Nayla berjalan di koridor Mabes Polri usai turun dari ojek online yang mengantarkannya. Pikirannya tidak fokus. Terlebih semalam, Bima tidak pulang kembali ke rumah dinasnya. Berulang kali Nayla mencoba mengetikkan sebuah pesan, tetapi selalu ia hapus kembali.
"Masa bodoh, ah!" ucap Nayla menahan kesal. Ia lalu memasukkan ponsel pintarnya ke dalam tas. Nayla mengernyit saat melihat Ganesha sedang berbincang serius dengan beberapa anak buahnya. Nayla tidak berniat menunggu pria itu. Ia berlalu saat mendapatkan sebuah pesan singkat dari Kepala Bareskrim Irjen Polisi Fahmi Idris yang meminta Nayla segera datang ke ruang kerja atasannya itu.
Nayla terkesiap, saat sebuah tangan kekar menghentikan pintu lift yang hendak tertutup. Nayla terkejut melihat Ganesha sudah tersenyum di hadapannya dan berjalan masuk.
"Dapat panggilan dari Irjen Fahmi juga, Nay?" tanya Genesha seraya menyandarkan tubuh ke diding lift. Pria itu sejenak memejamkan manik matanya dan mendongak.
Nayla melihat wajah Ganesha yang masih tampak lebam dan terdapat sedikit luka yang mengering di ujung bibir dan pelipisnya. Hati Nayla berdesir. Ia merasa tidak enak dengan keadaan Ganesha. Ia tahu jika semua itu adalah karena kesalahpahaman antara Nayla dengan Bima. Nayla tidak habis pikir, Bima benar-benar sudah bertindak di luar batas.
"Masih sakit, Bang?" tanya Nayla memastikan setelah terdiam cukup lama.
Ganesha menghembuskan napas kasar lalu menatap ke arah Nayla. "Suami lo itu anggota pasukan khusus, sudah jelas tinjunya bukan main-main, Nay. Lo tenang saja, gue nggak apa-apa,kok," ucap Ganesha seraya memberikan senyum manisnya.
"Tetap saja saya merasa tidak enak dengan Abang ... semua karena saya," sesal Nayla. Ia menunduk dan memainkan jari jemarinya. Nayla terkesiap saat Ganesha meraih tangannya dan menggenggamnya.
"Lo tenang aja, Nay. Gue nggak akan laporkan suami lo ke POM AU, kok. Gue sadar masalah gue, lo, sama suami lo itu masih masuk ranah pribadi. Gue nggak mau bawa-bawa institusi, ribet ... cukup kita yang saling tahu saja, Nay."
Bagai mendapat angin segar, Nayla seolah merasakan kelegaan yang luar biasa mendengar ucapan Ganesha dan kepastian jika Bima tidak akan mendapatkan masalah akibat perbuatannya semalam. Nayla melengkungkan bibirnya. "Terima kasih, Bang ... saya tidak tahu harus berkata apa lagi sama Abang, Abang baik sekali."
Ganesha mengangguk puas, ia lalu melepaskan genggamannya dari tangan Nayla dan mempersilakan wanita itu untuk berjalan terlebih dahulu setelah melihat pintu lift telah terbuka.
Kedatangan Ganesha dan Nayla di ruang kerja Kepala Bareskrim tentu saja di sambut dengan baik oleh Irjen Fahmi yang ternyata sudah menunggu kedatangan keduanya sejak tadi.
"Kamu kenapa, Nes? Berantem?" tanya Irjen Fahmi sesaat sebelum mempersilakan Ganesha dan juga Nayla untuk duduk.
Ganesha tersenyum, ia sedikit melirik ke arah Nayla lalu kembali menatap Irjen Fahmi. "Ijin, Jenderal, saya semalam menolong teman saya yang nyaris saja terkena begal. Namun, sayang pelaku begalnya kabur. Beruntung tidak ada hal yang buruk, Jenderal."
Irjen Fahmi tampak memandang Ganesha dengan tatapan bangga. Dalam institusinya, Ganesha merupakan salah seorang perwira tingkat pertama yang memiliki dedikasi luar biasa. Belum lagi prestasi yang sudah ia torehkan dalam keberhasilannya mengungkapkan berbagai kasus yang ada.
"Kamu memang anggota berdedikasi, Nes. Saya sudah tidak ragu lagi soal itu. Untuk itulah, kalian saya panggil ke ruangan saya, ada yang ingin saya sampaikan."
Irjen Fahmi berdiri dari tempatnya seraya mengambil sebuah amplop besar berwarna putih. Ia lalu memberikan amplop tersebut pada Ganesha dan Nayla sesuai dengan nama yang tertera di depan amplop.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED IN MARRIAGE √ TAMAT [TERBIT]
Romance[Juara #2 Kategori Fantastic Viewer Event Author Got Talent 2022] TERBIT 🥰🥰 Blurb : Menikah bukanlah prioritas bagi seorang Nayla Seraphina. Yang ada dalam pikirannya hanyalah pekerjaan, karier, dan jabatan. Namun, kehidupannya tiba-tiba saja men...