Bab 8 : Hasil Foto

1 0 0
                                    

"Tidak ada yang namanya kebetulan. Apapun terjadi karena adanya suatu kehendak."

•••

"Dafa, Lia lucu banget waktu ngambek gara-gara gak bisa pasang gaya yang bagus waktu di foto. Amel pengen bantu, tapi Amel gak tau caranya. Kan Amel kemarin cuma asal gaya aja pas di foto sama Dyra untuk tugasnya."

_Amelia Sanjani_

"Amel, lihat! Aku dapat pujian karena kamu!" seru Dyra lantang begitu tiba di kelas pagi.

Dengan kompak Amel dan Lia yang sedang membaca buku menoleh kearah Dyra yang datang dengan heboh. Anak kelas lain juga turut menatap gadis itu karena suaranya melengking ke seluruh penjuru kelas.

"Berisik, Dyra!" tegur Lia yang mengerutkan dahinya. Kini Lia ikut memakai kacamata seperti Amel karena matanya minus sebab terlalu sering membaca dan menatap layar laptop.

"Pffttt...." Dyra tertawa terbahak-bahak ketika menatap Lia yang barusan mengomel.

"Kamu kenapa, Lia?!" tanyanya heboh.

Lia mengacuhkan Dyra, dan lanjut membaca buku pelajaran yang ia pegang.

Tadi malam sepulang Amel dari rumah Dyra, ia melihat Lia duduk di sofa sambil memijat pangkal hidungnya. Katanya, kepalanya pusing sehingga tulisan-tulisan di layar laptop dan di buku terlihat buram serta matanya terasa nyut-nyutan sehabis menyusun tugas di laptop. Belum lagi panas dan terasa kering sekali.

Saat di periksa ke dokter, ternyata dokter mengatakan hal tidak diduga. Mata Lia sudah minus. Amel tidak melewatkan hal itu dan tertawa terbahak-bahak saat Lia pulang menggunakan kacamata sementara pengganti kacamata dan lensa kontak miliknya yang baru akan dibuat. Kacamatanya bulat dan frame lensanya sangat tebal.

Beralih dari Lia, Dyra menatap Amel dengan mata berbinar. "Gila! Tugas aku banyak yang memuji! Terimakasih, Amel!" Dyra memeluk tubuh Amel dengan rusuh. Amel bahkan sampai kesulitan untuk bernapas karenanya.

"Gak usah heboh, lagian kenapa terimakasih ke aku?" tanya Amel dengan heran.

"Ya iya, lah! Lihat!" Dyra menyodorkan tab yang menampilkan nilai fotografi nya.

Saat ikut melihat hasil foto mereka kemarin, mata Lia membola. "Gila! Kamu apain kakak aku?!" tanyanya terkejut.

"Ha-ha-ha!" Dyra membusungkan dadanya dan tersenyum bangga sambil melirik Amel yang hanya memutar malas matanya.

"Bagus, kan?"

"Aku juga mau di foto kaya gitu!" Lia cemberut merasa iri dengan Amel yang di potret dengan sebegitu anggunnya.

"Mau yaa?" ledek Dyra.

Lia menatap Dyra dengan pupeyesnya berharap Dyra juga mau memotretnya seindah itu.

"Kalau kamu udah gak pake kacamata culun ini lagi, ya?!" ledek Dyra lagi.

Beberapa anak yang mendengar itu tertawa tidak lupa juga dengan Amel.

•••

Sesuai dengan permintaan Lia, kini ia, Dyra dan Amel sedang berada di taman untuk mencari tempat yang bagus untuk memotret. Pas sekali sekarang sedang musim semi.

"Gimana kalau di sini aja?" saran Lia menunjuk sebuah bangku besi yang ada di dekat air mancur.

"Emm...." Dyra mengamati bangku itu seraya berpikir dan memutuskan angel yang bagus.

AmeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang