"Mungkin dunia ini terlalu buruk bagi Satsuki, Bapa.."
.......
"Meski aku sama sekali tidak mengerti, kenapa harus Satsuki?"
.......
"Bapa tolonglah kami...tolonglah kami untuk selalu kuat. Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Amin"
"Amin"
Yoshi merampungkan doanya di gereja pagi itu, sebelum menengok ke kanan karena doanya tadi diamini oleh seseorang.
Hwang Hyunjin.
Pria bertubuh tegap itu datang dengan setelan hitamnya, kemeja kain yang ditekuk hingga siku dan celana senada. Satu-satunya hal yang mencolok dari Hyunjin hanya kulit putihnya, karena rambut cowo itu kebetulan sedang hitam pekat juga.
Setelah mengamini doa Yoshi, Hyunjin turut berdoa untuk dirinya sendiri dan begitu selesai ia langsung disambut oleh helaan nafas berat Yoshi.
"Tumben lo kesini?" tanya-nya
"Karena gue tau lo disini"
"Kenapa harus item-item sih Jin? bikin sakit mata liatnya"
Hyunjin melirik ke arah Yoshi sambil tersenyum, "kenape lu?"
"Capek...."
"Gimana gak capek? 2 tahun ngelihat orang yang kita sayang antara ada dan tiada" Hyunjin menyandarkan punggungnya pada bangku gereja, "that condition getting worse?"
"Iya.."
Semalam setelah pulang dari Rumah Sakit, Yoshi gak balik ke Raya Boulevard. Dia pulang ke apartemennya dan masuk ke ruang doa, untuk menghabiskan hampir 2 jam menatap Tuhannya.
Yoshi sempet kirim chat ke Hyunjin untuk sekedar memastikan apa selama ini emang sikapnya yang salah dalam menghadapi keadaan Satsuki? Dan hal itu membawa Hyunjin kemari, dia tau pasti gimana Yoshi. Sahabatnya itu emang sangat beriman dan dekat dengan Tuhan, jadi bukan tempat yang aneh kalo disaat sedih kita bisa menemukan Yoshi disini.
"gue idealis ya Jin?"
Hanya dengan satu bubble chat dan Hyunjin tau kalau Yoshi lagi kacau. 6 sekawan its not an illusion.
"Emang gak mudah Yosh....lu udah jalanin 2 tahun"
Hening selama 15 menit sampai akhirnya Yoshi buka suara lagi.
"Kemarin Satsuki bereaksi, tangannya gerak dan detak jantungnya mulai normal. Deteksi awal dokter emang Satsu akan sadar, secara perlahan.." terdengar helaan nafas lagi dari Yoshi,
"tapi ternyata engga. Justru dokter ngevonis kalau kemungkinan reaksi Satsuki itu merupakan akhir bagi dia. Awalnya gue masih yakin, gue kenal Satsu meski dia gak sekuat itu, tapi gue percaya kalo dia pasti punya semangat hidup. Jadi apapun vonis dokter gue masih denial",
"dan tadi pagi...sekitar jam 5, bang Yuto nelfon. Apa yang dia sampein sama persis dengan vonis dokter. Bang Yuto jelasin kalo Satsuki dinyatakan mati otak dan gak akan pernah bangun lagi, secara batiniah sebenernya Satsu udah meninggal"
Untuk yang kesekian kalinya, Yoshi menghela nafas, "gue gak pernah siap untuk hal ini Jin...gak pernah"
"Itu karena lo justru tau kalo Satsu kemungkinan hidupnya akan kecil, jadi lo menutupi—to counter thats hurted feeling—supaya keyakinan yang lo tau sejak awal, gak kejadian"
"Jadi gue membohongi diri gue sendiri?"
"Iya. Dengan dalih lo meyakini Tuhan"
"No, i am"
KAMU SEDANG MEMBACA
/3/ De-A-Lova ft. Yoshi Karin
FanfictionCinta itu paham, bagaimana arus kebenaran membawanya. Tidak akan pernah salah, bahkan tertukar. ft. Kanemoto Yoshinori Karina Yoo ©2022, itsmarauders