#5. Kamu Cemburu?

5.8K 498 17
                                    

6 Bulan yang lalu..

"Kamu yang namanya Bima?" Nayla berdiri tegap dengan sorot mata tajam saat menghampiri Bima sore itu. Laki-laki itu baru saja mengutarakan niatnya untuk meminang Nayla. Orang tua Nayla segera menyetujui pinangan itu hanya karena melihat sebuah surat wasiat lusuh yang di tulis oleh Achmad Megantara, ayah Bima sebelum meninggal. Pasalnya, hubungan antara kedua orang tua Bima dan kedua orang tua Nayla terjalin sangat baik. Namun, karena kesibukan ayah Bima yang seorang tentara, bekerja berpindah-pindah tempat sehingga mereka pun berjauhan. Orang tua Nayla memang menginginkan putrinya segera menikah. Usia Nayla memang sudah matang untuk menikah, tetapi Nayla masih belum ingin melepaskan masa lajangnya lantaran dia masih ingin mengejar karirnya sebagai seorang polisi.

Bima berdiri. Laki-laki berseragam loreng warna biru itu mengulurkan tangannya, bermaksud memperkenalkan diri. Namun, hanya dipandang sebelah mata oleh gadis itu.

"Perkenalkan, saya Bima," ucapnya tegas.

Nayla segera duduk. Ia justru melipat kedua tangannya di depan dada, membuat Bima menarik kembali tangannya yang tergantung itu.

"Jadi.. " Bima mencoba membuka percakapan.

"Saya tidak mau menikah!" ucap Nayla cepat memotong perkataan Bima. Lelaki itu tampak termenung sejenak lalu tak lama ia tersenyum simpul.

"Begitukah?" tanyanya.

Nayla mengangguk. "Saya masih ingin mengejar karir saya dan belum ingin menikah dalam waktu dekat!" tegas Nayla.

Bima  mengangguk lalu menatap Nayla dengan seksama. Ia memajukan kepalanya, memastikan jika bisikannya dapat sampai dengan jelas di telinga Nayla.

"Sepertinya takdirmu tidak sesuai rencana. Orang tua kamu sudah menerima lamaran saya. Jadi, siapkan dirimu. Kita pengajuan!"

Bima tersenyum tipis saat ia mengingat pertemuan pertamanya dengan Nayla kala itu. Nayla yang menyadari senyuman Bima itu pun segera bertanya, "Kenapa senyum senyum?"

Bima  menggeleng, lalu melanjutkan menyantap steak yang ia pesan. Sesekali Bima melirik ke arah Nayla. Ia merasa sedikit heran melihat pesanan Nayla yang jauh lebih banyak dari yang ia pesan. Satu porsi sirloin steak double, satu porsi chicken drumstik, satu porsi beef blackpaper lengkap dengan nasi dan jus alpukat dengan susu cokelat. Bima tidak habis pikir jika istrinya itu memiliki kebiasaan makan yang berbeda dengan kebanyakan wanita. Sepertinya Nayla tidak terlalu memusingkan perihal berat badan. Itu cukup menguntungkan Bima karena pria itu juga suka sekali makan.

"Kenapa nggak makan?" tanya Nayla saat menyadari jika Bima hanya diam, memperhatikan dirinya. Bima menggeleng. Ia pun segera menghabiskan makanannya yang tinggal tersisa beberapa suap itu.

"Bim."

"Hmm. "

Nayla mencoba mengatur deru nafasnya dan degup jantungnya saat akan berbicara. Ia berniat membahas permasalahan yang masih menggantung antara dirinya dan Bima.

"Soal foto itu---" Nayla sengaja menggantungkan kalimatnya, ia ingin memastikan Bima memperhatikan dirinya saat memberikan penjelasan.

Setelah Bima menatapnya, Nayla pun kembali melanjutkan ucapannya, "Semua itu salah paham. Aku bisa pastikan kalau antara aku dan Bang Ganesha nggak ada hubungan apa apa selain hubungan pekerjaan. Aku harap kamu jangan mikir yang enggak-enggak, karena sebentar lagi aku akan pindah ke Jakarta. Kami sedang menangani kasus yang sama maka sudah dapat dipastikan aku dan Bang Ganesha akan sering berhubungan. Aku harap, kamu nggak keberatan, " ucap Nayla tegas.

TRAPPED IN MARRIAGE √ TAMAT [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang