Hari ini hari biasa di kehidupan biasa yang membosankan. Matanya menatap layar ponselnya dan mendesah kesal . Banyak hal yang membuatnya bosan. Salah satunya menunggu.
Saat ini dia sedang berada di dermaga yang sepi menatap malam yang gelap tidak berbintang dan sungai yang gelap.
Berapa lama dia harus menunggu . Dia tidak punya banyak waktu untuk hal ini. Sebelum kembali dia harus memberikan benda itu.
Mengeluarkan kotak kecil dia sedikit tersenyum. Namun mendesah dia hanya menunggu jawaban yang pasti dia tahu tidak mungkin. Mereka tidak bisa bersama itu yang dia tahu.
Tap tap.
Dia berbalik setelah mendengar suara langkah dan matanya terkejut . Ada sedikit ketakutan dimatanya namun dia bersikap tenang .
" Siapa yang kau tunggu Maki.!" Ucap orang yang datang. Lalu mengeluarkan pistolnya matanya penuh kebencian dan penghinaan padanya.
Dia hanya tersenyum apa ini akhirnya. Lalu dia akan mati sebelum menyerahkan benda ini padanya.
" Tidak ada, orang yang kutunggu mungkin sudah mati sekarang" ucapnya menyeringai .
Dia terlihat tenang dalam menghadapi kematian yang akan datang, orang-orang berkumpul di belakang pria tampan yang menodongkan pistolnya. Mantan kekasih yang paling dicintainya. Mati ditangannya sungguh idiot. Tapi dia siap mati ditangan bajingan ini. Dia mata-mata dan inilah resiko dari seorang mata-mata.
" Kau benar sialan itu sudah mati" sinis pria itu .
" Itu artinya giliran ku. Aku bertanya-tanya kapan giliran ku akan tiba." Senyum nakalnya.
" Berapa banyak yang kau ketahui!"
" Sebanyak kita berada ditempat tidur." ucapnya cepat dan-
Door!!?.....
Hal terakhir yang dia lihat adalah wajah bajingan itu dan rasa sakit yang mati rasa. Dia menggenggam erat kotak itu dan tersenyum dalam penglihatan yang gelap.
....
" Aaahk?! Haah?..haah?.??" Melihat kanan dan kiri.
Dia terbangun di sebuah kamar yang seperti hotel bintang lima. Bergaya Eropa kuno .
Wajahnya penuh dengan keringat dingin dan rasa haus karena tenggorokannya terasa kering. Dia ingin bangkit namun tubuhnya tidak mampu bangun. Terasa kaku dan berat.
"Akh!?"
Hal pertama yang dia alami adalah rasa sakit sesat yang menyerang kepalanya. Sedikit ingatan mengalir. Perasaan ketakutan dan kesediaan yang tidak bisa dia mengerti.
Ruangan itu remang tanpa cahaya yang cukup.
"Akh?"
Lalu rasa sakit itu datang bersama perasaan penolakan yang kuat. Ingatan pertama adalah hinaan dan makian. Serta kesepian yang dalam. Dari wanita dan pria. Dia seolah tidak ingat, tubuhnya ingat tepat ini bukan kamar yang biasa dia tinggal. Dia mengingat kamar lusuh di atas loteng, Tidak sempit maupun luas . Hal berikutnya adalah mengingat tubuhnya mencoba bunuh diri lebih tepatnya bunuh diri dengan obat. Juga ingat kenapa dia ingin bunuh diri. Ingatan mengerikan dan penghinan dalam hidupnya yang rapuh.
' sepertinya aku masuk ke tubuh seseorang dia mati bunuh diri dan aku memasuki tubuh ini. Apa suara yang ku dengar adalah milik tubuh ini.!'
Dia berusaha sekali lagi bangun meski terasa berat dan kaku dia tetap berusaha untuk hanya sekedar duduk bersandar.
Dia memikirkan bagaimana bisa dia masih hidup dan berada di tubuh ini. Tubuh kurus dan lemah. Yang di ingatannya tubuh ini berbadan gemuk yang cukup membuatnya dihina maupun fisik dan jiwanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black River.
Aléatoireoriginal story by akira yuuki reinkarnasi ketubuh pemuda yang tidak diinginkan keluarga, Maki Takahashi menjalani kehidupan keduanya menjadi Edward putra ketiga yang tidak dianggap dari keluarga Duke Bascarville. Dan harus sisa menjalani hidupnya s...