⚠️Warning!
Terdapat kata-kata kasar, tidak untuk ditiru! Ditulis hanya sebagai pemanis cerita
_________________Pacaran?
Aku berusaha mengendalikan gejolak aneh yang terus-menerus datang. Debaran itu tidak bisa dihentikan, tidak pula bisa dihilangkan. Namun aku harus cepat mengambil tindakan. Tidak mungkin Akmal akan keluar dari ruangan ini tanpa jawaban dariku.
"Ta, I need your answer," ucap Akmal seraya melepas genggamannya. Tatapan kami masih sama. Sepertinya Akmal sungguh menunggu jawabanku.
Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengamankan ponsel ke saku baju. Mengambil ancang-ancang. Mundur perlahan dua langkah, selanjutnya kutendang perut Akmal dengan kaki kanan serta aku hadiahkan bogem di rahang cowok sok tampan itu.
"Mana yang katanya punya sabuk hitam? Nih, rasain!" Kutunjuk samping bibirnya yang memerah, ada sedikit darah juga disana.
Aduh, ngilu liatnya.
"Brengsek. Sakit, cok!"
Perlahan aku mulai merasakan kebas di tangan. Efek memukul wajah Akmal hampir setara dengan memukul samsak. Nyatanya tidak sia-sia mas Amru melatihku dasar-dasar bela diri. Benar kata mas Amru, cowok tampilan manusia kelakuan buaya memang harus diberi pelajaran.
Akmal perlahan bangkit sambil memegangi sudut bibirnya.
"Kamu kira aku bakal baper gitu kamu tembak?" Aku memandangnya sengit. "Maaf ya, kamu itu bukan tipeku.''
"Cewek aneh," ucap Akmal.
Aku mendengus kesal. Aneh katanya?
"Siapa yang lebih aneh," tantangku. "Cowok yang punya track record famous di sekolah, temenan sama play boy, nembak cewek kayak aku? Bahkan kita aja nggak saling save nomer whatsapp, di kelas juga jarang ngobrol. Apalagi aku anggota rohis yang jelas banget peraturannya kalau anggota rohis nggak boleh pacaran. Siapa yang aneh, Akmal? Kamu atau aku?"
"Bercanda elah, gitu aja baper." Akmal menarik kursi lalu duduk. Ia mengusap sudut bibirnya dengan ibu jari tangan kanan. Kini lukanya bersih namun masih memerah karena lebam.
"Perasaan nggak patut buat jadi bahan bercandaan, Mal." Aku ikut duduk dengan jarak dua kursi dari Akmal.
"Bisa aja ada cewek yang ternyata diam-diam suka sama kamu, terus kamu ngelakuin hal kayak tadi. Dia pasti bakal anggap itu serius. sementara kamu anggap itu cuma candaan. Secara nggak langsung kamu udah nyakitin dia."
Akmal melihatku dengan sendu seraya tersenyum tipis. Pembicaraan kami berhenti karena kak Fathan datang diikuti beberapa orang di belakangnya.
Secara terstruktur pembicaraan kami langsung tertuju pada diskusi proker festival banjari yang direncanakan akan terlaksana sekitar dua minggu lagi. Tak kusangka secepat itu proposal yang kami ajukan disetujui kepala sekolah.
Kak Fathan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya sekilas. "Untuk pembentukan panitia kita bahas dirapat berikutnya. Terima kasih untuk pengurus rohis yang udah meluangkan waktu membahas proker kita. Dan terkhususnya ucapin terima kasih banyak buat Akmal karena proposal kita di-acc berkat usaha dia bujuk kepsek, yang kita tau Pak Wahid itu susah banget acc kegiatan ekskul."
Semua bertepuk tangan kemudian menjabat tangan Akmal satu-persatu, kecuali perempuan. Aku pun hanya bisa bersorak sambil tersenyum.
He's attractive ternyata. Kekurangan Akmal yang aku sebut diawal cerita selain narsis dia juga friendly. Sikap lelaki yang bagi perempuan memiliki perbedaan tipis dengan sikap playboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine
SpiritualPernah mendengar atau membaca Qs. Al Isra' ayat 32? Dalil itu seperti perisai bagi seorang Zetadira Tazkiya di tengah banyaknya pemuda pemudi di zaman ini yang mengikat hubungan tabu berlandaskan cinta. Sampai suatu ketika, Akmal Faris Abhicandra me...