6

230 26 0
                                    

"Masih tidak ada kabar?"

Yoon Soo yang sedang memangku Yeo Ra menatap cemas kearahmu yang terus-terusan memainkan ponselmu sejak semalam. Bahkan kini kau tengah menelepon seseorang.

"Belum, Yeobo. Pesanku masuk tapi tidak dibalas. Aku coba telepon juga tidak diangkat."

Lagi-lagi kau mengulangi panggilan yang tidak mendapatkan tanggapan. Yoon Soo mengalihkan pandangan, memikirkan kemungkinan yang paling masuk akal mengenai keadaan Jae Hyun.

"Mana mungkin mereka sudah kembali ke Korea? Johnny-ssi bilang masih besok. Atau dia pulang lebih dulu?"

"Mungkinkah Jae Hyun sakit?"

Yoon Soo akhirnya mengantarmu menuju hotel dimana Jae Hyun menginap. Dengan Yeo Ra bersama dengan Joshua. Namun, ketika kalian sampai, Yoon Soo mendapat kabar dari kantornya sehingga hanya kau yang menemui Jae Hyun.

Tepat saat kau tiba di kamar yang dimaksud, Johnny bersama satu karyawan hotel berada di depan pintu.

"Johnny-ssi, apa yang terjadi?"

Johnny sama bingungnya denganmu. Setelah pulang dari meeting, Jae Hyun lebih dulu mampir ke rumahmu, sehingga Johnny dan Jae Hyun terpisah.

Johnny mengira Jae Hyun kembali ke hotel dan tidur. Bahkan dia benar-benar memberikan nomor Jae Hyun kepada Yoon Soo yang selanjutnya diberikan padamu. Namun sampai saat ini, kau tak mendapatkan respon apapun dari Jae Hyun.

"Entahlah. Kita lihat bersama-sama."

Pintu kamar Jae Hyun yang sempat terkunci akhirnya terbuka berkat kunci cadangan yang dibawa karyawan hotel. Kalian bertiga dibuat terkejut saat menyaksikan Jae Hyun tergeletak di atas lantai dengan mata terpejam dan barang-barang milik Jae Hyun yang berserakan di sekitarnya.

Kalian kemudian membantu Jae Hyun dan membereskan ruangan tanpa mengganggu lelaki itu. Disela-sela kegiatan tersebut, kau menemukan sepasang cincin pertunangan yang kau dan Jae Hyun pakai dulu.

Jae Hyun masih menyimpannya. Tapi untuk apa?

Kau memilih menyimpannya dan meneruskan aktivitasmu hingga selesai. Setelah Jae Hyun sadar, Johnny memberinya air putih yang diberikan oleh karyawan hotel. Jae Hyun sempat terkejut melihat kehadiranmu.

"Nyonya Nam ingin menemuimu, jadi dia meminta nomormu tapi kau mungkin sudah mabuk. Kalau begitu aku keluar dulu."

Johnny pamit lantas meninggalkan Jae Hyun dan dirimu.

"Kau masih pusing? Atau kau lapar? Haus?"

Tidak bisa.

Jae Hyun tidak bisa menghadapi dirimu yang seperti ini. Yang selalu memperhatikannya secara lebih, sebagaimana dulu ketika lelaki itu masih dicintai olehmu. Sungguh, mengapa Jae Hyun dulu tidak menyadari perasaan nyaman itu sejak awal? Mungkin tanpa perlu mengemis melalui masalah, Jae Hyun akan dengan mudah mendapatkannya setiap hari darimu.

"Jae Hyun?"

"Aku tidak apa-apa. Sebenarnya ada apa kau mencariku?"

Jae Hyun mendustai perasaannya lagi dan demi Tuhan, itu menyakitkan. Ekspresi khawatirmu seolah dilenyapkan oleh kalimat dingin Jae Hyun.

"Aku ingin meminta maaf padamu, Jae Hyun. Mengenai masalah kemarin yang kita bicarakan. Aku tidak bermaksud untuk mengejekmu. Aku-"

"Sudahlah. Aku sudah cukup sadar diri. Kalau memang seharusnya aku paham akan posisiku yang tidak layak ini. Bahkan untuk tampak di depan matamu."

Kau menggeleng.

"Bukan begitu. Kau layak untuk dicintai, Jae Hyun. Terlepas dari masa lalumu yang sempat kandas dengannya. Jika bukan dia, pasti ada orang lain yang-"

Let It Pass (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang