Karbon memiliki brp tangan?

8 2 2
                                    

Answer : Karbon (C) itu memiliki 4 tangan, karena inilah Karbon disebut sebagai carbon based of life.

🐊

Pulang sekolah

Daiva duduk di halte menunggu bus datang, ia tidak sendiri melainkan dengan banyak murid lainnya. Memanfaatkan waktu gadis itu membuka buku yang berada di pangkuannya, membacanya di tengah-tengah keramaian. Ia berusaha memanfaatkan waktu sebaik mungkin, meskipun itu hanya 10-15 menit.

'Bruum bruumm'

Perhatian gadis itu teralihakan ketika mendengar suara deruman motor dari gerbang sekolah.

Itu Haikal.

Diam-diam senyuman gadis itu mengembang ketika melihat Haikal dengan motor besarnya. Sangat menakjubkan.

Tapi tunggu, kenapa motornya tidak melaju. Pria itu menghentikan motornya di samping jalan. Lalu turun dari motornya. Ketika Daiva perhatikan lagi, ternyata ada seorang kakek-kakek yang hendak menyeberang. Pria itu tidak terlihat menawarkan bantuan atau semacamnya, tetapi ketika lampu merah ia berjalan perlahan di belakang kakek itu membiarkan si kakek berjalan terlebih dahulu. Begitu sampai kakek tadi sampai di seberang sana. Daiva tidak tahu apa yang kakek tadi ucapkan tetapi ia bisa melihat jika si kakek tersenyum kepada Haikal. Setelahnya pria itu kembali menyebrang dan menuju motornya.

Aaaaaaa Haikal itu, memang sesuatu banget.

Daiva tidak henti-henti tersenyum jadinya, hatinya menghangat. Untung saja ia memakai masker.

🐊

"Anak Bunda kenapa senyum-senyum terus sih?" tanya Bunda Daiva memandang heran anaknya yang satu ini.

"Aaaaa Bun," pekik gadis itu.

"Pasti karena pria kemarin kan?"

"Bunda tau aja deh, ehh Dai sekarang tau loh namanya."

"Siapa-siapa?" tanya Bu Rahma antusias.

"Haikal. Haikal Zhafran Al-Fatih," ucap gadis itu.

"Bagus tuh namanya," komentar Bu Rahma.

"Iyaaa dong, Haikalnya Daiva gituloh."

"Eh!" gadis itu menutup mulutnya.

"Siapa-siapa? Haikalnya siapa?" goda Bu Rahma.

"Aaaaaa Bunda jangan gitu Dai malu jadinya," gadis itu berlari ke kamarnya meninggalkan Bu Rahma yang terkekeh melihat tingkahnya.

Di kamar gadis itu tiduran dengan posisi terlentang, ia tidak sedang apa-apa gadis itu hanya sibuk mengubah O² menjadi CO². Keluar kamar, ia menikmati semilir angin sore di balkon kamarnya.

Jadi, ini yang namanya jatuh cinta? Semenyenangkan ini? Dan semerepotkan ini?

Sesungguhnya ia takut jatuh cinta, takut dengan segala kemungkinan patah hati. Ia tampak seperti pengecut, sudah takut sebelum mencoba. Tapi ini kata bang Rafa loh, dia bilang jangan dulu jatuh cinta disaat masih fokus sama pendidikan. Jatuh cinta itu terkadang membuat orang menjadi bodoh, gitu kata bang Rafa.

Mungkin bang Rafa berkata demikian karena berpengalaman.

Berpengalaman

Menjadi bodoh.

Hehe, jangan kasih tau bang rafa nanti dia marah kalo marah Dai gabakal dibeliin Cimory tayo.

Jauh di lubuk hatinya, sebenarnya ia merasa takut karena gadis itu tau ketika ia jatuh cinta ia harus siap dengan kemungkinan patah hati, kan?

Di fikir-fikir Haikal itu terlalu sempurna untuk disandingkan dengannya. Pengetahuan agamanya luas, setiap mendengar adzan dirinya seolah terpanggil untuk segera datang ke mesjid untuk menunaikannya shalat. Bukan hanya wajib, tetapi shalat sunat pun pria itu laksanakan.

Dan funfact yang baru Daiva tahu tentang Haikal, pria itu tidak suka merokok. See? Jarang kan di zaman sekarang mendapati seorang pemuda yang jarang merokok pun rajin pergi ke mesjid.

Haikal terlalu semesta untuk Daiva yang biasa.

Jika dilihat lagi jika dibandingkan lagi dengan dirinya, maka bagai jarak bumi dan matahari. Berhijab bun Daiva baru belajar. Ia selalu memanas ketika melihat Haikal dekat dengan Zahra. Karena Zahra itu bisa mengimbangi Haikal. Jilbab yang dikenakannya panjang sangat sesuai dengan ajaran yang memang seharusnya.

Sedangkan Daiva?

Gadis itu menghela nafas lagi.

Menyebalkan.

Tak jarang Daiva mendapati Zahra dan Haikal sedang tanya jawab seputar pengetahuan agama. Hal ini membuat ia semakin merasa kerdil dihadapan mereka terkhusus Haikal.

Malam hari

"Bun Dai mau ke toko depan komplek dulu yaa," ucap gadis itu sambil menuruni tangga.

"Ngapain? Malam-malam ini, gaboleh ah," cegah Bu Rahma.

"Dai mau beli cemilan Bun," rengek gadis itu.

"Yaudah yuk tapi sama bunda aja."

"Ayah gak usah ikut yaa," pinta Daiva.

"Lah kenapa?" Tanya pak Rama.

"Ini tu girls time Yah," ucap Bu Rahma membuat Pak Rama menggelengkan kepalanya.

Sesampainya di toko.

Daiva fokus memilih camilan yang ia inginkan sedangkan bundanya entah berada dimana, yang pasti sedang memilih sesuatu yang ingin dibeli juga. Gadis itu berjinjit berniat membawa camilan di rak atas, tetapi karena tinggi badannya yang tidak seberapa itu ia jadi kesusahan.

Ketika ia terus berusaha berjinjit, dari belakang ada tangan yang mengambil camilan yang diinginkannya. Dan sialnya camilan itu tinggal satu.

"Yah yah itu punya Dai," ucap gadis itu sambil berbalik.

Gadis itu mengangkat wajahnya melihat siapa orang yang mengambil makanannya.

Kedua mata mereka beradu, tetapi si pria dengan segera mengalihkan pandangannya.

'Deg!'

Itu jodohnya.

Eh maksudnya itu Haikal.

Wahh ini rezeki namanya.

"Kal itu punya Dai," ucap gadis itu refleks.

"Iya," ucap pria itu lalu memasukan camilan tadi kedalam keranjang milik Daiva.

Loh

Gak dibawa?

Jadi, maksudnya Haikal membantu Daiva gitu?

"Eh makasih Kal," ucap gadis itu kepada Haikal yang sudah berbalik.

Pria itu mengacungkan jari jempolnya.

'Tring'

Daiva merogoh sakunya mengambil handphone.

Sumber uang 💸
Dai kamu bayar sendiri ya, kamu lama Bunda nunggu diluar.

Daiva
Iyaa Bundaaaa

Gadis itu mendelik, untung saja ia membawa uang yang cukup.

Sesudah dari kasir gadis itu kesusahan dengan barang belanjaannya yang banyak itu. Karena itu, ia kesulitan membuka pintu.

Saat ia kesusahan seseorang membukakan pintu, dengan segera gadis itu keluar dengan barang belanjaannya. Ketika ia akan berterimakasih kepada orang itu. Lagi-lagi semesta memberikannya kejutan dia 'Haikal'.

Pintu toko yang dibuka tapi kok malah pintu hati Daiva ikut terbuka?

🐊

Sebelumnya mohon maaf kalo kependekan, mood saya lagi gak bagus soalnya.

Note : cerita ini hanya fiktif belaka tidak didasarkan kepada hal nyata apapun.

*ada sih dikit-dikit yang mirip kisah saya :)

Hira, 3 July '22.

The last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang