang putih pucat . Edward menatap cermin yang berada di seberang bak mandi. Dia melihat penampilan dirinya yang kurus . terlebih wajah kurus , mata besar dan rambut putih keperakan dengan mata biru muda yang jernih. Tubuh kurus kecil dengan kulit pucat . Bibir pucat . Dan wajah cantik khas anak perempuan. Jelas dia laki-laki saat melihat kebawah terdapat tonjolan itu. Lalu beberapa bekas luka yang terlihat jelas di beberapa tempat.
Dia hanya bisa diam saat tubuh kurus itu dibersihkan dari kepala hingga ujung kaki. Dokter dan bajingan itu hanya melihatnya dibersihkan.
Edward memanggil Egnel Bajingan karena ingatan yang mengalir masuk. Kenangan masalalu yang mengerikan. Betapa mengerikannya bajingan itu saat masih kecil. Luka luka ditangan dan pelipis kirinya adalah hasil kekejaman bajingan itu.
Edward menyingkirkan rambut basahnya dari pelipis kirinya hanya untuk melihat bekas luka terlihat jelas luka itu cukup dalam hingga berbekas seperti ini.
Dia juga merasakan tatapan tajam tidak senang dan terpaksa dari gadis pelayan Noyt. Karena semua orang mengawasinya lebih tepatnya pada Edward. Mau tidak mau dia harus terlihat baik dihadapan mereka.
Edward hanya tersenyum dihatinya, dia diam untuk memulihkan sedikit keadaan dirinya. Jika dia ditubuhnya sebelumnya gadis ini mungkin sudah tidak bernyawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black River.
Sonstigesoriginal story by akira yuuki reinkarnasi ketubuh pemuda yang tidak diinginkan keluarga, Maki Takahashi menjalani kehidupan keduanya menjadi Edward putra ketiga yang tidak dianggap dari keluarga Duke Bascarville. Dan harus sisa menjalani hidupnya s...