Glimpse of Us

726 123 8
                                    

Said  i'm fine. Said i'm move on, i'm only here passing time in your arms... 

Joji, Glimpse of Us.

Lily meremas dokumen yang dikirimkan dari kediaman Duke Asher. Dokumen tersebut berisi pemberitahuan bahwa Duke Asher menyerahkan semua aset kekayaannya pada mantan istrinya. Lily Auitesse. Duke yang menghilang, lalu memberikan semua asetnya padanya.

Sebenarnya apa yang Ash rencanakan?

Duke Asher dikabarkan menghilang saat perjalanan menuju pelabuhan. Beberapa wartawan berkonspirasi kalau ia meninggal akibat ledakan Blood Stone Bulet dari pasukan hantu.

Lily hanya mendengus kesal. Dunia belum tahu kalau Ash lah pelakunya. Begitupun dengan pasukan hantu milik Ash juga tak main-main. Tak ada jejak, tak ada satupun bukti yang mengarah padanya.

Awak kapal yang wajahnya tak diketahui dunia, juga produk pesawat yang teknologinya jauh melampaui semua produk di dunia. Ash benar-benar menyembunyikan kartu As nya serapih mungkin.

Menyelesaikan perkara Ash tak akan mudah. Jadi ia memutuskan menyelesaikan urusannya dengan keluarga Duchester dahulu.

Ia membawa beberapa bawahannya, Kolonel Nacth dan teman jalanannya, Meg. Pergi menuju rumah karantina Duchester dengan mobilnya.

"Kolonel, apa ada kabar terbaru mengenai Duke Duchester?"

"Tidak ada. Kudengar dia mewariskan semuanya padamu? Apa dia patah hati?  Aku tak menyangka orang menakutkan sepertimu bisa membuat seorang Raja Musim Semi jatuh cinta"

"Nacth, kau mau kubuat mengambang di sungai Venesia?" Jawab Lily

Kalimatnya membuat Lily kesal meski ia tahu itu hanya gurauan.

"Kak Lily, setidaknya dia jujur padamu. Tak ada pria yang berani padamu tau kecuali Marquis Dexter dari Syrdinea dan Pangeran Argus." Tambah Meg yang saat ini tidak lagi menggunakan bahasa isyarat. Bagaimanapun posisinya sekrang adalah asisten Lily.

"Ah pangeran berambut putih itu ? para perawat kami menyebutnya Peri musim dingin. Ah sial, aku saja yang pria iri sekali dengan wajah dan tubuhnya". Nacth menyahuti obrolan Meg. 

"Kau benar Kolonel. Tapi Marquis Dexter juga tak kalah keren. Bukankah dia mempertahankan Egypth sendirian?" 

"Ya, Meg. Dia ahli pedang yang gila. Aku tak percaya ada manusia yang mampu membelah meriam. 

Seniorku, Mayor Adler bahkan kewalahan menghadapinya dulu. Sayangnya kudengar dia playboy" 

"Kalau begitu dia tak boleh dekat dengan bos kita. Pasti ada banyak mayat gadis yang akan mengambang di sungai Venesia" sahut Meg.

"Meg, aku tak akan membunuh orang hanya karena cemburu". Kata Lily yang mulai kesal menjadi topik pembicaraan. 

"Kalau begitu pilihlah, Si tampan berambut putih atau Si sexy berambut hitam?" Tanya Meg pada Lily. 

Lily yang duduk di kursi belakang hanya melipat kedua tangannya. Menatap Meg dan Nacth dari kaca depan. 

"Sekali lagi kalian berbicara, aku akan mengirim peti mati pasangan ke kamar kalian masing-masing". Kata Lily dengan dingin. Keduanya membatu seketika.

"Maafkan aku Jenderal. Lempar saja Meg, jangan aku. " Lily memutar bola matanya.

"Perhatikan saja jalannya, Sir. berhenti berbicara". 

Kedua pengawalnya langsung diam seketika. Sejak bangun dari koma, semua sepakat. Sikap Lily berubah, menjadi semakin dingin.  

Sepanjang jalan Lily berkutat dengan berbagai pikirannya. Count Duchester di adili karena mengkhianati  penyalahgunaan kekuasaan yang di berikan Claudius Raja Phillip, ayah Lily dan Claudius. 

Hades & PersefoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang