énas

509 47 0
                                    

Rangkaian besi mengikat diri, mengabaikan rintihan perih saat cairan merah lagi-lagi mewarnai epidermis. Sedangkan mereka, menikmati hiburan duniawi di atas neraka seseorang gadis. Belum puas begitu saja, beberapa mulai memberikan penawaran untuk harga diri yang tidak pernah berharga. Benar, mereka hanya ingin membayar tubuh bukan sesuatu bernamakan kehormatan.

Label seorang 'budak' membuat seorang perempuan tidak memiliki pilihan. Hanya menurut dan menunggu waktu matinya sembari mendambakan surga kebebasan yang tak kunjung tiba. Bukan sekadar beberapa bulan ataupun tahun, ia memikul beban derajat nista sedari belum dilahirkan.

Ketika baru membuka mata pada dunia, seseorang berujar padanya, 'jika ibumu seorang budak, maka kau juga.' Itulah kalimat yang mendasari tujuan hidupnya.

"Hanya 30 keping emas? Adakah yang lebih tinggi?" Sang pemilik acara pelelangan kembali memberi hasutan halus agar pengunjung rela menghamburkan kepingan emas teruntuk seorang budak di dalam sangkar.

Ia menambahkan, "Budak ini berbeda dari yang lain! Saya berani bertaruh, tuan-tuan dan nyonya-nyonya sekalian akan beruntung memilikinya!"

Seorang pemuda berkharisma dengan gelar Marquess di wilayah Tenjiku mulai menyeringai. "Tidakkah ucapan anda terlalu dilebih-lebihkan, tuan Kokonoi? Semua pengunjung di sini tidak bisa mempercayai ucapan anda bila tidak ada kebenaran mengenai budak itu. Kita semua tidak ingin adanya penipuan, benarkan pengunjung sekalian?"

"Saya setuju dengan ucapan anda, Marquess Haitani. Bagaimana pun juga saya tidak ingin mempertaruhkan harta untuk sesuatu yang tidak pasti." Seseorang menimpali, ia adalah Hanma Shuji pemilik gelar Count.

"Baiklah baiklah bila para hadirin sekalian memaksa. Bersiaplah untuk melihat perwujudan Aphrodite." Kokonoi Hajime melepas kain yang membungkus sangkar besar di sampingnya hingga terpampang jelas sosok seorang perempuan dalam keadaan tangan terikat rantai.

Terlepas dari keadaan berantakan, perempuan itu benar-benar bagaikan perwujudan Dewi Aphrodite. Kendati darah kering menghiasi kulitnya, tak tertepis di pengelihatan bahwa kulit tersebut sangat mulus dan bersih.

Sorakan gembira terdengar jelas, mereka mulai menaikkan harga hingga mengabaikan senyuman tipis dari seorang pria berjubah hitam di sudut ruangan.

"50 keping emas untuk budak cantik itu!" Seorang pria berkumis tebal memberi tawaran, mengabaikan air liur yang sudah membasahi dagu akibat tak kuasa menahan nafsu. Ia telah terkena relikui pemikat milik si manusia rendahan.

Di sisi lain, perempuan itu hanya bisa pasrah menunggu roda kehidupan hinanya kembali berputar. 'Rasanya ingin mati saja.'

"Akan kuberikan 70 keping emas untuknya!"

"150 keping emas." Semua pengunjung terdiam kala Hanma Shuji membuka suara. Tanpa sadar, Hanma Shuji sudah dianggap memulai persaiangan bagi beberapa orang.

Sebagai seorang Marquess, tentunya Haitani Ran akan memberi tawaran yang tinggi. Ia tidak ingin mempermalukan gelarnya yang berada di atas Count Hanma. "250 keping emas," sahutnya.

"Wah wah, sasuga tuan Marquess tidak pernah ingin kalah ya." Kokonoi Hajime membalas Ran dengan sedikit cibiran.

"Beserta 10 cincin berlian," tambah Ran sambil menyeringai.

Sorakan keras teruntuk Ran memenuhi indera pendengaran perempuan itu.

'Diakah bajingan pemilik baruku?'

Hajime tertawa penuh kemenangan, ia tidak menyangka bila budak barunya itu bisa mendatangkan keuntungan yang sangat besar.

"Sangat menyenangkan bila mulai berkhayal untuk mandi kepingan emas. Kuharap kau membenarkan ucapanku, Kokonoi Hajime."

Chorós | Kurokawa Izana x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang