éxi

200 37 4
                                    

Sejatinya kemewahan merupakan cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Jikalau orang berderajat tinggi akan menganggap suatu hal bukanlah kemewahan baginya, maka berbeda dengan mereka yang berderajat rendah. Tidak perlu limpahan keping emas untuk berendam atau menggunakan bulu hewan langka agar tubuh hangat, karena beberapa hal biasa sudah membuat beberapa orang merasa mewah.

Sejak awal kepala dayang selalu memberinya pakaian berbeda di setiap keadaan, sungguh bertolak belakang dengan dulu di mana ia harus memakai pakaian sama selama beberapa hari lamanya. Saat ini pula gaun putih tipis melekat pada tubuh hingga menciptakan paras seorang suci. Terkadang berpikir bila tidur saja disuruh menggunakan pakaian seindah ini apalagi ketika acara nanti?

Ia menggeleng keras. Tidak sepantasnya seorang budak berkhayal bak seorang putri.

Tok tok tok

Hendak menutup mata agar terjun menuju dunia mimpi, sayangnya niat harus diurungkan ketika sebuah suara seakan memanggil. Sepintas rasa takut menghampiri, menciptakan langkah pelan seraya menggenggam erat sebuah sisir berujung runcing, perempuan itu berniat membuka kedok seseorang di balik pintu balkon seorang diri.

Tok tok tok

Suara itu kembali terdengar, semakin dekat pula dirinya terhadap pintu yang membatas. Menggigit pelan bibir bawahnya kemudian membuka perlahan pintu di hadapannya. Sosok seorang pemuda berjubah hitam terlihat bersatu bersama indahnya langit malam. Rasa takut serta gelisah segera menghilang saat senyuman pemuda itu seolah menanti kehadirannya.

Ia bertanya dengan ragu. "Yang Mulia sedang apa di sini?"

Pemuda itu mendekat seraya tersenyum, mengambil alih sisir dari tangan pucatnya dan menyisir sekilas surai indah di pandangannya. Tanpa berkata-kata Sang Raja memakaikan jubah serupa lalu menggenggam erat kedua tangan. "Maukah Hime menemaniku kabur dari sini?"


•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Rencana kabur dari kastil berakhir sukses besar. Tidak diketahui bagaimana cara pemuda itu turun beserta dirinya dalam gendongan, yang pasti perempuan itu merasa tubuh mereka seakan-akan terbang di atas. Padahal Izana hanya melompat-lompat melewati setiap puncak kastil hingga berakhir keluar.

Tujuan awal Sang Raja adalah pusat kota. Sengaja memakai penyamaran agar khalayak tidak heboh dibuatnya. Satu persatu penjual menawarkan dagangan mereka, meski waktu sudah menunjuk pukul 11 malam tetap tidak membiarkan malam indah berakhir mencekam. Izana menarik salah satu lengan perempuan itu mencoba menuntunnya ke suatu tempat dan menikmati malam bersama. 

Pada akhirnya mereka sampai di sebuah bar terpencil setelah Izana tidak tertarik dengan semua hal di pusat kota. Sedari masuk ke dalam sana, Izana semakin mempererat genggamannya. Ia tidak ingin malam berakhir dengan kehilangan.

Chorós | Kurokawa Izana x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang