Art of Lie

879 163 6
                                    

Seni adalah kebohongan yang menyadarkan kita akan kebenaran

Pablo Picasso
.
.
.

Tak seperti biasanya, kediaman Duchester malam ini cukup sepi. Tak ada pesta, tak ada canda tawa. Tak ada alasan khusus.

Kepulangan Lily lah yang jadi penyebabnya. Lily bukan lagi bagian dari keluarga mereka yang di panggil anak yang gagal, tapi Duchess dari barat.

"Apa hanya kita berdua disini? Dimana ayah?" Tanya Lily pada kakaknya, Jasmine.

"Kau kemari tanpa surat kabar. Apa urusanmu?" Sinis Jasmine.

Lily mendengus. Memotong steaknya kecil-kecil, lalu melahapnya.

"Apa aku tak boleh pulang mengunjungi orang tuaku sendiri, kakak? Ah tidak.. Jasmine?" Lily menekankan kata Jasmine.

Reaksi yang di tunjukan wajah Jasmine tidak wajar. Seperti terlihat takut akan sesuatu. Rahangnya mengeras, keringat mengalir dari bahunya.

Wajarnya Jasmine akan marah saat orang lain tidak menghormatinya, tapi kali ini dia ketakutan.

"Ke-kenapa kau memanggilku begitu? A-apa aku berbuat salah padamu?" Gugupnya.

"Namamu kan Jasmine, haruskah ku ganti Jasbicth berwajah malaikat?" Lily menggigit kecil garpunya.

Brak!

Jasmine menggebrak meja. Beberapa wine di gelas tumpah. Para pelayan menunduk ketakutan. Yah.. para pelayan pasti sudah tahu topengnya. Namun, tak ada berani berbicara. Aku menyeringai.

"Jangan kira karena kau seorang Duchess kau bisa seenaknya. Disini, kau tetaplah anak yang gagal, Lily" ujar Jasmine dengan wajah datar.

Inilah sikap aslinya. Tanpa ayah, ibunya, dan kakaknya, tak ada Jasmine si polos.

"Aku sempat berpikir, sepertinya aku terlalu keren untuk jadi saudari para muka dua sepertimu" balasku sambil menuangkan wine.

"Apa kau kemari hanya untuk memprovokasiku?" Tanya Jasmine

Lily menggeleng, "Kudengar ayah mau membuka toko perhiasan. Aku akan menyuruhnya menggunakan namaku karena akulah penyuplai permatanya. Pasti bagus kan?" Jelas Lily.

Wajah Jasmine memerah. Count Duchester memiliki 3 toko perhiasan. Dua toko dinamai Rose Jewelry dan satu lagi toko Arloji, Steve O'clock. Jika ayahnya membuat satu lagi toko dengan nama Lily, artinya hanya Jasmine saja yang tak di buatkan toko.

"Kau pikir aku percaya?"

Lily menukik alisnya. Ia berdiri dan berjalan menuju kursi Jasmine. Ia tertawa kecil,

"Aku sendiri yang jadi suppliernya, kenapa harus bohong?"

Jasmine menyipitkan matanya " Apa kau pikir ayah akan lebih sayang padamu dari pada aku?"

Kena kau!

"Ahahahah... kau tidak tahu ya? Ayah sangat berterima kasih padaku karena aku menikah dengan Asher. Bisnisnya lancar karenaku, dan kau? Dapat apa?"

Hades & PersefoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang