tría

245 34 1
                                    

Sesuatu menutup wajah membuat pikiran dikabuti kebingungan. Ternyata Izana menggunakan selimut untuk menutup tubuh perempuan itu yang terekspos. Belum bereaksi apapun, Izana membawa tubuhnya ke dalam dekapan Sang Raja.

"Temani aku tidur." Perintah mutlak walau diucap dengan nada rendah menyadarkannya bahwa Izana adalah sosok berkuasa.

Sejatinya ia adalah orang yang tercipta untuk menurut mengakibatkan diri tidak pernah membantah.

"Kuizinkan kau meminta satu hal dariku."

Ucapan Izana berhasil membuka mata perempuan itu. Tidak ada tatapan binar, ia sudah tidak memiliki kedinginan duniawi selain satu hal.

"Hamba ingin mati."

Sejenak terdiam kemudian berganti dengan kekehan renyah. Sempat ragu bila Izana menganggap kalimat itu sebagai candaan. Padahal kalimat itu terucap dengan segenap jiwa.

"Sungguh?" Reaksi yang diterima Izana berupa anggukan. Seketika menyadarkan Izana jika perempuan didekapannya ini sangat yakin dengan kematiannya.

Izana semakin memeluk tubuh ramping itu dengan erat, berlanjut menenggelamkan wajah di leher perempuan itu.

"Baiklah, akan ku kabulkan."

Percayalah. Satu kalimat itu berhasil menghantarkan kebahagiaan tertinggi di semasa hidupnya.

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya istana dibuat sibuk setelah beredar perintah Raja untuk merombak ulang tatanan ekonomi negara. Sosok Kokonoi Hajime si pendatang baru di dunia atas berhasil menduduki puncak tertinggi setelah Sang Raja pada pemegang kuasa ekonomi. Dihadiahi tatapan iri serta bingung saat Raja lebih mempercayai kehadiran Hajime ketimbang para bangsawan tinggi Tenjiku.

"Bakatnya tidak perlu diragukan lagi. Saya bertaruh bahwa tuan Kokonoi akan sukses mengelolah bisnis Tenjiku." Ucapan penuh keyakinan dari Yasuhiro Muto--penasihat Raja semakin memperjelas pernyataan Izana. Alhasil, tidak ada lagi sosok penentang yang berani beraksi.

Melonggarkan kerah baju dengan membuka kancing, Izana membuat banyak dayang terpesona. "Melelahkan ...."

Kakucho tiba dengan tangan membawa beberapa kertas. "Izana-sama saya akan memberi tahu berita-berita serta perkembangan bisnis kita."

"Sebutkan." Izana terlihat malas sembari menikmati campuran teh hitam dengan beberapa jenis bunga.

"Sekilas tidak terjadi apapun dalam bidang penyaluran bahan baku menuju beberapa negera tetangga. Namun, Duke Kisaki Tetta berhasil menemukan beberapa bukti bahwa pasukan kita telah disuap pihak swasta sebagai jembatan pengiriman obat-obatan terlarang menuju luar Tenjiku."

Chorós | Kurokawa Izana x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang