[5] Aksa [Jauh]

217 15 3
                                    

Wattpad account: Ami_san12

Series: Ultraman Taiga (2019) Alternative universe! (AU!)

Judul cerita: Aksa [Jauh]

—Selamat membaca–

“Cerita ini akan bagus jika dijadikan novel.” ketukan tak berirama menghiasi api kecil di puncak lilin. Dari bentuk kaca, mengintip dari gelas anggur dengan isi yang semerah taplak, ada seorang pria berjas hitam di ujung meja.

Sementara, pria lain memasang wajah paling serius yang dia bisa. Dengan serius dan tanpa ketertarikan memberi tatapan tajam kepada orang di arah berlawanan.

“Saya ragu itu terjadi.” katanya. Pisau kembali menyentuh piring. Ketajaman yang akurat menembus daging. Denting berbunyi bersama asap yang terlihat membumbung di jendela, baku tembak pun menjadi musik di latar belakang.

Pria seberang –Homare Souya– tersenyum, “Profesional seperti biasanya, Hiroyuki.” dia meletakkan garpu dan pisau, tenggorokan yang kering menuntunnya ke gelas anggur.

Hiroyuki hanya menganggap godaan itu sebagai angin lalu. Pikirannya hanya fokus dengan makanan yang dihidangkan, dan tuli terhadap keributan di luar.

Senapan, pistol, meriam, bahkan kendaran sangat cerewet di luar. Hening benar-benar diisi dengan teriakan bersaut ledakan. Hiroyuki tak menggubris. Berpikir bahwa dia memiliki hal yang lebih berguna untuk dilakukan daripada mengomentari keributan ini.

“Anda adalah pembunuh paling menarik yang pernah saya temui,” Homare meletakkan gelasnya. “Daripada pembunuh-pembunuh lain sebelumnya.”

Mata Hiroyuki melirik. Menembus dengan ketajaman dan memotong batang mawar. Menari bebas di atas meja lalu sukses memikat saraf untuk fokus kepadanya.

“Anda selalu berlebihan memuji saya.” katanya. Namun bukan wajah datar seorang yakuza, Hiroyuki justru mendapat sebuah seringai.

Harus dia akui, oval di bibir Homare memiliki racun yang lebih mematikan dari sianida. Lipatan kulit yang menjadi bulan sabit praktis memperindah fitur wajahnya. Hiroyuki mengumpat dalam hati tentang betapa tampannya yakuza muda itu kali ini.

“Ya, saya selalu terobsesi pada hal-hal cantik.” kursinya didorong mundur. Berdiri dan mengabaikan tatapan bertanya yang sekilas di mata Hiroyuki, Homare bergerak berjalan menyusuri meja.

“Dan anda tidak berbeda.” ujung jarinya berhenti di siku Hiroyuki.

Tuan muda Yakuza itu mengambil satu langkah, membalikkan tubuhnya dengan satu gerakan pelan dan mempesona untuk memeluk mesra si Kudo dari belakang.

“14 Februari,” tangannya mengeluarkan sesuatu.

“Selamat Valentine, sayang.” bersamaan dengan sebuah pistol hitam yang datang ke depan Hiroyuki. Dengan licik menggodanya untuk menyentuh senjata dengan khatulistiwa pita merah. Mawar putih tumbuh di gagangnya. Itu hampir seperti seluruh dunia Hiroyuki berhenti karena satu benda.

Tunggal Kudo tersebut terkesima. Matanya menjelajah dengan antusias. Detail sekecil apa pun tidak boleh luput. Lekukan, pelatuk, bahkan menemukan nama lengkapnya di gagang pistol. Cetakan yang bertabur perak di setiap sisi. Berkilau dengan cantik. Seolah Homare mendatangkan seluruh bintang di Bima Sakti untuk menghias nama “Hiroyuki Kudo” di pistol ini.

TOKUSATSU : THE Colors of LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang