Pakaiannya terlihat kusut, jas kerja sudah tergeletak menggenaskan di lantai, dasi yang tadinya begitu rapi sudah tidak terlihat lagi keberadaannya. Wajah tampan miliknya tertekuk dalam pada sofa empuk dalam ruang kerjanya. Benar-benar terlihat kacau untuk ukuran orang yang selalu terlihat perfecksionis sepertinya.
"Ayolah kak, ceritain sama Airin kenapa? Kakak terlihat seperti alien tau gak?" bujuk Airin, gadis
bertubuh kecil yang sudah di anggap seperti adiknya sendiri dan selalu mengekor kemanapun ia pergi."Dia beneran sudah pergi Ai" ucapnya frustasi. Air matanya tumpah dan Airin gelagapan tidak tahu harus berbuat apa.
***
Muhammad Ilham Pratama, lelaki yang terlahir nyaris sempurna. Dengan wajah cukup atau bahkan sangat tampan, badannya tegap, dengan rahang keras dan tatapan matanya begitu tajam ditambah pembawaan tegas dan murah senyum, CEO perusahaan IT yang cukup terkenal se-Indonesia ini membuat wanita manapun pasti akan tergila-gila dibuatnya. Tapi siapa sangka di usianya yang sudah memasuki angka 32 tahun, dia masih betah dengan kesendiriannya. Padahal sangat jelas begitu banyak gadis muda dan cantik yang berharap dijadikan istrinya. Layaknya tokoh utama dalam novel percintaan, wajahnya seperti magnet yang mampu membuat mata wanita tidak berkedip setiap kali ia lewat.Karena alasan itulah kerap kali dia diisukan homo oleh orang-orang yang sedikit tahu tentangnya. Satu-satunya wanita yang dekat dengannya hanya Airin, itupun karena mereka sudah tidak terpisahkan semenjak gadis itu menghirup napas pertama kali di bumi ini. Bagi Ilham, Airin adalah sosok adik perempuan yang selalu ingin dilindunginya selama ini, karena Ilham adalah anak tunggal di keluarga Pratama. Sedangkan Airin merupakan salah satu anak dari sopir yang bekerja di keluarganya. Rahman, Ayah Ilham adalah seorang dosen bergelar profesor di salah satu Universitas terkemuka di Jakarta telah mempekerjakan Mukhlis, Ayah Airin sejak puluhan tahun lalu.
"Sampai kapan kamu akan tetap seperti ini Ham?" Lidya, mamanya mulai bertanya ketika mereka sedang duduk santai di taman belakang rumah. Ilham sebenarnya paling menghindari pertanyaan ini apalagi dari mamanya.
"Ingat umur kamu sudah tidak muda lagi. Sudah saatnya kamu mencari pendamping. Berhentilah memikirkan orang yang tidak bisa mencintai dirinya sendiri. ini sudah 7 tahun berlalu dan kamu masih meratapinya," Lidya masih terus saja berceloteh dari tadi tetapi anak semata wayangnya tidak menanggapi sama sekali. Ilham asyik memainkan ballpoint di tangannya ketika Lidya sedang berbicara.
"Kalau kamu tidak mengenalkan calonmu dalam waktu sebulan ini, mama akan menikahkanmu dengan pilihan mama dan tidak ada bantahan." ucap Lidya kemudian yang berhasil mengalihkan pandangan Ilham dari apa yang dipegangnya dan menatap horor sang mama.
"Ma, pernikahan itu hal yang sakral. Lagian kalau sampai hari ini aku belum menikah itu artinya jodohku belum datang, ma. Be easy, please," Ilham setengah memelas, tidak menyangka sang mama bisa berpikiran aneh seperti itu.
"Jodoh itu tidak akan datang kalau kamu terus membangun tembok dengan mereka cukup tinggi. Pokoknya kalau dalam satu bulan ini kamu tidak mengenalkan wanita yang akan kamu nikahi, mau tidak mau kamu harus menikahi gadis pilihan mama yaitu AIRIN. titik." ucap Lidia tidak terbantahkan. Ucapan itu tentu saja membuat Ilham kaget bagaikan mendengar sambaran petir baginya.
"AIRIN???"
Bersambung....
Assalamualaikum teman-teman!
I 'll come back again dengan cerita lama tetapi versi baru. Jadi cerita ini awalnya berjudul "Yang Hilang" dengan tokoh utamanya Aulia dan Airin (tetapi berhubung aku sudah menikah dan kebetulan sekali nama suamiku Aulia, maka si cowok aku ganti menjadi Ilham karena aku tidak mau suamiku menjadi suami orang di ceritaku sendiri, hehe).Aku sekarang mau rombak habis baik dari segi judul, penulisan, penokohan dan ide cerita. Aku ngerasa cerita ini sebelumnya gak memiliki jiwa, aku yang membacanya sekarang kayak kurang ngena aja gitu, maka jadilah cerita ini dengan versi terbaru.
Semoga bermanfaat dan happy reading!
Deep Love
NH
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Kata Cinta
RomanceCinta itu tak selalu harus di ungkapkan dengan kata-kata, tetapi jika tidak pernah mengungkapkannya sama sekali, apakah itu benar-benar cinta? Hal inilah yang membuat Airin bertanya-tanya tentang apa yang dirasa suaminya. Selama usia pernikahan mer...