Senyum terus mengembang di bibirnya menatap sang pujaan hati yang tidak akan pernah bosan dipandangnya.
"Ayang jangan tertawa, lihat baju aku basah semua." Cheryl merajuk sedangkan sang dosen lagi-lagi terkekeh gemas.
Keduanya pulang ke apartemen yang menjadi markas di saat ingin bertemu dan bermesraan. Memang tak banyak waktu bersama karena Aarav yang super sibuk dan juga harus membagi waktu dengan anak-anaknya.
"Rasanya seperti aku baru saja keluar dari medan pertempuran."
"Kamu hebat, kamu berani."
Cup!
Kecupan ringan di pelipisnya membuat seluruh beban dan rindu langsung tersalurkan. Cheryl tersenyum sambil memeluk sang kekasih hangat.
"Ayang geli. Pasti ayang udah lama nggak cukur." Cheryl berusaha menghindari wajahnya dari bulu-bulu tajam dari wajah sang kekasih.
"Ya sudah lama, kan biasanya kamu yang bersihin," jelas Aarav.
Cheryl mengangguk tapi masih meringkuk nyaman sembari memeluk dada bidang hangat tersebut, dia menutup matanya. Membiarkan pakaian basah miliknya mengering di tubuhnya.
"Baju ayang ikut basah."
"Tidak apa."
Cheryl kian tersenyum. Betapa moment ini yang selalu dia nantikan, hanya berduaan dengan sang kekasih yang super sibuk. Bahkan dalam satu bulan belum tentu mereka bisa berduaan seperti ini.
"Kenapa sekarang kamu makin cantik?"
"Ayang... Jangan bikin aku menopause," rengek Cheryl dengan seluruh wajah memerah. Andai pria ini tahu rasanya dia ingin melahirkan anak tuyul segera karena pujian itu.
"Ayang super sibuk, bahkan di kampus aja aku jarang lihat."
Aarav mengangguk, profesi sebagai pengacara lebih menyita waktunya.
"Jadi, sekarang mau ngapain?" tanya Aarav mengalihkan pertanyaan Cheryl. Saat bersama gadis ini pekerjaan selalu dia singkirkan karena quality time mereka yang semakin langka harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Cheryl bangkit dari tempat ternyaman dada sang dosen dengan pakaian yang masih basah dia berjalan menuju toilet dan segala perkakas untuk mencukur bulu-bulu di wajah kekasih tuanya.
Alat perang sudah berada di tangannya. Gadis itu tersenyum menatap pada Aarav dan kembali duduk di pangkuan Aarav.
Mereka tidak akan membicarakan bagaimana keduanya sudah melihat barang privasi masing-masing karena sekarang dunia Cheryl dan Aarav yang berbeda, bukan status dosen dan mahasiswa.
Duduk berhadapan dengan posisi Cheryl yang masih ngangkang di pangkuan sangat kekasih dan mulai mencukur wajah Aarav dengan telaten.
"Satu kali cukuran satu ciuman," goda Cheryl terkikik.
Cup!
Dengan gemas Aarav mengecup bibir merah merekah tersebut, walau wajahnya penuh busa. Sudut bibir Cheryl ikut terkena bisa sabun.
"Ayang, kita nonton film Nemo. Ada ikan kita ciuman," saran Cheryl.
Aarav hanya menggeleng, perbedaan usia jauh yang terbentang di antara keduanya memang menjadi PR besar karena dia harus mengikuti gaya anak muda yang memang bukan lagi masa untuknya, tapi dia mencoba untuk memposisikan diri jadi seorang kekasih yang pengertian.
Mereka tidak akan pernah membahas apa yang ada di luar markas ini karena itu statusnya bukan lagi sepasang kekasih, tapi dosen dan mahasiswa.
"Ayang makin hari makin ganteng." Cheryl mengelus-elus pipi sangat dosen yang lebih cocok jadi ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSENKU HOT SUGAR DADDY
Humor"Kalau di kampus kamu dosen aku, di luar aku adalah sugar baby." Cheryl menatap dengan puppy eyes pada Aarav dosen paling tampan seantero kampus Unbelievable. Duda panas dengan empat anak. Sudah lama dia mengejar sang dosen yang merupakan ayah dar...