BAB 11

8.4K 337 12
                                    

Hati - hati typo bertebaran 🙏

Happy Reading
.
.
.
.
.

🍷🍷🍷


" asal kau mau menggantikannya " bisik Harlan tepat dibibir Nathala.

Deg...

Tubuh Nathala menegang dia bingung apa yang harus ia pilih. Keringat dingin mulai bercucuran didahi Nathala jantungnya berdegup kencang.

" ayolah baby tak ada waktu lagi " ucap Harlan mengusap dahi Nathala yang berkeringat.

" waktu mu hanya sedikit baby " lanjutnya lagi.

Nathala berfikir sejenak apa yang ia lakukan semua pasti ada konsekuensinya.

" aku akan menggantikannya " putus Nathala.

" asal-" ucapannya menggantung.

" asal ? " tanya Harlan.

" asal kau membawa Linia kerumah sakit pastikan ia selamat dan kau bisa melakukan semaumu terhadapku " jelasnya yakin.

Harlan menyunggingkan senyumnya " apa kau yakin baby ? " tanyanya.

Nathala mengangguk yakin " iya aku yakin " balasnya.

" cepat bawa Linia kerumah sakit sekarang cepat " ucapnya menarik kemeja yang Harlan kenakan.

Sedetik kemudian Harlan mengangkat tubuh Nathala ala karung beras. Nathala memberontak meminta untuk diturunkan tetapi Harlan seolah tuli akan triakan Nathala.

" apa yang kau lakukan?! Turunkan aku! Bukankah kau akan membawa Linia kerumah sakit?! " ucap Nathala seraya memukul bahu Harlan.

" mereka akan membawanya, sekarang waktunya kau bersamaku dan melakukan hal yang menyenangkan " ucapnya dan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu setelah memberikan perintah kepada anak buahnya melalui sorot mata.

Mereka yang mendapat perintah dari sang tuan pun segera melaksanakannya. Tanpa babibu anak buah Harlan langsung menebas kepala Linia hingga kepala tersebut terjatuh dan menggelinding.

...

Sampailah Nathala di sebuah kamar dengan aroma baccarat yang memenuhi indra penciumannya. Harlan meletakan Nathala secara perlahan dan hati - hati.

" apa kau siap baby? " tanyanya yang berada di atas tubuh Nathala.

" bisakah kau menyingkir ?" ucap Nathala yang merasa tak nyaman.

Harlan menaikan satu alisnya " apa kau baru saja mengusirku?  " tanyanya.

Nathala menggeleng pelan " tidak bukan begitu tapi kau berat " jawab Nathala.

Mendengar jawaban dari gadisnya Harlan pun menyingkirkan tubuhnya yang berada diatas Nathala. Harlan menyebikkan bibirnya kesal.

Nathala yang melihat itu pun tersenyum lucu. Ia bangkit dari tidurnya dan mendekati Harlan yang sepertinya kesal dengan ucapnya.

" hei apa kau marah padaku? "tanyanya.

1 detik
2 detik
3 detik
Tak ada jawaban dari sang empu.

" aku tak suka diabaikan baby " ucap Nathala yang menirukan kata - kata Harlan.

Harlan yang mendengar ucapan Nathala pun tersenyum dan memeluk Nathala menyembunyikan raut wajahnya yang sudah memerah.

Nathala yang melihat tingkah Harlan pun tertawa puas pasalnya tak biasanya Harlan bertingkah seperti ini.

" aku tak akan melepaskanmu malam ini " batin Harlan.

...


" Harlan " ucap Nathala menoel - noel pipi Harlan yang tengah tertidur pulas.

" hm " jawab sang empu yang masih setia menutup matanya.

" ayolah bangun ini sudah sore dan aku lapar " ucap Nathala yang mencoba menyingkirkan tubuh Harlan yang terus saja memeluknya sedari tadi.

" aku belum memulai permainannya baby " ucap Harlan.

Nathala diam ia pikir Harlan tak akan melakukan apapun terhadapnya. Pasalnya Harlan hanya memeluknya tanpa melakukan sesuatu terhadapnya.

" tapi aku lapar " ucap Nathala.

Jujur saja Nathala lapar sedari tadi tapi ia enggan untuk mengatakannya kepada Harlan.

Harlan bangkit dari tidurnya menatap Nathala lembut " kau mau makan apa? " tanyanya lembut.

Nathala berfikir sejenak " aku ingin sup iga sapi " jawab Nathala berbinar.

Harlan mengangguk paham ia mengambil telepon genggamnya dan menekan salah satu nomor.

" bawakan sup iga sapi kedalam kamarku sekarang " ucapnya dan langsung mematikan sambungan secara sepihak tanpa mendengar jawaban dari orang disebrang sana.

Harlan kembali menatap Nathala mengurung gadis itu dengan kedua tangannya.

Mendekatkan tubuhnya secara perlahan menghirup rakus aroma tubuh Nathala.

" aku tak akan melepaskanmu malam ini " bisiknya disamping telinga Nathala.

Tubuh Nathala menegang mendengar ucapan Harlan. Ia mencoba mendorong Harlan untuk menjauh dari atas tubuhnya.

Tetapi Harlan justru semakin mendekatkan tubuhnya dan mulai mengecupi lehernya. Nathala takut ketika Harlan mulai menelusuri tubuhnya sampai suara ketukan pintu menghentikan kegiatan Harlan.

" sh*t! " umpat Harlan saat kegiatannya terganggu.

Harlan bangkit dari tubuh Nathala dan berjalan menuju pintu. Menatap maid yang membawa nampan dengan semangkuk sup iga.

" ma - maaf tuan saya hanya mengantarkan pesanan tuan tadi " ucap maid dengan takut.

Harlan hanya menatap maid itu datar dan menerima nampan itu. Setelah Harlan mengambil nampan itu segera maid itu pergi dari hadapan Harlan.

Harlan menutup pintu kamarnya dan berbalik dengan semangkuk sup iga. Nathala berbinar melihat sebuah nampan dengan semangkuk sup iga sapi pesananya tadi.

" wah " ucapnya saat Harlan meletakan nampan dengan semangkuk sup itu ke atas meja.

" makanlah secara perlahan dan persiapkan dirimu nanti malam " ucap Harlan dan pergi meninggalkan Nathala.

Nathala menatap kepergian Harlan. Ia takut akan apa yang ia dapat nanti malam. Mungkin Harlan akan melakukan hal yang lebih parah dari sebelum - sebelumnya.

Nathala menatap mangkuk yang berisi sup itu dan dengan perlahan ia memakannya ntahlah apa yang akan ia dapat nanti malam yang terpenting sekarang adalah perutnya terisi karna sedari tadi cacing - cacing diperutnya seolah menggendor minta untuk segera diberi makan.

🌼🌼🌼

Hai gusy segini dulu ya moza lagi pusing karna cuaca disini hujan terus jadi sedikit ga enak badan.
Untuk bab selanjutnya bakal moza post besok atau ntar malem blm tau jg jadi mohon dimaklumi.

Jangan lupa juga buat follow akun ig author dan juga akunya si Harlan

Author : @moza_izzaa
Ig Harlan : @harlan_stanly

Thank you

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang