~ Part 38 || MGT ~

715 69 18
                                    

Welcome readers,
My Guardian Twin's!

Welcome readers,My Guardian Twin's!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ノ ♬ ♪

"Assalamualaikum, ibu negara."

Nindi tersenyum hangat mendengar ucapan salam dari lelaki yang selama ini selalu ada untuknya. Lelaki yang selalu siaga disaat dirinya butuh dan menjadi tameng terdepan untuk melindunginya.

"Waalaikumsalam, ketua kami yang terhormat."

Senyuman yang Nindi berikan menular kepada Venus. Lelaki itu mengacak acak puncak kepala Nindi gemas. Hampir dua bulan mereka tidak bertemu, hanya berbicara lewat ponsel saja.

"Gimana? Udah mendingan perasaannya?" tanya Venus yang ikut duduk disamping tubuhnya.

Nindi kembali meluruskan pandangannya kedepan, menatap hamparan rumput yang luas.

"Gak akan baik baik aja semenjak ninggalin mereka."

Venus paham dengan suasana hati Nindi saat ini, pasti sangat berat. Lelaki itu bergerak menarik tubuh Nindi untuk bersandar didada bidangnya. Nindi tidak menolak, bahkan berusaha mencari posisi yang nyaman. Sandaran yang sangat dia rindukan ketika sedang terpuruk. Rasanya sangat jauh sekali untuk dia gapai selama dua bulan belakangan ini.

Venus melingkarkan lengan kekarnya dibelakang bahu Nindi, seperti memeluknya. Keduanya menikmati hembusan angin kecil yang menerpa wajah cantik dan tampan mereka.

"Sayang banget ya sama mereka?" gadis itu mengangguk, menyetujui ucapan Venus barusan.

"Cuma mereka yang mau nampung gue. Suka rela jadi teman, menganggap keluarga sendiri, bahkan memperlakukan gue seperti anaknya sendiri. Padahal mereka gak tau asal usul gue darimana."

Venus memperhatikan wajah Nindi dari samping selama gadis itu bercerita bagaimana baiknya mereka yang menerima dirinya.

"Gak ada sedikitpun rasa curiga dihati mereka. Benar benar bisa terima gue apa adanya," suaranya kian melemah.

Mungkin sedikit lagi akan menangis, untungnya Nindi sangat pintar menyembunyikan air matanya.

"Sebaik itu mereka ke gue." lanjutnya.

"Dan lo orang beruntung yang dipertemukan dengan orang baik itu."

"Yash! Gue juga gak nyangka dibalik langkah gue yang memutuskan kabur dari rumah bisa dipertemukan dengan mereka. Rasanya gak pantas berada dilingkup mereka, karena mereka benar benar sebaik itu."

Nindi dibayang bayangkan oleh semua memori selama dia berada di Bandung. Memori yang dia lakukan bersama Pramesti dan twins. Dimana dia diberlakukan dengan baik oleh keluarga Mahendra dan dianggap seperti bagian keluarga sendiri selama dua bulan ini.

My Guardian Twin'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang