Malam dia datang

138 7 2
                                    

"Ahhh.....!!" seru Yume kaget, sambil menarik kursinya ke belakang.

Tiba-tiba terdengar suara dari lantai bawah. "Yume, ada apa?"
"Papa.."pikir Yume. "Tidak..
tidak ada apa apa Pa, hanya... laba-laba! seru Yume

"Aku pasti masih bermimpi..." kata Yume. "Kau tidak bermimpi Yume-chan, kau kan baru saja bangun.." kata sesuatu di depan Yume.

Makhluk itu seperti seorang anak perempuan. Namun, ukurannya hanya sebesar ibu jari orang dewasa. Ia terlihat memakai baju terusan berwarna putih. Matanya berwarna biru langit. Rambutnya pendek sebahu. Dia terlihat sedang duduk di buku Yume.

"Makhluk apa itu?? Mengapa dia mengenalku?? Dia datang dari mana, pintu dan jendelaku kan tertutup" pikir Yume

"Maaf terlambat memperkenalkan diri, namaku Ai. Aku adalah sebuah....tidak.. maksudku seorang, mungkin... kau bisa menyebutnya peri?" kata Ai

"Peri? Bukankah peri itu hanya ada di cerita dongeng? Memangnya di dunia ini ada yang namanya peri?" pikir Yume.

"Yume-chan, aku tahu dengan kehadiranku, kau pasti bingung dan bertanya tanya mengapa aku bisa mengenalmu atau dari mana aku datang dan sebagainya. Baiklah, akan kujelaskan semua dari awal." kata Ai

***
"Yume-chan, Mama tadi mampir ke Toko Bunga. Lihat, mama membelikanmu bibit bunga. Bibit ini diberikan oleh seorang anak laki-laki anak pemilik toko bunga. Sepertinya dia seumuranmu . Dia bilang dia mau lho menjadi temanmu. Oiya, dan katanya lagi, kalau kau menanam bibit ini, kau tidak akan kesepian." kata Mama Yume

"Benarkah Ma? Seorang anak laki-laki? Dia mau menjadi temanku? Aku senang sekalii... kapan-kapan kenalkan dia denganku ya Ma! Tapi, aku bingung apa maksud perkataan anak itu.." kata Yume

"Hehe, mama juga tidak mengerti. Sudah, kamu tanam saja bibitnya, jangan lupa siram dan diberi pupuk, siapa tahu, ada kejutan di dalamnya!" kata Mama Yume

"Hmm.. aku masih bingung. Tapi, sudahlah, aku tanam ya ma.." kata Yume

"Iya sayang" kata mama Yume

***
"Aneh... ini aneh sekali. Sudah 5 tahun kutanam tanaman ini. Batang, daun, sudah tumbuh. Bunganya pun sudah muncul. Tapi, kenapa bunganya tidak mekar. Yang ada hanya bunga berbentuk kuncup." pikir Yume

"Aku tidak tahu jenis bunganya. Mungkin bunganya memang sebatas kuncupan. Tapi, seharusnya satu bibit bunga hanya akan berbuah satu tanaman bunga yang bertahan selama setahun?.... tidak, setahun itu terlalu lama untuk setangkai bunga untuk bertahan hidup, mungkin 1 bulan... 2 bulan....Tapi... tanaman ini hidup selama 5 tahun.. aneh sekali..."

"Ah sudahlah, tak usah dipikirkan, ini kan berarti kenanganku dengan mama tidak pernah mati. Dan juga, aku sudah terbiasa dengan adanya tanaman ini. Tapi aku penasaran, kejutan seperti apa yang anak itu maksud dalam bunga yang kuncup selama 5 tahun..." pikir Yume

***
"Yume, kau ingat dengan bibit bunga yang mamamu berikan?" tanya Ai

"iya... memangnya ada apa dengannya?" kata Yume sambil melihat ke arah jendela tempat tanaman bunga kuncupnya berada.

"Hah... bunga itu... mekar?" tanya Yume. Ia melotot tidak percaya melihat hal itu.

"Yak, benar sekali. Hihihi, kau tahu kenapa selama 5 tahun sejak kau menanamnya, bunga itu selalu kuncup dan tidak pernah mekar? tanya Ai

Yume hanya menggeleng-geleng menanggapi pertanyaan Ai.

"Itu karena... aku tinggal di situ! seru Ai sambil tersenyum riang.

"Tinggal? Ah.. kalau melihat ukuran makhluk.. maksudku peri ini.... tidak aneh juga dia bisa muat di dalam bunga... Tunggu.. aku pernah mendengar dongeng mirip seperti ini... Itu cerita... cerita..Thum... Ahhh!! Thumbelina" pikir Yume

"Kalau kau benar tinggal di situ, kenapa kau tidak pernah keluar sampai 5 tahun? Dan apa jenis bunga itu? Memangnya ada tanaman bunga yang sanggup bertahan hidup selama 5 tahun. Lalu kenapa kau baru keluar sekarang? Lalu.." kata Yume

"Eit, stop stop stop. Yume-chan, kan sudah kubilang, aku jelaskan dari awal. Kalau kau terus bertanya, aku bingung harus menjawab dari mana. kata Ai

"Begini ceritanya, dulu Mamamu pernah membeli bibit bunga 5 tahun lalu di Toko Bunga. Nama bunganya adalah Rosethemum, singkatan dari Rose & Chrysanthemum." kata Ai

"Rosethemum. Hmm.. kalau dilihat-lihat, bunga itu memang mirip bunga mawar dan bunga chrysanthemum." pikir Yume sambil melihat bunga yang sudah mekar itu, sambil mengangguk mengerti.

"Aku tinggal di dalam bunga itu sejak tanaman itu berbunga. Dulunya, aku hanya berupa bayi peri yang tinggal di dalam bibit bunga." kata Ai

"Ah.. sebenarnya, aku sudah keluar sejak 2 tahun yang lalu. Namun, pertumbuhan peri untuk menjadi dewasa butuh waktu yang lama dan tak menentu. Sejak 2 tahun yang lalu, aku sudah biasa keluar masuk bunga itu, tapi kamu tidak menyadari kalau bunga itu kadang mekar. Aku sudah mengawasimu Yume-chan selama 2 tahun, jadi aku sudah pasti sangat mengenalmu. Seperti kebiasaanmu menguncir rambutmu ke samping, atau kenyataan bahwa kau sulit berteman dan hanya memiliki sedikit teman. Namun, seperti kataku tadi, pertumbuhan peri tak menentu, jadi kau belum bisa melihatku." kata Ai

"Mmm... jadi begitu ceritanya. Tapi, kenapa kau tahu bahwa mamaku yang membelikan bibit bunga itu?" tanya Yume

"Kau tadi bermimpi tentang mamamu kan? Mm.. Kau tadi memberi semangat untuk bunga itu kan?" tanya Ai

"Yume-chan, selain mengawasimu, aku juga tahu semua masa lalu, sifat, kebiasaan, masalah, bahkan rahasia terkecilmu." kata Ai

Yume melihat Ai dengan wajah curiga dan terkejut. Lama kelamaan wajahnya memerah sampai merah padam.

"Eh.. tenang saja, aku hanya tahu garis besarnya kok. Lagipula, kebiasaanmu berdoa untuk siapa atau apa saja termasuk bunga itu, menurutku itu hal yang bagus kok." kata Ai

Wajah Yume semakin memerah. Melihatnya, Ai langsung mengganti topik.

"Yume-chan, pr mu..." kata Ai sambil melotot melihat buku yang ia duduki

"Waa... Pr ku!!!" seru Yume sambil bergegas menarik kursinya ke arah meja belajar dan mulai mengerjakan pr nya.

"Ngomong-ngomong, ini sudah jam berapa ya.." pikir Yume

"Ini sudah jam 8.30 malam" kata Ai

"Hmm.. berarti aku tertidur selama 1 jam setengah..." pikir Yume

"Tunggu... barusan kau... membaca pikiranku?" tanya Yume

Ai hanya menatap Yume dengan senyuman.

"Yume-chan, aku masih belum mengerti tentang asal usulku dan bunga itu, yang kutahu hanya kenyataan bahwa aku adalah seorang peri. Tapi, aku tahu, aku pasti ada untuk membantumu. Walaupun kau tidak punya teman, aku akan selalu jadi temanmu" kata Ai sambil tersenyum

Yume, Mama mau beritahu kamu sesuatu, walau Yume tidak punya teman, Mama akan selalu jadi teman Yume.

Yume teringat kata-kata Mamanya. Ia membalas senyuman Ai dengan senyuman termanis, senyuman yang hanya akan ia berikan pada seorang sahabat.

To be continue

My Little FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang