Demeter : Vladimir Belyliev

809 150 8
                                    

Uni Soviet adalah negara yang 70% bagiannya adalah kawasan gunung es. Negara ku adalah negara terdingin pertama di dunia.

Rakyatku hanya punya dua pilihan dalam hidupnya. Bertahan atau mati. Negaraku hanya punya sedikit wilayah untuk ditanami gandum dan jagung. Oleh karena itu, makanan sangatlah penting bagi kami.

Sebagian besar rakyatku adalah petani, pemburu dan penambang. Bagi mereka, musim dingin lebih menakutkan di banding manusia. Para penduduk harus bersiap setiap menghadapi musim dingin yang panjang.

Saat malam para laki-laki harus berjaga memastikan api tetap menyala. Berharap keluarga yang mereka jaga mampu tidur dengan nyenyak. Sedikit saja lengah, kau akan mati karena luka dingin atau hipotemia.

Sedangkan saat siang hari, mereka haru bekerja, berburu dan menambang di tengah dinginnya cuaca. Bergelut dengan puluhan hewan buas. Beruang, macan kutub, srigala dan sebagainya.

Disini, hangatnya mentari sudah seperti mitos

Negaraku terkenal dengan sebutan 'Serigala penguasa Utara'. Pemimpin yang kuat terlahir dari kelompok yang kuat. Persis seperti kelompok Srigala yang menentukan pemimpinnya.

Dari generasi ke generasi, hanya yang paling kuat lah yang memimpin. Tak peduli garis keturunan siapa, tapi kuat adalah yang utama.

"Gia.. kau baik-baik saja?" tanyaku pada adik ku. Aku menurunkan carrierku. Lari kecil menghampiri Gia.

"Kakiku mulai gatal.." bisik Gia.

Aku memeriksa kakinya. Kulitnya memerah. Bibirnya membeku dan nafasnya terengah-engah. Rambut putih kami sudah penuh dengan salju.

Aku bahkan lupa kapan kami mencuci rambut kami. Kami sudah 4 hari tersesat digunung es. Aku memeriksa semua kulit wajah, leher dan lebam pada tubuh Gia.

Radang dingin, tingkat sedang.

Kulepas syalku. Lalu membalut kakinya yang terbalut sepatu boots. Aku membungkuk di depannya yang terduduk kelelahan.

"Naiklah... "

"Tapi kak... basecamp masih 5 km lagi."

"Kubilang naiklah! Jangan membantahku Georgina". Bentaku. Gia berjenggit kaget. Namun akhirnya ia menuruti perintahku.

Aku masih bisa merasakan betapa mengerikannya pelatihan yang ku lalui bersama Gia. Waktu itu umurku 15 tahun, dan Gia 12 tahun. Kami saling menjaga satu sama lain. Kami tak punya pilihan selain menyelesaikan semua pelatihan untuk menjadi yang terkuat.

10 tahun kemudian...

"Kau tak mau mengucapkan selamat padaku ?" Tanya Gia memamerkan lencana kenaikan pangkatnya. Aku tersenyum melihatnya. Lalu melipat kedua tanganku.

"Oh.. Kolonel Georgina? Senang bertemu denganmu". Sapaku sambil menekankan kata ' Kolonel' padanya.

"Marsekal, Sialan! Kau sudah liat lencanaku tapi masih salah sebut? Pangkatku sekarang Marsekal!" teriak Gia padaku. Aku tertawa. Langsung memeluk adik kebangganku.

"Aku becanda hahaha... kenapa kau marah sekali?" Ucapku sambil memeluknya dengan erat. Ia berusaha melepas pelukanku, namun aku malah semakin erat memeluknya.

"Jangan mengejeku Jendral!" Dengusnya.

Beberapa bawahannya tertawa melihat kami berdua. Mereka membicarakan 'Macan dan Srigala utara'. Itu adalah panggilan kami berdua di medan perang. Posisiku waktu itu sebagai Mayor Jendral besar angkatan darat sedangkan Gia yang saat itu posisinya kolonel angkatan udara.

Berkat prestasinya yang berhasil merebut beberapa tambang milik negara dari jajahan kerajaan Hansho, ia diberi kenaikan pangkat. Menjadi Marsekal, sedangkan aku diangkat jadi Jendral besar. Menggantikan jendral sebelumnya yang wafat dalam perang. Itu adalah posisi tertinggi dalam angkatan darat di negaraku.

Hades & PersefoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang