BAB 42 (End)

8.4K 173 22
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

" Dasar bodoh! " Umpatnya dan pergi dari sana.

...

Satu minggu telah berlalu dimana peristiwa yang membuat sang ayah pergi meninggalkannya dan sosok pria yang ia cintai tak kunjung kembali. Kini Nathala hanya melamun menatap kedepan. Tanpa disadari air matanya jatuh membasahi kedua pipinya.

Pikiran Nathala kacau, mulai dari sang ayah yang pergi meninggalkannya bersama sang ibunda selamanya, lalu Harlan-pria yang ia cintai tak kunjung kembali bahkan tak ada kabar apapun, lalu kini sang ibu yang terbaring lemas dengan alat bantu dikamarnya.

Rasa sakitnya semakin bertambah kala dokter mengatakan bahwa sang ibu dalam keadaan kritis.

Kaki Nathala seolah tak mampu lagi menahan tubuhnya membuat dirinya terduduk lemas dengan air mata yang terus turun membasahi pipinya.

" Tuhan, kenapa rasanya sesakit ini ? Apa aku tak berhak bahagia ? Cukup ayah ku yang kau ambil jangan lagi orang yang kusayang, aku mau ibuku sembuh, Harlan kembali dan- " Ucapannya terhenti sejenak.

" Dan kita bahagia bersama hiks... hiks... " Lanjutnya.

Tanpa Nathala sadari Haris menatapnya dengan tatapan iba. Dengan perlahan pria itu menghampirinya.

" Nona " Panggilannya.

Dengan segera Nathala menghapus air matanya dan berdiri menghadap Haris dengan senyumnya.

" Iya ? Kenapa ? Apakah Harlan kembali ? Dimana dia ? " Tanya Nathala dengan tersenyum dan melihat sekitarnya.

" Nona, kumohon tenanglah tuan tidak kembali tapi saya tau dimana tuan berada, dan saya sudah mencoba untuk berbicara pada tuan agar menemui nona tapi- " Ucapan Haris terhenti. Dirinya bingung haruskan ia mengatakan yang sebenarnya ? Ia takut ini akan menyakiti hati nona nya.

Nathala menatap Haris yang tiba - tiba berhenti berbicara. Dan Haris menatap dirinya seolah takut bahwa perkataannya akan menyakiti hatinya.

" Tapi ? Katakan saja lagi pula jika itu akan menyakiti hatiku aku tak apa " Ucap Nathala mencoba meyakinkan.

Haris menarik nafasnya dalam - dalam dan mengeluarkannya perlahan.

" Baiklah saya akan katakan apa yang tuan katakan pada saya, dia berkata jika nona ingin bertemu dengannya jangan pernah membencinya, tuan tak ingin kembali hanya karna ia takut nona akan membencinya " Jelas Haris.

Nathala mengernyitkan Mengernyitkan alisnya tak mengerti. Maksudnya ? Harlan tak ingin melihatnya hanya karna ia takut jika dirinya akan membencinya ? Maksudnya bagaimana ?. Berbagai macam pertanyaan tersarang dikepalanya.

Ingin raasanya ia menanyakan sesuatu pada Haris namun pria itu justru pamit undur diri seolah tau jika dirinya akan menanyakan sesuatu padanya.

...

" Halo, tuan " Sapa Haris pada benda pipihnya itu.

" Bagaimana ? " Tanya seorang pria dengan suara berat nan tegas tanpa membalas sapaan dari sang bawahan.

" Semua aman tuan, saya sudah mengatakan kepada nona dan saya akan segera membawa ibu nona ke rumah sakit terbaik di kota ini dan memastikan bahwa ibu nona sembuh " Jelas Haris pada tuannya.

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang