07. Teka-teki Sota

9 1 0
                                    

Luca memarkirkan mobilnya di dekat belakang kafe. Dia sengaja membawa mobil hari ini karena akan mengajak Sota keluar. Padahal biasanya cukup dengan berteleportasi dia sudah bisa sampai di mana saja dalam sekejap.
Dia memperhatikan suasana belakang kafe dan teringat kejadian semalam saat dia dan Sota saling berciuman. Dia tersenyum kecil dan jadi berdebar. Gairahnya tiba-tiba bangkit hanya dengan mengingat betapa manisnya bibir pria itu.
Dia mengerjapkan matanya berulang kali dan mencoba meredakan birahinya. Tapi mendadak dia terpana dan terkesiap.

Dia melihat Sota...ya Sota yang entah darimana mendadak sudah ada di dekat pintu belakang. Padahal dia tadi terus menatap tempat itu dan tidak ada siapa-siapa di sana. Bahkan jarak pintu dari jalan utama juga lumayan jauh. Bagaimana mungkin Sota bisa sampai di sana dalam sekejap.

Sota langsung masuk ke dalam kafe dengan terburu-buru. Luca bisa melihat dengan jelas semuanya. Dia sontak keluar dari mobil dan berdiri mematung. Dia bukan pria sembarangan yang tidak bisa langsung mencerna apa yang dilihatnya.

Sota...apa kau salah satu dari kelompok yang ada? Yang mana? Hope...Seeker...atau Calme? Hanya mereka yang punya kekuatan berteleportasi. Yang jelas kau bukan Hommee dari yang kulihat ini.

Luca menatap ke dalam kafe yang cukup ramai. Sota sudah berdiri di meja kasir dan sangat sibuk. Sepertinya Luca harus menunggu untuk bertemu dan mencari tahu soal ini. Yah...dia harus menunggu. Luca tidak melepaskan tatapannya pada Sota.

Sementara itu Sota tidak menyadari apa yang sudah terjadi. Dia sibuk melayani pelanggan. Tidak hanya pemesanan tapi juga kata-kata menggoda dari mereka. Dia hanya tersenyum dan membalas dengan sopan.

Tidak hanya Sota dan Vio yang sibuk dengan menyiapkan orderan tapi juga Sam yang mondar mandir mengantarkan pesanan ke meja pelanggan.

"Sam...!!!" Panggil Sota memberi isyarat ke pesanan yang sudah bisa diantar.

Sam bergerak cepat...bahkan terlalu cepat hingga dia menyenggol gelas kopi yang masih panas tanpa sengaja.

Traakk...

"Ishhh...!!!"
Sota mendesis menahan sakit di tangan kanannya yang terkena kopi panas yang tumpah. Dia masih memegang nampan saat Sam menyenggol gelas itu.

"Kau tidak apa-apa??"
Tanya Vio langsung membawa Sota ke sudut meja perlengkapan dan mendudukkannya di kursi.

"Oh...maaf, Sota. A-aku gak sengaja."
Sam membungkuk di depan Sota dan terlihat khawatir.

"Tidak apa-apa, Sam. Lanjutkan aja pekerjaanmu."
Sota berusaha menenangkan Sam sambil mencoba tersenyum.

"Pergilah, Sam!!!"
Pinta Vio yang langsung mengambil kotak obat.
Beberapa pengunjung ada yang berdiri dan mencoba melihat insiden itu. Sam kembali ke pekerjaannya dan berusaha menenangkan pengunjung.

"Apa yang terjadi??"
Pekik Luca yang tiba-tiba saja sudah berlutut di depan Sota dan mengambil tangannya yang dipegang Vio. Dia melihat dari luar kafe sesuatu telah terjadi pada Sota dan segera berlari masuk ke kafe.

Vio dan Sota terdiam sesaat karena kaget. Apalagi Vio, dia tidak tahu siapa pria yang mendadak muncul dan langsung melakukan itu.

"Eh...aku hanya terkena kopi panas sedikit."
Sahut Sota berusaha menjelaskan.
Untungnya dia memakai sarung tangan kulit jadi rasa sakitnya agak teredam.

Luca berusaha membuka sarung tangan itu namun ditahan oleh Sota. Vio masih terpana dan terdiam melihatnya.

"Lepaskan sarungnya...!!"
Pinta Luca hampir memerintah sambil menatap Sota tajam.

Find Me (BXB) (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang