DHSD 3

10.6K 122 4
                                    

Cheryl yang biasanya berisik dan tak pernah tenang mendadak seperti ponsel yang senyap.

Pertama, dia malu, kedua, dirinya takut, ketiga, otak mesumnya terus terbayang-bayang, ke empat, bagaimana caranya lagi agar dia mendapatkan kesempatan lagi untuk melihatnya? Okay, lupakan yang ke empat.

Dengan tubuh yang sedikit tremor Cheryl kembali masuk ke dalam kelas, bahkan map titipan dari dosen sebelumnya juga kembali dia titipkan pada orang lain.

Saat kembali ke kelas mendadak dirinya sangat diam. Izzy menatap curiga pada temannya yang tidak seperti biasanya.

"Ayah aku minta beli boneka Pocoyo yang baru, yang mata biru. Aku nggak tahu sih atau ada tidak. Temani aku beli, ya." Cheryl hanya menoleh sekilas dan masih saja senyap.

Gadis itu memilih untuk menyibukkan diri dengan mencoret-coret buku miliknya.

Masih teringat dengan jelas senjata perkasa milik sang dosen yang membuat tubuh Cheryl masih panas dingin hingga kini.

Jujur saja, selama nyaris dua puluh tahun hidupnya dia belum pernah melihat hal seperti itu langsung.

Bagaimana caranya agar melupakan ingatan itu?

____

Aarav tak habis pikir dengan apa yang terjadi barusan. Bagaimana mungkin gadis bodoh dan ceroboh itu masuk ke dalam toilet pribadi miliknya?

Baiklah, sejak awal gadis itu sudah ceroboh hingga kini. Masih teringat dengan jelas saat dada rata, tapi dia yakin kulitnya selembut sutra. Okay, cukup!

Pria itu memutar kursi kebesaran miliknya, sekarang bagaimana caranya untuk menghindar? Harusnya dia berpura-pura tidak terjadi apa-apa di antara mereka dan tetap bersikap profesional dan mengajar seperti biasa, atau dia yang memilih resign segera?

Dia yakin, saat bertemu nanti keduanya akan teringat bagian tubuh masing-masing lawan.

Pria itu menunduk menatap iba pada kobra kesayangan yang terlihat membengkak karena bergejolak dengan bayangan dada rata, bokong bulat, kulit mulus dan lembut tersebut. Sial!

Walau punya dada rata tapi Aarav bisa menjamin jika gadis berisik itu punya kulit sehat dan terawat.

Shit! Shit!

Kepala otaknya bisa pecah jika seperti ini.

Dirinya bukan lagi anak remaja tanggung yang mengenal hal seperti itu, tapi kenapa gejolak lelakinya tetap bergelora? Seperti baru mengenal saja hal seperti itu.

Berangkat dari bangku miliknya, berjalan menuju wastafel dan berkali-kali mencuci mukanya untuk menghilangkan seluruh bayangannya.

Bahkan di malam itu dia harus mandi air dingin dua kali untuk menenangkan si Kobra karena tak bisa tenang, kepalanya ingin mematok goa lawannya.

Terkutuklah gadis bodoh itu!

Terkutuklah status duda sialan ini!
___

Setelah pulang kuliah Cheryl berkali-kali menggeleng dan akhirnya bisa menguasai diri.

Sekarang dia dan Izzy sedang berada di sebuah supermarket paling lengkap.

Mata kucing Cheryl memanjakan diri sambil melupakan kejadian tadi. Entahlah, sekarang dia akan memandang Aarav dengan perasaan yang berbeda, walau sang dosen tetap menjadi idola sejuta umat di kampus.

Padahal sebelum tidur dia selalu membayangkan bagaimana dada bidang sang dosen dan juga perut kotak-kotak ciri khas pria fiksi di novel-novel.

"Emang aneh Papa tuh, mana ada boneka Pocoyo mata biru," gerutu Izzy.

DOSENKU HOT SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang