06. J

406 62 5
                                    

"kita sangat berbeda, saat aku memilih untuk mengakhirinya kau lebih memilih untuk mempertahankannya"







Siang ini jevier datang mengunjungi zeline dikantornya, jevier sudah menunggu selama 25 menit. Dia bermain game untuk menghilangkan rasa jenuhnya, sesekali melirik pintu yang tak kunjung dibuka.

"Nungguin orang meeting berasa nungguin jodoh"

Pintu itu dibuka tak lama kemudian, jevier mendongak berharap kedatangan zeline, namun yang dilihatnya adalah sang kakak, Mikhael.

"Ngapain Lo disini?"

"Ya kan gue kerja disini. harusnya gue yang tanya, Lo ngapain disini?"

"gue ada urusan sama Zeline, gak usah geer. Dikira gue mau apa ketemu peranakan gorilla kayak elo." khael menatap tajam kearah adiknya, khael akan membalas perkataan jevier. Tapi pintu kembali dibuka, jevier mendongak kembali mengharap kehadiran zeline. Lagi-lagi harapannya pupus karena yang datang bukan zeline melainkan Tristan. Jevier mendecak kesal.

"Gue kira zeline"

"Zeline masih rapat" Tristan mengambil duduk dihadapan khael.

Pintu kembali dibuka, orang yang paling ditunggu akhirnya datang. Zeline muncul dengan rambut diikat dan kacamata, tangannya penuh membawa tablet dan dokumen.

"Gue lagi nggak buka antrian sembako" zeline melewati mereka dan berjalan menuju mejanya.

"Emang muka gue keliatan kek orang nunggu sembako?"

"Iya jev, keliatan banget" semua orang tertawa kecuali jevier yang mendengus kesal.

"Ada masalah apa? Kenapa ngumpul diruangan gue? Gue sibuk jadi cepetan"

"Gue sih nggak ada urusan, sekretaris Lo bilang didalem ada jevier ya gue masuk lah"

"Kangen kan Lo sama gue" ejek jevier, Tristan tertawa lalu berjalan ke meja zeline dan memberikan beberapa dokumen.

"Semua udah disetujui, proyek Lo udah siap dikerjakan"

"Beneran?" Tristan mengangguk

"Mereka suka dengan ide yang Lo berikan, mereka nggak punya alasan buat nolak" zeline tidak bisa menyembunyikan rasa senang dihatinya, ia terus tersenyum sambil membolak-balik dokumen itu.

"Cuma kita yang bisa liat pimpinan Alexander mode sinting gini" jevier berbisik pada khael

"Zel! Lo dibilang sinting sama jevier" zeline langsung mendongak dan menatap jevier, Tristan dan khael tertawa melihat komuk jevier.

"Gapapa gue lagi seneng sekarang, pengangguran kayak Lo nggak bisa ngehancurin mood gue"

"Gue bukan pengangguran ya! Gue ini hanya sedang memilih tempat yang bagus buat gue kerja"

"Gak usah ngeles" khael menimpali, jevier melempar bantal tepat mengenai wajah khael. Zeline dan Tristan hanya jadi penonton kakak beradik Laksamana yang sedang bertengkar.

"Udah jangan pada berantem, inget umur" Tristan menghampiri keduanya, dan memperlihatkan video yang tadi dia ambil saat khael dan jevier baku hantam dengan bantal.

[1] The Rainy Night ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang