Ekstra Part (4)

1K 44 4
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Brak!!

Nathala menutup matanya kala Harlan dengan tiba - tiba memukul pintu kamar mereka. Kini posisi Nathala berada dalam kungkuhan Harlan dimana dirinya sudah terpojok pada pintu kamar.

Deru napas Harlan tak beraturan, pria itu kini benar - benar tampak marah. Hingga Nathala hanya akan pasrah hal gila apa yang akan dilakukan oleh Harlan terhadapnya.

" Dimana dia menyentuhmu? " Tanya Harlan menatap Nathala yang berada dalam kungkuhan tubuhnya dengan kepala tertunduk.

" Aku bertanya dimana dia menyentuhmu Nathala? " Ulang Harlan lagi saat Nathala tidak menjawab.

Tubuh Nathala bergetar hebat, takut itulah yang dirinya rasakan. Hanya ketakutan, berapa kalipun Nathala menjelaskan terasa percuma bila Harlan tidak mendengarkannya.

Harlan meraih dagu Nathala, melaksanakan untuk menatap mata elang milik Harlan.

" Jawab aku sayang " Ucap Harlan dengan nada lembut namun tegas.

" D-dia tidak menyetuhku Harlan, kumohon percayalah kami tidak melakukan apa - apa dan adikmu lah yang menyuruhku untuk ke kamarnya dan berkata akan mengucapkan sesuatu padaku hanya itu " Jawab Nathala sembari menahan tangisnya.

" Oh, jadi begitu ya? " Tanya Harlan sembari membelai rambut Nathala dan kembali menatap Nathala dengan tatapan elangnya.

Nathala mengangguk mengiyakan pertanyaan Harlan.

" Lalu apa yang dia katakan padamu hm? " Tanya Harlan lagi.

" Dia bilang dia menginginkan keponakan " Jawab Nathala.

" Hanya itu? " Tanya Harlan lagi yang masih menatap Nathala tajam.

" Iya " Jawab Nathala.

Harlan menutup mata sesaat mengendalikan amarahnya. Ia juga mengatur napasnya agar amarahnya mereda.

Harlan kembali menatap Nathala. Tatapannya kini melembut membuat Nathala bernapas lega.  Harlan mengusap ujung mata wanitanya yang akan mengeluarkan air mata.

" Jangan menangis aku tidak akan melukaimu " Jawab Harlan lembut.

Nathala yang mendengar itupun langsung memeluk tubuh Harlan dan menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Harlan dan menangis seolah menumpahkan air mata yang ia tahan tadi.

Harlan yang melihat Nathala menangis pun lantas mengusap punggung wanitanya dengan pelan dan sesekali mengecup pucuk rambutnya dengan sayang.

" Maaf " Ucap Harlan berulang - ulang.

...

Harlan berjalan menuju kamar dimana Harald berada. Setelah dirinya berhasil memenangkan Nathala dan mengatakan bahwa dirinya akan memberi sedikit pelajaran pada adiknya.

Awalnya Nathala melarang Harlan untuk melakukan hal - hal gila pada adiknya sendiri, namun mengingat Harlan tidak akan mendengarkan siapapun bila menyangkut tentang Nathala dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa bahwa keluarga ini akan baik - baik saja.

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang