#9. Butuh Ketegasan

4.3K 472 52
                                    

Nayla terkesiap saat melihat Bima dengan cepat melayangkan pukulannya pada rahang kanan Ganesha, membuat laki-laki itu mundur beberapa langkah seraya menyentuh bagian rahangnya yang sudah pasti terasa begitu ngilu. Nayla hanya berharap rahang Ganesha tidak patah karena Nayla sempat mendengar suara retakan kecil. Ganesha tampak terhuyung, ia sempat menggeleng sejenak sebelum akhirnya jatuh tersungkur di atas lantai.

"Bima, berhenti!" teriak Nayla. Ia sekuat tenaga menarik tangan Bima, berusaha menghalau pria itu untuk menyerang Ganesha. Namun, Nayla gagal.

Fokus Bima sudah terkunci. Emosinya begitu memuncak, terlihat dari tatapan tajam dan rahang kokohnya yang mengeras.

Bima terus berjalan menghampiri Ganesha yang sudah terlentang di atas lantai. Ujung bibir pria itu tampak mengeluarkan bercak darah dengan rahang yang mulai membiru.

Tanpa perlu membuang banyak waktu, Bima segera menghimpit tubuh Ganesha dengan tubuhnya. Tangan kiri Bima mencengkeram kuat kerah baju Ganesha sementara tangan kanannya sudah mengepal kuat di udara, siap melayang ke wajah Ganesha.

Ganesha menyeringai. Tujuannya untuk membuat Bima terlihat buruk di depan mata Nayla berhasil. Ganesha tidak menyangka jika Bima mudah sekali mendapatkan provokasi.

Satu pukulan mendarat di wajah Ganesha, mengenai bagian tepi pelipisnya, membuat pelipisnya sedikit lecet dan mengeluarkan bercak darah. Pukulan kedua berhasil mendarat di antara bibir dan hidung mancung pria itu. Tak butuh waktu lama, hidung mancungnya segera mengeluarkan darah segar.

Kejadian itu berlangsung begitu cepat, hanya dalam hitungan detik Ganesha sudah terkapar. Ia bukannya tidak mampu melawan. Tujuannya bukanlah untuk melawan, tetapi bertahan. Ia hanya ingin Nayla memiliki penilaian yang buruk terhadap Bima. Ganesha menduga, melihat sifat Nayla yang sedikit tidak enakan, membuat wanita itu merasa bersalah jika mengetahui atasannya terkapar tidak berdaya seperti saat ini. Hal tersebut yang dimanfaatkan Ganesha dengan baik.

Nayla terus berusaha menarik tubuh Bima. Nayla benar-benar tidak habis pikir Bima dapat melakukan hal seburuk ini pada Ganesha.

"Bima, cukup! Kamu apa-apaan,sih, " ucap Nayla.

"Saya sudah peringatkan, jangan ganggu istri saya! " Raung Bima.

Nayla menarik kuat tangan Bima saat melihat pria itu sedang mencengkeram kerah baju Ganesha dengan kedua tangannya.

Bima berhenti dan menoleh ke arah Nayla sebelum sebuah tamparan keras mendarat di pipi kirinya.

Bima diam.

Ia memandang Nayla tidak percaya usai merasakan rasa perih dan panas menjalar di pipi kirinya.

"Ayo, ikut!" ucap Nayla tegas.

Nayla menarik kuat tangan Bima dan membawa Bima keluar dari kamar apartemen tersebut. Nayla berjalan cepat menuju tangga darurat. Satu-satunya tempat di apartemen tersebut yang tidak terlalu banyak dilewati orang.

"Mau kamu apa, sih, Bim? Kamu mau bikin malu aku di depan atasan aku, iya? Kamu mau bikin aku dapet teguran dari Propam gara-gara penganiayaan ini, iya? Aku nggak habis pikir sama kamu, bisa-bisanya kamu memukuli orang yang sudah menolong aku! Pikiran kamu itu terlalu sempit! Pakai otak kalau mau bertindak, jangan hanya mengandalkan otot!" ucap Nayla penuh penekanan.

"Aku cuma ingin memberikan ketegasan pada atasan kamu itu. Kamu itu sudah menikah, seharusnya dia tahu bagaimana caranya harus bersikap dengan anak buahnya yang sudah menikah. Sedekat-dekatnya kamu dengan atasan kamu, tetap saja masih harus ada batasnya, Nay. Aku tidak melarang kamu untuk membahas kasus sampai tengah malam bahkan sampai pagi, tapi bukan begini juga caranya. Kalian ada di dalam kamar apartemen berdua saja tengah malam begini, aku yakin dia pasti akan meminta ijin untuk tidur di apartemen karena sudah terlalu larut untuk pulang! Aku juga yakin kamu tidak akan bisa menolaknya,"ucap Bima kesal.

TRAPPED IN MARRIAGE √ TAMAT [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang