Yoshi tidak tahu bagaimana keadaan Jeno, yang dia tahu ketika tiba di rumah sakit adalah keluarga besar Satsuki sudah berkumpul disana. Termasuk ada tunangan Bang Yuto yaitu Kak Sakura.
"Langsung masuk aja" bisik Bang Yuto sembari membukakan pintu kamar Satsu untuk Yoshi.
"Ini kenapa Bang?" tanya Yoshi bingung.
"Satsu udah sadar, dokter ngelepas alat bantu pernafasan dan semua yang ada di tubuh Satsu selama ini. Kata dokter itu permintaan Satsu....dia minta pindah ke Korea Selatan dan pengobatan disana. Tapi sebelum kita pindah besok, Satsu mau ketemu lu"
Jangan pernah bertanya bagaimana perasaan Yoshi, ia benar-benar di titik terendah hidupnya. Sama persis ketika ia harus kehilangan sang ayah dulu. Pindah ke Korea? kenapa tiba-tiba?
"Masuk Yosh"
Yoshi melangkahkan kaki pelan ke dalam ruangan. Ketika Yoshi masuk disana hanya ada Satsuki terbaring lemas, wajahnya sudah pucat, dan bibirnya kering. Tapi kali ini keadaannya tidak terpejam, kali ini Satsuki membuka matanya, ia bernafas.
"Ochi..." lirih Satsu ketika Yoshi mendekat, "Ochi...akhirnya aku bisa lihat kamu lagi"
"Satsu.."
"Iya...ini aku"
Yoshi diam saja di pinggir ranjang, tidak cukup kuat untuk merengkuh Satsuki atau menyentuh tangannya. Yoshi sudah kotor, ia telah bersetubuh dengan Karina dan memukul Jeno hingga babak belur. Tangan seperti itu tidak pantas untuk menggenggam Satsuki lagi. Meski setelah sekian lama, akhirnya Yoshi dapat melihat mata Satsuki terbuka.
Naasnya, Satsu yang justru meraih tangan Yoshi. Ia menggenggam tangan kekasihnya itu dan mengusapkannya perlahan ke pipi. Bisa Yoshi rasakan kulit Satsu begitu dingin pasi. Hal tersebut membuat Yoshi ngilu.
"Satsuki..."
"Ngga papa Chi, aku tahu dan sadar udah ninggalin kamu begitu lama. It's been a while dan pasti udah banyak hal yang kamu lewati" Satsu menarik nafas pelan, "aku gak akan meminta penjelasan apa-apa dari kamu, aku gak akan tanya soal noda darah di baju sama tanganmu ini, aku juga gak akan tanya kenapa wajah kamu lelah banget"
Yoshi shock, Satsuki sadar? ia berhasil bangun dari komanya? setelah sekian lama, akhirnya Satsuki membuka matanya. Yoshi semakin dipukul akam kenyataan, kekasihnya masih selembut bidadari. Meskipun telah melewati masa, tapi suara riang nan hangat Satsuki tidak berubah.
"Kamu gak berubah Satsuki...cara kamu pegang tangan aku masih sama, lembut. Cara kamu ngomong sama aku juga masih sama, halus dan sabar. Bahkan—"
"Cinta aku juga Chi" potong Satsuki lirih, "cinta dan sayang aku buat Ochi juga masih sama, gak pernah berubah..."
Saat itu juga Yoshi menangis. Yoshi meneteskan air matanya dengan deras tanpa suara. Pernah mendengar sebuah kutipan bukan? bahwa rasa sakit yang sesungguhnya hadir ketika kamu menangis tanpa suara.
"Ochi jangan nangis, Ochi harus ikhlas ya....Ochi harus ikhlasin Satsuki"
Gadis itu tampak terengah dan nada suaranya melemah, namun tangannya masih merengkuh tangan Yoshi dengan kuat seakan tak ingin melepaskan.
"Satsu....kenapa harus kamu sih? kenapa harus kamu yang menderita? kenapa harus kamu yang kecelakaan?"
"Ochi udah. Jangan sakitin aku dengan kayak gitu...jangan ya Chi"
"Aku gak mau pisah sama Satsu"
"Satsu juga, Satsu masih sayanggg banget sama Ochi. Tapi...itu tandanya Ochi masih banyak hal yang harus dilakuin. Tuhan...masih punya cerita untuk Ochi. Jadi...jangan nangis ya, nanti Satsu sedih"
KAMU SEDANG MEMBACA
/3/ De-A-Lova ft. Yoshi Karin
FanfictionCinta itu paham, bagaimana arus kebenaran membawanya. Tidak akan pernah salah, bahkan tertukar. ft. Kanemoto Yoshinori Karina Yoo ©2022, itsmarauders