Ekstra Part (3)

1K 41 1
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

" Emm... Pasta ini enak! Aku suka " Ucap Nathala dan kembali menyuapkan pasta ke dalam mulutnya.

Berbeda dengan Harlan, ia menatap Nathala dengan senyum manisnya sembari menikmati secangkir kopi. Sungguh nikmat.

" Kau menyukainya? " Tanya Harlan dan dibalas anggukan antusias dari Nathala.

Uhuk! Uhuk!...

" Makanlah perlahan, ini minum " Ucap Harlan dan memberikan segelas air mineral pada Nathala.

Nathala lantas menerima dan segera meminumnya. Tangan Harlan pun mengelus punggung Nathala dengan perlahan, raut wajahnya terlihat khawatir pada sang istri.

Nathala meletakkan gelas itu kala dirinya sudah merasa lega. Ia, menatap Harlan dengan senyuman.

" Aku baik - baik saja hanya tersedak " Ucapnya berusaha memutus kekhawatiran Harlan.

" Tetap saja aku khawatir " Balas Harlan.

" Iya, maaf " Ucap Nathala sembari tersenyum.

" Huh... Aku tak ingin kau terluka lagi " Balas Harlan yang masih dengan raut khawatirnya.

" Tidak akan selama kau disini aku akan baik - baik saja " Balas Nathala menyakinkan.

Harlan yang mendengar itupun mengangguk dan menyuruh Nathala untuk melanjutkan kegiatan makannya.

20 menit sudah kegiatan makan mereka selesai. Kini mereka memutuskan untuk duduk di sebuah taman kecil yang ada dirumah mereka.

Menikmati semilir angin segar yang menyentuh kulit mereka. Perlahan mata Nathala tertutup di ikuti dengan deru napas yang teratur.

Harlan yang mengetahui Nathala tertidur di bahunya pun segera menggendongnya ala bridal style. Membawa tubuh mungil itu pada kamar mereka. Ia, meletakkan tubuh itu dengan perlahan di ranjang. Di ikuti dengan dirinya yang berbaring disamping Nathala dan memeluk tubuh itu dengan erat, tak lupa dirinya menyelimuti tubuh mereka berdua.

...

Drrtt... Drrtt...

Suara dering ponsel membangunkan Nathala dari tidur siangnya. Nathala segera mengambil ponsel itu di atas nakas yang berada disebelahnya.

Tanpa melihat si penelepon ia langsung menekan ikon hijau dan mengangkatnya.

" Halo " Ucapnya mengawali.

" Bisakah kemari sebentar kakak ipar? " Balas si penelepon siapa lagi jika bukan Harald.

" Oh, dimana? Dan kenapa kau menelpon aku? " Tanya Nathala.

" Bukankah ini ponsel Harlan? " Tanyanya.

" Oh, iyakah? Maaf aku tidak tau, kau ingin bertemu denganku dimana? " Tanya Nathala.

" Dibalkon kamarku " Balas Harald.

Belum sempat Nathala menjawab panggilan telah terputus secara sepihak. Nathala meletakkan kembali ponsel itu di nakas. Menatap Harlan yang masih nyenyak tidur di sampingnya.

You are mine !!  [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang