Teman piket

91 6 2
                                    

"Sakishima Haruki"

"Yume-chan, teman piketmu duduk di mana?" tanya Ai

"Mm? Teman piket?" Yume melihat ke papan tulis dan membaca nama di atasnya.

Sakishima Haruki.. Sakishima... Haruki..... Oh iya!!

"Dia duduk di situ!" bisik Yume sambil menunjuk ke bangku sebelahnya yang kosong.

"Sepertinya dia tidak masuk juga hari ini.." kata Yume

"Ooh! Jadi anak laki-laki di sebelahmu namanya Sakishima Haruki?" tanya Ai

Yume mengangguk-angguk.

"Dari upacara penerimaan peserta didik baru, dia jarang masuk. Setiap kali masuk, ia seperti orang suram yang beraura 'Jangan dekati aku'. Makanya aku tidak pernah mencoba berbicara dengannya. Aku pernah sih, ingin mencoba bicara dengannya, tapi saat itu dia sedang tertidur, jadi aku tidak berani mengganggunya." kata Yume.

"Mm! Aku tahu kok. Tapi, kurasa namanya bertolak belakang sekali dengan orangnya. 'Sakishima Haruki' itu nama yang ceria kan?" tanya Ai

"Ya, menurutku juga begitu." jawab
Yume.

"Yume-chan, itu pr sudah terkumpul semua kan?" tanya Ai

"Sudah." jawab Yume.

"Lebih baik kau berikan pr-pr ini pada Maeno-sensei sekarang. Nanti keburu bel!" seru Ai.

"Baiklah." jawab Yume setuju.

Mereka keluar kelas dan berjalan menuju ke ruang guru. Sampai di ruang guru, Yume mencari Maeno-sensei dan bertemu dengannya.

Bukk!!!!
Suara tumpukan pr matematika di meja Maeno-sensei.

"Maeno-sensei, ini pr-prnya." kata Yume.

"Wah, terima kasih ya Asada-san. Tapi kamu kuat juga, buku-buku ini berat kan? Kenapa tidak minta bantuan teman piketmu?" tanya Maeno-sensei

"Tidak perlu, Sensei. Saya kuat kok, kalau cuma bawa segini. Lagipula, teman piket saya belum datang, atau mungkin tidak masuk." jawab Yume

"Baiklah, kalau begitu. Sekali lagi terima kasih ya!" seru Maeno-sensei.

"Sama-sama Sensei, saya permisi dulu." kata Yume

Yume baru berjalan beberapa langkah mundur, tiba-tiba Maeno-sensei memanggilnya.

"Tunggu Asada-san! Saya belum selesai bicara. Begini, sebenarnya nanti saat pelajaran matematika, saya mau memberikan pr. Tadi kamu bilang teman piketmu bisa saja belum datang atau tidak masuk kan? Apakah itu Sakishima Haruki?" tanya Maeno-sensei.

"I..iya Sensei." jawab Yume.

"Nah, pas sekali. Kau tahu kan dia jarang masuk? Sepertinya dia punya masalah. Entah masalah keluarga atau masalah lain. Bapak khawatir dia ketinggalan pelajaran. Jadi, pulang sekolah nanti saya mau minta tolong kamu untuk mengantarkan beberapa kertas pr dan soal latihan. Kau tidak keberatan kan?" tanya Maeno-sensei dengan wajah memelas.

Hah?? Mengantarkan pr? Tapi.. aku tidak dekat dengan si Sakishima-san ini.. Mau menolak.. tapi aku tidak tahan dengan wajah memelas Sensei!!

"Iya!! Tidak keberatan kok Sensei!" jawab Yume spontan.

"Wah.. aku tertolong! Terima kasih lagi ya, Asada-san! Baiklah, pulang sekolah tolong temui saya di sini ya. Nanti akan saya beri alamat dan kertas-kertasnya!" seru Maeno-sensei girang.

"Baik! Saya permisi dulu!" seru Yume.
Yume kemudian berjalan mundur dan keluar dari ruang guru.

KRINGG!!!
Bel sekolah berbunyi.

Yume segera berlari menuju ke kelasnya. Saat ia sampai di kelas, ia melihat bangku di sebelahnya tetap kosong. Sakishima Haruki juga tidak terlihat di mana pun.

Hah.. benar benar tidak masuk.

TBC

My Little FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang