5

255 29 7
                                    

"Tapi kukira, kalian saling mencintai dan akan menikah-"

"Cinta saja tidak cukup."

Itulah yang ayah Jae Hyun katakan dahulu, yang selanjutnya memang dialami oleh putra tunggalnya tersebut.

"Lalu kau. Kau bilang kita masih berteman. Tapi mengapa kau tidak memberitahuku kalau kau menikah? Apa kau mengejekku?"

Jae Hyun menjadi lebih emosional sehingga lagi-lagi seperti diberi kejutan oleh lelaki itu.

"Kita memang berteman bukan sampai sekarang? Ya, meskipun komunikasi diantara kita menghilang. Mungkin keadaan setelah perpisahan itulah yang membuat kita semakin jauh. Aku dengan hidupku, kau dengan hidupmu. Kita akhirnya memiliki situasi yang berbeda yang berpotensi mengubah segalanya.

Jae Hyun, aku tidak mengejekmu. Dan bukankah aku sudah pernah bilang, bahwa kita punya pintu kebahagiaan masing-masing? Kupikir kau-"

"Eomma!"

Yeo Ra mendatangimu dengan wajah ceria. Kedua orang dewasa itu lantas melenyapkan ketegangan yang ada.

"Wah, cantiknya Princess Yeo Ra!"

"Appa yang mendandani, Eomma."

Yoon Soo juga telah kembali dengan pakaian rumahnya.

"Sayang, mandilah. Aku akan menemani Yeo Ra dan Jae Hyun."

"Um, Yoon Soo-ssi. Aku baru saja mendapat pesan dari Johnny Hyung, aku harus kembali ke hotel sekarang. Maafkan aku."

Jae Hyun berdiri, membuatmu ikut berdiri.

Kapan Jae Hyun menerima pesan?

"Kau tidak menunggu makan malam?"

"Lain kali saja aku akan mampir lagi. Aku permisi."

Kau memandangi Jae Hyun untuk waktu yang tidak singkat. Merasa ada yang tidak biasa mengenai tingkah laki-laki itu.

.

Karena tak sanggup berlama-lama dalam pikiran sendiri, kau bermaksud bercerita pada suamimu. Dengan penuh kesabaran, kau menunggui Yoon Soo yang masih menyelesaikan beberapa file dalam laptopnya sembari membuka media sosial.

"Tidurlah dulu kalau sudah mengantuk."

Tegur Yoon Soo setelah ponselmu tak sengaja jatuh mengenai wajahmu

"Aku menunggumu. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Tidak bisa menunggu sampai besok?"

Kau menggeleng ketika Yoon Soo melirikmu. Suamimu akhirnya mematikan laptopnya lantas mengembalikan ke tempatnya. Baru kemudian bergabung kembali bersama dirimu di atas ranjang.

"Ada apa? Penting sekali sepertinya."

Kau meletakkan ponselmu ke atas nakas. Dan mendekatkan diri pada Yoon Soo yang bersandar pada headboard.

"Jung Jae Hyun bukan hanya temanku. Dia adalah laki-laki yang lima tahun lalu hampir menjadi suamiku. Yang pernah aku ceritakan padamu."

Yoon Soo mengerjapkan matanya berulang kali, agak terkejut mendengar penuturanmu.

"Oh my god. Pantas saja gerak-geriknya terlihat berbeda. Maksudku setelah kau masuk keruangan meeting tadi, dia lebih banyak melamun. Aku pikir dia sakit atau bagaimana."

"Maafkan aku ya. Tidak memberitahumu langsung tadi. Aku kaget dan bingung."

Yoon Soo menangkap kegelisahanmu dan merangkul ibu dari anaknya itu.

"Toh kau sudah mengatakannya sekarang. Tapi, aku penasaran mengapa tingkahnya berubah dengan cepat? Atau hanya aku saja yang salah paham?"

"Itu juga yang sedang aku pikirkan. Tadi saat kami mengobrol, dia memberitahuku kalau dia dan pacarnya sudah berpisah tepat seminggu setelah aku pergi ke L.A dan sampai sekarang belum menjalin hubungan dengan siapapun lagi. Aku tidak mempermasalahkan itu, tapi dia mengatakan bahwa aku mengejeknya karena tidak memberitahunya kalau kita menikah.

Let It Pass (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang