"Dari mana saja kau dari semalam?!"
"Ayahh, putranya baru pulang sudah dimarahi saja. Tidakkah Ayahanda melihat kehadiran Sir Johnny disini?"
Johnny dengan sigap membungkukkan badannya didepan Jack, "Ampuni hamba, Rajaku. Saya kira, pangeran sudah mohon izin kepada anda untuk menginap di kampus. Saya meminta bantuannya untuk mengurusi seluruh Tugas Akhir para mahasiswa sekelasnya, dikarenakan Pangeran adalah ketua kelasnya."
Jack menaikkan sebelah alisnya, "Lalu kenapa ini bisa ada di rumah seorang kaum budak?!"
Setelah Jack melemparkan pita putih milik Harshil yang selama ini selalu bertengger di kepalanya, Harshil merabai kunciran rambutnya. Benar, tak ada pita rambut putihnya disana.
"Kami benar-benar mengatakan apa adanya, Ayahanda. Sepertinya pitaku terjatuh ketika memasuki lingkungan kampus, bisa saja ada seseorang yang memungutnya."
"Hmm .. benar juga. Tetap saja, kau lancang sekali karena menginap tanpa seizinku. Kuampuni karena kau bersama dosenmu, sekarang masuk. Mr.John, kau boleh pulang sekarang."
Johnny membungkukkan badannya, lalu menatap sang raja masa kini yang tengah sibuk memamerkan egonya di luar istana.
Dasar kau, raja bodoh.
"Ah baik Yang Mulia yang Agung, hamba izin undur diri. Pangeran, selamat menikmati akhir pekanmu dan terimakasih atas bantuannya semalam."
"T-tidak apa, Sir. Hati-hati di jalan."
Johnny tersenyum tipis kearah Harshil, lalu mulai melangkahkan kakinya mundur hingga beberapa meter dari Sang Raja dan langsung berjalan keluar dari istana.
"Harshil, kenapa masih disini? Sebagai hukuman karena menginap tanpa izin, jangan kemana-mana selama akhir pekan ini."
"Ayah mana bisa begitu--"
"Patuh atau ayah tarik kamu untuk keluar dari kampus?"
Harshil hanya bisa berdecak kesal, lalu berjalan masuk ke dalam istana. Sepanjang ia melangkah melewati ruang utama yang selalu menjadi lantai dansa, menaiki tangga yang terbuat dari marmer itu, hingga menuju pintu kamarnya, ia hanya bergumam kesal karena ayahnya.
Ceklek
"Welcome to your castle, Harshil."
Harshil mengunci pintu kamarnya, berjalan kearah ranjang tidurnya, dan langsung membanting tubuhnya diatas sana. Kamarnya saat ini yang sebenarnya milik ibunya dahulu kala saat menjadi istri dari Ajrhi, memiliki luas yang sangat melegakan matanya. Belum lagi ornamen khas kerajaan yang menghiasi setiap sudut ruangan, semuanya memanjakan matanya. Ia tak akan pernah merasa bosan, apalagi menyesalinya, sama sekali tidak.
Entah mengapa tiba-tiba disaat netranya sibuk mengagumi atap kamarnya, akal sehatnya berubah menjadi gila. Sangat gila.
"Ruangan seluas ini, kedap suara, pemandangan koridor yang indah, bagaimana rasanya jika aku bersetubuh dengan seseorang disini ... Dipikir-pikir, kamar ini juga memiliki aura yang feminim dan sensual. "
Perlahan fantasi liarnya mulai menghanyutkan pikirannya. Ia membayangkan seseorang yang bersamanya semalam, tengah menatapnya dari atas tubuhnya. Tangan kanannya terangkat, membayangkan tengah memegang dan membelai wajah tampannya.
"Kamu bayangin apa, sampai kaya gitu tangannya?"
"Eh?!"
Harshil langsung terbangun setelah mendengar suara seorang pemuda, siapa dia? Apakah ia tengah berhalusinasi sekarang?
"K-kau ... Darimana kau bisa masuk kesini?!"
Arjhi, pemuda yang sempat hadir menjadi fantasi kecilnya sesaat yang lalu, mulai berjalan mendekatinya. Jantung Harshil berdegup kencang, semakin dekat Arjhi maka semakin kencang detaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
usurpateurs - hyunho
Fantasycontains : adult content, lgbtq+ Bayangkan jikalau dirimu hidup dalam keluarga yang serba kekurangan, namun rupanya dirimu merupakan seorang reinkarnasi dari penguasa sebuah kerajaan. - © writers