Marcel tak berencana, tapi satu kecupan yang mendarat di dadanya membuat ia menggeram berat. Dengan mata terpejam rapat. Dan tangan mengepal kuat. Tapi, sungguh! Sentuhan itu meninggalkan kesan liat dan juga ... hangat!
Marcel mencoba untuk bergerak, namun entah de javu atau tidak, ia mendapati bagaimana kedua pergelangan tangannya yang ditahan dengan kuat di masing-masing sisi kepalanya. Ehm ... mungkin sebenarnya jari-jari tangan yang langsing dan lentik itu tidak kuat, tidak sekuat tenaganya. Hanya saja mungkin yang benar adalah Marcel yang seolah kehilangan kekuatannya. Hingga ia hanya bisa pasrah ketika bibir lembut nan basah itu kembali jatuh di atas kulitnya. Dan kali ini, tepat mendarat di atas putingnya.
Marcel menggeram. Mengerang. Matanya membuka dengan nanar. Merasakan dengan jelas aura dominasi yang dipancarkan oleh sosok cantik yang tengah berada di atas tubuhnya itu. Sosok cantik yang dengan rambut panjangnya yang terurai itu tampak menggoda hanya dengan mengenakan pakaian dalamnya.
Elai tersenyum. Dengan mata yang melirik ke atas. Berusaha untuk melihat pada mata Marcel yang tampak penuh dengan kabut. Bukti nyata bagaimana gairah telah pelan-pelan menguasai akal sehat cowok itu.
"Elai ...."
Sial!
Marcel meneguk ludahnya. Tampak mengernyitkan dahi dengan satu pemikiran memalukan di benaknya. Suara siapa tadi?
Sementara itu, mendengar suara Marcel yang teramat serak, Elai pun merasa di atas angin. Layaknya ia yang sedang jumawa. Merasa penuh percaya diri. Bahwa dirinya, yang kerap kali dibuat tak berdaya oleh Marcel, justru bisa melakukan hal yang sama pada cowok itu. Nyatanya, Marcel sekarang tak ubahnya seperti remaja yang baru mendapat mimpi basahnya. Tampak resah dan gelisah. Seakan tak sabar untuk menuju pada menu utama.
"Ehm ...?"
Adalah deheman dengan nada bertanya, itu yang Elai berikan pada Marcel sebagai respon untuk panggilan yang ia dapatkan tadi. Mata Elai berkedip sekali. Seraya melayangkan sorot menggoda yang tak pernah Marcel dapatkan sebelumnya. Tapi, siapa yang bisa menduga apa saja yang bisa dilakukan Elai? Toh, hingga di titik ini Elai berhasil berulang kali membuat Marcel kaget dengan setiap kejutan-kejutannya.
Bahkan dengan kemampuan berpikirnya yang mulai terbatas, Marcel mencoba untuk menyadari bahwa semula ia pun tak mengira bahwa akan ada masa di mana Elai berinisiatif mencium dirinya terlebih dahulu. Tapi, setelah pernikahan mereka, Marcel dibuat menganga dengan kejutan yang ia dapatkan.
Dan yang terbaru, adalah tadi ketika mereka sedikit beradu mulut, Marcel kembali dibuat takjub saat Elai menarik wajahnya demi melabuhkan satu ciuman yang lantas langsung merobohkan semua rasa tak nyaman yang menderanya belakangan ini. Lantas, tak hanya itu. Marcel kembali terperangah saat mendapati Elai yang dengan teramat tiba-tiba justru bergerak. Mendorong tubuhnya. Hingga ia jatuh menelentang di kasur yang empuk itu sementara Elai yang langsung menjajah di atasnya.
Jakun Marcel tampak naik turun. Bukti nyata bahwa cowok itu tengah menelan kuat-kuat gumpalan keresahan yang semakin memabukkan akal warasnya kala itu. Dan sebagai bukti, ia pun bisa merasakan bagaimana napasnya yang kemudian kian memberat. Dorongan dari hasrat yang semakin deras menuju ke kejantanannya.
"Aku kangen kamu, Lai."
Tentu saja ada perbedaan makna di sini. Nyatanya, Elai dan Marcel tinggal di rumah yang sama. Bahkan tidur di kasur yang sama. Namun, semua tau bahwa dua hari belakangan ini Marcel nyaris tidak benar-benar bisa menyentuh istrinya sendiri. Ehm .... Pengantin baru? Mengalami hal itu? Yang benar saja!
Dan sepertinya, Elai pun tau apa maksud perkataan Marcel. Lebih dari itu, ia pun juga merasakan hal yang sama. Bahkan kalau harus meruntuhkan rasa malunya untuk jujur, Elai pun merasa tersiksa lantaran belakangan ini melewati hari tanpa sentuhan Marcel. Ia juga merindukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEGUARD 🔞 "FIN"
RomansaJudul: LOVEGUARD Genre: Romantis Komedi Dewasa (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "The Surprise" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ************** "BLURB" Edelai Rawnie tak pernah menjadi putri bungsu yang manja...