#8. Bertemu Sahabat

4.3K 423 32
                                    

Nayla berjalan di koridor Mabes Polri. Ia menatap sekelilingnya seolah sedang mencari-cari seseorang. Nayla terkesiap saat merasakan tubuhnya sedikit terhuyung karena seseorang yang tiba-tiba mendekapnya erat.

"Astaga, Gempita!" Ucap Nayla kesal.

Wanita bernama Gempita itu terbahak melihat ekspresi terkejut Nayla yang menurutnya begitu lucu. Sudah lama sejak lulus dari Akademi Kepolisian, Gempita tidak bertemu dengan Nayla karena letak tugas mereka yang berbeda.

"Lo keterlaluan, deh. Masa pindah ke Bareskrim nggak kabar-kabar gue, " ucap Gempita.

Nayla menghembuskan napas panjang. Ia membenarkan posisi nametag-nya dan tersenyum menatap Gempita.

"Gue ke sini dalam rangka nyariin lo, mau gue ajak makan. Lapar, " ucap Nayla seraya mengusap-usap perut datarnya.

Gempita mengernyit lalu ikut mengusap perut datar Nayla.

"Lo udah isi, Nay?" tanya Gempita.

Nayla membulatkan manik matanya lalu memukul punggung sahabatnya itu keras-keras.

"Ngawur! Gue lapar, daritadi siang belum sempat makan. Berhubung gue anak baru, jadi ... Traktir,dong," ucap Nayla seraya mengerjap-ngerjapkan manik matanya.

"Hmm ... Udah gue duga ada maunya. Ya udah, yuk ... Gue juga belum makan, " ucap Gempita seraya berjalan beriringan dengan Nayla.

Gempita memilih mengajak Nayla ke sebuah pusat perbelanjaan, sedikit melepas penat dengan berjalan-jalan dan berakhir dengan makan di sebuah restoran Korea.

"Jadi lo masih kerja bareng Bang Ganesha?" tanya Gempita.

Nayla mengangguk. "Gue sekarang tinggal di apartemen dia. Karena gue bingung kemarin belum sempat cari tempat tinggal. Kebetulan Bang Ganesh nawarin jadi sementara gue di sana dulu sampai dapat indekos. Gue nggak tahu kalau lo ada di Jakarta," ucap Nayla seraya mengunyah Tteokbokki-nya.

"Terus, kabar suami tentara lo yang ganteng itu gimana, Nay?" tanya Gempita setengah berbisik.

Nayla berdecih, rasanya malas sekali membahas tentang Bima. "Skip-lah ... Ngomongin yang lain aja asal jangan Bima, " ucap Nayla.

Gempita mengernyitkan dahinya, merasa aneh dengan sikap yang ditunjukkan Nayla. Menurut Gempita, Nayla bukanlah orang yang mudah membenci seseorang hingga harus menghindari pembicaraan seputar orang tersebut. Nayla juga bukan sosok yang mudah menampilkan ekspresi malas seperti saat ini.

"Memang lo lagi ada masalah sama Mas Bima? Dia dinas keluar terus nggak hubungi lo apa gimana, nih?" tanya Gempita heran.

Nayla membuang napas kasar. Ia menatap Gempita sesaat, menggigit bibir bagian bawahnya. Nayla merasa ragu apakah akan menceritakan permasalahan pribadi ini pada Gempita.

"Gue malas aja, Gem. Bima aneh ... Dia bawaannya curiga melulu kalau sama Bang Ganesha. Lo tahu sendiri, kan, Bang Ganesha itu atasan gue, teman kerja gue. Dan memang dasarnya Bang Ganesha itu super baik orangnya. Dia juga sering bantu gue, tapi Bima nggak suka. Harusnya dia tuh terima kasih ada Bang Ganesh yang senantiasa jagain gue kalau lagi di lapangan bukannya malah marah-marah," ucap Nayla menahan kesal.

Gempita menahan tawanya, melihat ekapresi Nayla yang tidak biasa.

"Setahu gue, kalau cowok udah mulai posesif macam suami lo, itu tandanya dia nggak mau kehilangan lo. Dia nggak mau nanti ketikung sama atasan lo. Dia cemburu, Nay ... Masa begitu aja nggak peka, sih, lo?" celetuk Gempita.

Nayla yang sedang asyik menyantap makanan pedasnya tiba-tiba tersedak salivanya sendiri.

"Nggak mungkinlah Bima cemburu, Gem ... Gue pernah tanya soalnya dan dia jawab enggak. "

TRAPPED IN MARRIAGE √ TAMAT [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang