10. Kenangan 2

7 1 0
                                    


Scene 3

Hujan sangat deras malam ini. Luca berdiri di depan pintu masuk Rumah Sakit X setelah menyelesaikan tugasnya pada seorang petugas cleaning service rumah sakit. Dia memutuskan belum berteleportasi karena ingin menikmati suasana hujan sebentar.

"Luca???" pertanyaan seseorang membuatnya menoleh ke belakang.

"Sota???" sahut Luca terkejut karena melihat Sota ada di sini.

"Waahh...apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sota penasaran.

"Aku...mengunjungi seorang teman." jawab Luca berbohong. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya.

"Mmmm."

"Kau sendiri...sedang apa?" Luca balik bertanya. Dia melihat Sota memegang sebuah amplop putih besar berlogo rumah sakit ini.

Sota mengikuti arah pandangan Luca.
"Oh...hanya check up rutin. Tidak ada yang khusus." jawabnya sedikit gugup.

Luca mengangguk tapi dia menatap Sota lebih seksama. Sota terlihat agak pucat.

"Apakah kau sakit, Sota?"

"Aahh...hanya sedikit, tidak masalah." Sota menjawab dengan mendekatkan ibu jari dan jempolnya sambil mengedipkan sebelah matanya. Dia juga mengerucutkan bibirnya yang membuat Luca mengangkat kedua alisnya.

Apa yang kau lakukan Sota? Kau sangat lucu dengan wajah seperti itu. Aku ingin sekali... - batin Luca tanpa bisa menyelesaikannya.

Seorang wanita tua tiba-tiba berdiri di samping Sota. Dia terlihat gelisah.

"Aduh...kenapa hujannya sangat deras? Aku harus segera pulang...aahhh." keluhnya kesal.

Sota mengambil sesuatu dari dalam tas sandangnya. Itu sebuah payung dan dia mengulurkannya pada wanita tua itu.

"Anda bisa memakai payung saya, nyonya."

"A-apa? Bagaimana denganmu, nak?"

"Aku tidak terburu-buru jadi tidak masalah. Aku akan menunggu hujannya reda."

Wanita itu sedikit ragu saat mengambil payung Sota.
"Terima kasih, nak. Kau sangat baik."

Mendengar itu Sota tersenyum lebar. Luca melihat semuanya dan dadanya terasa mengembang. Entah rasa apa yang dia rasakan sekarang. Mungkin bahagia, kepuasan, memuja dan terpesona menjadi satu. Matanya tak pernah lepas dari wajah Sota.

"Kalau begitu...saya duluan ya, nak." pamit wanita tua itu sambil berlalu di bawah payung yang diberikan Sota.

Sota terlihat puas.

"Apa kau selalu baik seperti itu?" tanya Luca.

"Ee...aku hanya mengikuti apa yang hatiku bilang. Oh iya, aku harus ke halte bus. Sebentar lagi jadwal bus ke rumah ku akan lewat. Kau bagaimana?" tanya Sota sambil memasukkan amplop besarnya ke balik jaket kulit hitamnya.

"Bus mu ke arah mana?" tanya Luca.

"Ke jalan xx, sekitar 30 menit dari sini."

"Baiklah...aku juga akan ikut."

"Kau juga tinggal di jalan xx?" tanya Sota heran.

"Tidak tapi melewati jalan itu. Rumahku lebih jauh dari mu." jawabnya sekenanya. Dia hanya ingin bersama Sota lebih lama.

"Baiklah...ayo!!" ajak Sota yang langsung menggenggam tangan Luca dan menariknya untuk berlari di bawah guyuran hujan.

Luca kaget tapi dia segera mengimbangi lari Sota. Sota berlari sambil sesekali menoleh ke Luca dan tertawa sangat riang. Dia seakan menikmati hujan ini. Dia sangat menggemaskan seperti anak kecil.

Find Me (BXB) (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang